Soe-InfoNTT.com,- Para korban pengeroyokan oelh perangkat Desa Batnun Kecamatan Amanuban Selatan yakni Albinus Faot, Amin Faot dan Casio Alfonso sudah dibawa oleh anggota Polsek Amanuban Selatan ke Puskesmas Panite untuk dilakukan visum oleh dokter Evolonia Sanam, Senin 02 November 2020 malam, namun hingga saat ini hasil visum belum di keluarkan oleh dokter.
Menanggapi hal ini, Anggota DPRD TTS Gustaf Nabuasa, Senin (09/11/2020) mempertanyakan hasil visum dokter yang hingga saat ini belum keluar. Persoalan apa yang menunda hasil visum ini belum diterbitkan, pada hal setelah korban dikeroyok dan melaporkan ini ke penegak hukum, polisi langsung membawa korban untuk divisum.
“Sampai hari ini dokter di Puskesmas Panite belum mengeluarkan hasil visum. Ada apa? itu tugas dokter demi kepentingan Negara, sebab ada rakyat dianiaya, kemudian para korban didampingi polisi yang piket pada saat itu ke Puskesmas dan telah di visum, tetapi belum ada hasil yang dikeluarkan. Pada intinya jika ini berkelanjutan maka pasti dapat mengganggu proses hukum yang sedang berjalan di kepolisian.
Menurut politisi PDIP ini, sangat tidak mungkin TKP di Amanuban Selatan lalu visum diperoleh dari dokter di luar Puskesmas Panite, sebab Amanuban Selatan punya dokter sendiri sehingga, diharapkan agar kedepan Polsek sendiri tidak dipertanyakan hanya karena masalah hasil visum yang belum keluar atau hasil visum beda alamat dagan kasus yang terjadi.
Gustaf Nabuasa percaya dan menyerahkan penuh kasus ini kepada pihak yang berwajib, dalam hal ini kepolisian di Polsek Amanuban Selatan yang akan memproses kasus ini sesuai prosedur yang berlaku, karena sudah ada laporan polisi dan korban, ditambah lagi keadaan korban yang memar di mata serta pembengkakkan di bagian belakang kepala korban.
“Sebagai anggota DPRD Komisi I, saya sangat menyesal. Rakyat harus dilindungi bukan dianiaya kemudian dikeroyok, coba keadaan ini di balik, bagaimana jika rakyat yang melakukan kekerasan terhadap aparat pemerintah? Pasti hasil visum itu langsung keluar,” ujar Gustaf.
Agar tidak ada pemikiran lain terlecut dari benak rakyat pada umumnya dan khusus para korban, Gustaf berharap hasil visum segera dikeluarkan dan meminta Bupati TTS serius mengikuti setiap persoalan, karena Kepala Desa diangkat sumpah oleh bupati.
”Setiap program yang dikerjakan oleh Kepala Desa itu cerminan seorang Bupati, tentunya juga tidak dengan kekerasan, karena kekerasan dilarang dan tidak ada dalam SK kepala desa,” tegas Gustaf.
Sedangkan Ketua Pospera TTS Yerim Yos Falo juga ikut prihatin dengan hasil visum yang hingga saat ini belum keluar. Pospera menegaskan akan segera datangi Puskesmas Panite untuk meminta hasil visum dokter terhadap korban pengeroyokan itu.
“Hari ini kami ke dokter untuk tanyakan, sebab Sabtu kemarin tanggal 7 November 2020 Pospera sudah ke Polsek minta juga tanda terima laporan pertama yang belum diberikan kepada korban, dan sekalian kami cek hasil visum.
Yeri menegaskan, jika hasil visum belum ada dan belum ada kejelasan soal kasus ini, serta para pelaku dibiarkan berkeliaran, maka Pospera akan melaporkan ke Polres TTS untuk memperhatikan kasus ini.
Sedangakn Dokter Evolonia Sanam ketika ingin diwawancarai via telepon seluler terkait hasil visum, mengatakan sementara rapat.
“Saya ada rapat, nanti saja,” kata Dokter Evolonia Sanam menjawab telepon wartawan.
Laporan: Welem Leba