Amarasi Raya, infontt.com Sebanyak 16 orang peserta workshop (WS) Bahasa Daerah asal Timor Leste berkunjung ke Amarasi Selatan. Mereka berada di SD Inpres Nekmese’ salah satu sekolah dasar di pedesaan yang menerapkan pendekatan multi bahasa (multi lingual education (MLE)) dalam proses pembelajaran. SD Inpres Nekmese’ menerapkan trilingual education yaitu: Bahasa Amarasi, Bahasa Melayu Kupang dan Bahasa Indonesia.
Para peserta WS ini ingin berbagi pengalaman dan mendapatkan pengalaman baru dari pendekatan MLE.
Mereka diterima oleh Kepala SD I Nekmese’, Oktovianus Bani, S.Pd dan rekan-rekannya. Dalam paparannya di depan para peserta WS ini, bahasa daerah sebagai bahasa pengantar di kelas rendah, sedangkan di kelas tinggi yaitu kelas 4, 5 dan 6, para guru sudah harus menggunakan bahasa nasional (Bahasa Indonesia) di samping bahasa pengantar yang lebih dekat dengan bahasa nasional yaitu Bahasa Melayu Kupang.
Guru Kelas 6 SD I Nekmese’ menjelaskan program literasi 15 menit sebelum PBM dimulai. Guru yang bersangkutan menunjukkan beberapa produk tulisan berbasis lokal di antaranya Modul Bahan Ajar Bahasa Daerah Amarasi (buku 1 dan 2),
Dari peserta mereka membagi pengalaman bahwa di RDTL, program belajar bahasa daerah sudah menjadi kewajiban, masuk dalam kurikulum. Bahasa daerah wajib dipakai lisan dan tulisan. Seluruh bahasa daerah di RDTL sedang giat-giatnya dieksplorasi untuk pembelajarannya di sekolah-sekolah.
Di akhir pertemuan yang sifatnya sharing itu, mereka berharap bahasa daerah akan terus dipertahankan, dan kunjungan seperti ini sangat berharga sehingga diharapkan ada kunjungan balasan dari Timor Barat-Indonesia. (roni)