Amarasi-InfoNTT.com,- Mengembangkan potensi pesepakbola usia muda tentu tak mudah. Sepak bola merupakan cabang olah raga terfavorit di dunia. Permainan si kulit bundar ini digemari oleh hampir semua kalangan, mulai anak-anak hingga orang tua, baik di perkotaan maupun pelosok desa, tak terkecuali di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Tidak jarang pemain bola berkelas dunia muncul dari pelosok desa. Mohamed Salah, anak desa di Mesir berhasil meniti prestasi dari bawah hingga menjadi pesepakbola berkelas dunia. Pria kelahiran Nagrig, sebuah desa pertanian di sebuah daerah terbuka yang hijau 100 mil di utara Kairo, Mesir.
Demikian juga di NTT, beberapa pesepakbola berbakat sudah lahir bahkan kini memperkuat tim nasional (Timnas). Beberapa pemain lain asal “Bumi Flobamora” juga telah dan kini merumput di klub-klub bergengsi.
Ini agaknya yang menambah keyakinan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) NTT sejak beberapa tahun terakhir fokus mengembangkan potensi pemain-pemain usia muda agar menjadi pemain profesional di klub maupun tim nasional.
Namun selain PSSI, ada kader muda Gerindra yang juga Sekretaris Komisi V DPRD NTT, Jan Pieter Dj. Windy, S.H.,M.H yang ikut peduli sepak bola daerah. Sebut saja Turnamen Sepak Bola Tesbatan JPW-Sober Cup yang kini sudah memasuki usia ke sembilan.
Aktivis GMKI ini memiliki keyakinan bahwa klub-klub dari desa hingga kabupaten dan kota di NTT memiliki pesepakbola usia muda berbakat yang bisa digemleng untuk menjadi pemain nasional, bahkan internasional.
Turnamen Sepak Bola Tesbatan JPW-Sober Cup yang digagas Farry Francis dan kini dilanjutkan oleh Jan Windy bersama Serena Cosgrova Francis perlahan mendata semua pemain untuk kemudian diseleksi dan diperjuangkan masa depannya ke tingkat yang lebih tinggi. Hal ini diprogramkan agar bisa mencapai level lebih baik.
Jan Pieter Dj. Windy mohon doa dari seluruh masyarakat NTT agar niat dan ikhtiar dalam membangun sepak bola NTT mendapat harapan yang maksimal dan juga mampu melahirkan pesepakbola usia muda berbakat. Ia kini tengah fokus ke pembukaan berbagai turnamen di beberapa wilayah untuk pembinaan pemain di tingkat usia muda dengan harapan dapat berprestasi lebih baik nantinya.
Menurutnya, lewat Turnamen Sepak Bola Tesbatan JPW-Sober Cup, diharapkan bisa menjadi ajang pembinaan atlet atau pesebakbola potensial di desa ini sekaligus ajang seleksi untuk tim sepak bola di tiap kabupaten.
Kompetisi ini juga bisa menjadi wahana pembinaan atlet sekaligus ajang pengembangan tim agar ke depan, dengan gelaran kompetisi yang rutin, maka tim yang ada bisa berkembang menjadi tim-tim yang tangguh dan profesional.
Tentunya ini sangat tergantung dari komitmen bersama dengan didukung pemerintah melalui asosiasi tiap kabupaten untuk terus berupaya mencari pesepakbola berbakat terutama yang usia muda untuk dibina, termasuk pembinaan terhadap klub-klub yang ada di NTT.
Sejatinya pembinaan pesepakbola sejak usia dini dan dilakukan dengan upaya sungguh-sungguh akan melahirkan para pemain handal yang mampu mengukir prestasi di level nasional, bahkan internasional. Jadi, untuk melahirkan kembali pembangunan hebat NTT yang pernah dan kini sedang membela Timnas agaknya bukan sekedar sebuah mimpi jika dimulai dengan niat dan dibarengi ketulusan.
“Kelompok pecinta sepak bola di desa banyak digandrungi oleh berbagai kalangan masyarakat. Khususnya untuk masyarakat kalangan menengah ke bawah. Maka dari Tesbatan, Amarasi saya ingin berpesan bahwa Turnamen Sepak Bola Tesbatan JPW-Sober Cup bukan saja magnet hiburan tapi kedepan akan menjadi catatan sejarah lahirnya atlet handal dari turnamen ini,” ungkapnya.
Laporan: Chris Bani