Mata Jemaat Betania Menu Klasis Amanatun Selatan

Penulis: di jemaat Betania Menu

Nunkolo-AmanatunSelatan, infontt.com.- Salah satu Mata Jemaat yang tergabung dalam Jemaat Wilayah Efata Nunkolo yakni Mata Jemaat Betania Menu’, di dusun Menu’ desa Nunkolo. Jemaat ini terletak di wilayah Dusun 3 Desa Nunkolo. Jarak tempuh ke mata jemaat ini sekitar  15 – 20 menit dengan bermotor dari pusat desa Nunkolo. Jemaat ini berada di bibir pantai Menu’.  Masyarakat pesisir yang semestinya berprofesi sebagai nelayan profesional, namun tak dapat seperti itu oleh karena lautan luas (samudera) yang cukup membahayakan.

Menurut Ketua Majelis Jemaat Wilayah Efata Nunkolo, Pdt Nuh Ben Tnunay, mata jemaat Betania Menu’ terdiri atas 4 rayon pelayanan. Di dalam empat rayon pelayanan ini terdapat sekitar 90 kepala keluarga.

Bacaan Lainnya

Jumlah yang belum mencapai 100 kepala keluarga. Pada hari-hari perayaan dan refleksi Minggu Sengsara, salah satu di antara hari-hari itu mereka merayakan Perjamuan Kudus. Perjamuan Kudus diterimakan kepada mereka oleh karena pelayan yang hanya seorang untuk membagi diri dalam dua tempat pelayanan yang berjauhan.

Mereka sangat menghargai tugas gerejawi yakni pelayanan. Dalam kesederhanaan pengetahuan teologi dan alkitabiah serta pengetahuan ke-GMIT-an mereka saling memberi semangat untuk pelayanan jemaat di tempat ini. Hal ini terlihat pada tampilan dan pelayanan yang sederhana pada saat perjamuan kudus, para presbiter melayani dengan amat ramah pada anggota sidi yang hadir mengikuti perjamuan kudus. Menyapa untuk memasuki ruang ibadah dengan amat ramah, terlebih pada tamu yang datang pada hari itu.

Ada kekhasan atau keistimewaan dari jemaat di sini yakni orang tertentu dapat mengendalikan binatang buas yakni buaya, demikian disampaikan oleh Pdt Nuh Ben Tnunay. Seorang ibu memiliki keistimewaan untuk mengendalikan buaya di muara.  Beberapa peristiwa menarik di antaranya bila buaya-buaya itu memangsa manusia, maka jenazahnya dapat dimintakan kembali. Bila buaya sudah memangsa sebahagian besar tubuh, maka sisanya dapat diambil setelah diminta oleh ibu yang menjadi pawang buaya tersebut.

Menurut penuturan beberapa orang yang disampaikan kepada media ini, siapa pun yang berkunjung ke Pantai Menu’ harus waspada, berlaku baik pada alam, tidak merusak alam, termasuk mengotori pantai. Bila hal itu terjadi berkali-kali, para penghuni muara pada satu masa tertentu akan memangsa siapa pun yang berada di sana. Pengendaliannya hanya dapat dilakukan oleh satu atau dua orang yang memiliki keistimewaan itu (pawang).

 

Laporan: Roni Bani

Pos terkait