Kupang-InfoNTT.com,– Perusahaan- perusahaan yang tergabung dalam organisasi Persatuan Pengusaha dan Peternak Sapi (PEPPSI) saat ini telah siap melakukan pengiriman ribuan ekor sapi untuk memenuhi kebutuhan ternak qurban di beberapa provinsi di Pulau Jawa dan Kalimantan.
Ketua Umum PEPPSI, Meidel Amtiran kepada media ini, Minggu (20/4/2025) di Sekretariat PEPPSI, mengatakan kegiatan usaha pengiriman sapi antar pulau dilakukan oleh masing-masing perusahaan anggota PEPPSI dengan mitra usahanya diluar NTT, PEPPSI sendiri secara organisasi tidak melakukan kegiatan usaha tersebut, tugas PEPPSI adalah mendukung dan membantu usaha semua anggotanya agar bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan regulasi pemerintah.
“Tugas kami memperjuangkan apa yang sedang dikerjakan oleh anggota atau perusahaan yang tergabung di PEPPSI. Karena saat ini perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam PEPPSI sudah siap melakukan pengiriman sapi. Anggota PEPPSI saat ini berjumlah 30 perusahaan sudah siap sapi yang di karantina 1000 ekor lebih khusus PEPPSI. Sedangkan di holding grown masing-masing pelaku usaha sekitar 2000 ekor yang siap dikirimkan ke beberapa daerah tujuan,” ungkapnya.
Meidel menambahkan, secara teknis perusahaan-perusahaan yang merupakan anggota PEPPSI telah menyiapkan seluruh keperluan, baik itu surat perizinan di tingkat kabupaten, provinsi dan juga menyangkut tindakan-tingkakan teknis di karantina.
“Secara administrasi semua sudah beres. Namun ada sedikit kendala pada armada muatan. Yang mana pengiriman akan dilaksanakan dengan tol lain. Dinas Peternakan Provinsi NTT juga berlaku adil dan memberi rekomendasi untuk seluruh perusahaan yang mengajukan permohonan diakomodir. Jadi karena mengakomodir seluruh permohonan maka kuota pengiriman setiap perusahaan sangat terbatas, kurang lebih hanya sekitar 25 sampai 50 ekor setiap perusahaan,” ujar Ketua Umum PEPPSI.
Meidel juga menjelaskan, dengan keterbatasan penetapan kuota pemuatan kapal tol laut ini, PEPPSI berharap ada penambahan armada pengangkut yaitu kapal kargo agar pengiriman ternak sapi qurban bisa tiba di daerah tujuan tepat waktu , karena ini menyangkut hubungan relasi setiap perusahaan Dimana ada kesepakatan, bahwa minimal satu bulan sebelum hari raya Idul Adha sapi-sapi sudah harus tiba di daerah tujuan, karena butuh pemulihan dan penyegaran kembali sapi-sapi tersebut sebelum dijual kembali.
“Sekarang sudah pertengahan April. Artinya waktu sudah sempit sedangkan sapi masih tertahan di karantina. Maka sebagai Ketua PEPPSI saya ingin menyuarakan agar orderan sapi-sapi qurban yang ada secepatnya dilakukan pengiriman ke daerah tujuan.
Sebelumnya terkait armada juga PEPPSI telah bersurat ke Kementerian Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Laut pada 20 Maret 2025 untuk permohonan kebijakan penggunaan kapal kargo. Surat PEPPSI kemudian dibalas oleh Dirjen Perhubungan Laut pada 14 April 2025. Para perusahaan tinggal menunggu arahan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Kupang agar kapal segera merapat ke pelabuhan,” ungkap Meidel Amtiran.
Ia menambahkan, inti dari balasan surat tersebut, Kementerian Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Laut menyetujui permintaan PEPPSI untuk memperbolehkan penggunaan kapal kargo, namun juga harus melakukan koordinasi dengan instansi terkait di NTT terkhususnya Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Kupang serta Dinas Peternakan Provinsi NTT.
“Syaratnya kapasitas tol laut benar-benar tidak mampu dan sapi kurban pun harus sudah siap. Intinya semua syarat sudah terpenuhi bahkan secara administrasi sudah lengkap. Bahkan sapi-sapi juga sudah ada di karantina kurang lebih 2 minggu. Jadi kami tinggal menunggu waktu setelah libur Paskah saja. Semoga hari Selasa sudah ada keputusan, sehingga sapi kurban yang saat ini sudah ada di karantina dapat dimuat ke kapal untuk secepatnya dikirim,” terang Meidel Amtiran.
Dirinya juga menyampaikan berdasarkan surat dari Kementerian Perhubungan tanggal 14 April tersebut, perusahaan yang merupakan anggota PEPPSI sudah memesan kapal kargo. Saat ini sudah berada di perairan Kupang tepatnya sekitaran Hansisi. Karena kapal kargo yang disiapkan juga harus sesuai dengan standar keselamatan dan kesehatan.
Selain itu, Meidel berharap pemerintah daerah bisa membantu kita percepat persetujuan penggunaan kapal kargo. Agar pengusaha tidak mengalami kerugian lebih banyak, karena diketahui bersama bahwa saat ini tata niaga sapi di NTT tidak sedang baik-baik saja.
“Walaupun merugi, para pengusaha sapi tetap bekerja profesional untuk menjawab kebutuhan sapi di luar daerah dan menjaga relasi antara NTT dan daerah tujuan pengiriman. Menjaga kemitraan dengan relasi-relasi di luar sangat penting. Jadi walaupun mengalami berbagai kesulitan, namun perusahaan-perusahaan anggota PEPPSI tetap menjalankan usaha ini dengan lapang dada. Semoga apa yang menjadi persoalan saat ini secepatnya pada pekan depan sudah teratasi,” tandasnya.
Laporan: Chris Bani