Kritik Keras!! Panitia Syukur Natal Petani Kabupaten Kupang Kurang Kreatif Cari Dana

Ketua Ikatan Kaum Intelektual Fatuleu, Asten Bait.

Oelamasi-InfoNTT.com,- Asten Bait, aktivis muda Kabupaten Kupang yang juga Ketua Umum Ikatan Kaum Intelektual Fatuleu (IKIF), tidak bisa diam melihat ketidakadilan yang terjadi di sekitarnya.

Kali ini, dia menyoroti panitia Syukur Natal Petani Kabupaten Kupang tahun 2025 yang dinilai kurang kreatif dalam mencari dana. Musim penghujan ini, petani sudah kesulitan dana untuk mengurus sawah dan ladang, tapi panitia Syukur Natal petani malah memungut anggaran dari kelompok tani untuk perayaan ibadah Natal.

Bacaan Lainnya

“Bapak Bupati sudah berjuang lewat Pemerintah Pusat khusus Kementerian Pertanian untuk mendapatkan begitu banyak bantuan. Jangan kemudian kerja keras Bupati Kupang malah membuat petani kembali berpikir mencari dana lagi memberikan sumbangan untuk perayaan Natal. Mereka mendapatkan bantuan Alsintan karena tidak mampu membeli, ini sebaliknya malah ada pungutan sukarela untuk para kelompok tani penerima bantuan Alsintan lagi,” ujar Asten, Rabu (17/12) siang.

Natal Syukur Petani akan digelar di Aula Gereja Elim Naibonat pada 22 Desember 2025, tapi menurut Asten, apakah panitia sudah siapkan anggaran sebelumnya? Ataukah baru mau cari dana. Mestinya kegiatan Natal ini sudah dipersiapkan jauh hari.

Menurutnya, anitia Syukur Natal petani seharusnya mencari dana lain, bukan dari kelompok tani yang sudah kesulitan. Apakah panitia tidak tahu bahwa petani sedang berjuang untuk mengurus sawah dan ladang di musim penghujan ini?

“Jika semua program bantuan kepada masyarakat kecil dijadikan alasan untuk mendapatkan dana guna sukseskan kegiatan apalagi untuk Natal, maka alangkah baiknya tidak usah berikan masyarakat bantuan sama sekali,” kata Asten Bait dengan nada kesal.

Dirinya mengusulkan bahwa panitia Syukur Natal selesai ini seharusnya lebih kreatif dalam mencari dana. Bisa mengadakan bazar, penggalangan dana, atau bahkan meminta sumbangan sukarela dari pemerintah dan BUMD. Tapi sebaliknya jika memungut anggaran dari kelompok tani, itu tidak adil.

“Kita tidak tahu apa alasan panitia Natal memungut anggaran yang katanya sukarela dari kelompok tani. Tapi, yang jelas, ini bukanlah cara yang tepat. Panitia harus mencari dana lain yang tidak membebani petani. Kita berharap panitia bisa lebih kreatif dalam mencari dana untuk perayaan ibadah Natal. Jangan memungut anggaran dari kelompok tani yang sudah kesulitan. Ini bukan tentang Natal, tapi tentang keadilan dan kebijaksanaan,” tegasnya.

Asten mengharapkan agar pesan moral ini didengar dan dicatat dengan baik. Jangan kemudian perayaan Natal dibayar dengan keringat dan air mata petani. Natal yang membawa sukacita dan kebahagiaan bagi semua. Apalagi Pemkab Kupang juga sudah menggelar Ibadah Natal. Alangkah baiknya jika semua berkumpul dan beribadah bersama-sama di Oelamasi.

“Mari kita jadikan Natal kali ini lebih berguna, sebagai momentum untuk memperbaiki cara kita dalam mencari dana dan membantu masyarakat. Jangan lagi memungut anggaran dari kelompok tani yang sudah kesulitan. Kita semua berharap agar panitia Syukur Natal Petani Kabupaten Kupang dapat memperbaiki kesalahan dan kedepannya boleh mencari dana dengan cara yang lebih adil dan kreatif,” tandasnya.

Editor: Chris Bani 

Pos terkait