Isu SARA dan Politik Identitas Gerogoti Kampanye Damai di Pilkada Kabupaten Kupang

Kupang-InfoNTT.com,- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kupang telah melakukan deklarasi kampanye damai yang ditandatangani oleh kelima pasangan calon. Sayangnya harapan KPU sedikit sirna lantaran adanya paslon yang memakai isu suku untuk nafsu politiknya.

Ketua DPD II Golkar Kabupaten Kupang, Daniel Taimenas mengatakan bahwa saling menghargai perbedaan menjadikan kita bangsa yang besar.

Bacaan Lainnya

Ia mengajak masyarakat Kabupaten Kupang untuk menghargai perbedaan dan menjadikan Pilkada Kabupaten Kupang bebas dari hoaks, tidak politisasi SARA, tidak melakukan politik uang, serta tidak menyebarkan ujaran kebencian.

Menurutnya, terlalu dangkal seorang calon pemimpin memakai isu suku sebagai asupan kampanye. Karena politik identitas adalah cara berpolitik yang bisa menyerang golongan tertentu yang menimbulkan diskriminasi hingga radikalisasi.

“Kita hidup di tengah aneka ragam perbedaan. Mari berpolitik sehat, karena kita akan memimpin Kabupaten Kupang dengan begitu banyak perbedaan. Jadilah calon pemimpin untuk seluruh masyarakat Kabupaten Kupang, bukan untuk suku tertentu saja,” ujarnya.

Hal senada disampaikan politisi Gerindra, Jan Pieter Windy, bahwa masyarakat Kabupaten Kupang sudah cukup cerdas dalam memilih pemimpin.

Anggota DPRD NTT ini memastikan politik identitas dan politik SARA hanya digaungkan oleh calon yang tidak memiliki kelebihan dan prestasi sehingga hanya dapat menjual isu murahan tersebut.

“Masyarakat sudah cukup paham, pilkada ini kita memilih pemimpin bukan kepala suku. Harusnya yang dijual adalah program dan prestasi para kandidat. Tapi sudahlah, kita sadar betul bahwa ada oknum kandidat yang kebingungan cara menjual program atau prestasi, karena memang dia tidak memiliki itu,” jelasnya.

Jan Windy mengatakan bahwa kandidat yang menjual isu rendahan justru sedang berusaha membodohi masyarakat serta menganggap bisa membodohi masyarakat terus menerus.

“Saya percaya dalam memilih pemimpin, masyarakat Kabupaten Kupang tentu akan melihat seperti calon sebelum, apakah dekat dengan masyarakat dan punya visi? Ataukah saat maju saja berusaha dekat dengan masyarakat dengan cara menjual isu suku agar terlihat dekat dengan masyarakat karna satu suku?,” tanya Jan Windy.

Dirinya mempertanyakan apa yang sudah dibuat oleh calon pemimpin tersebut. Jangan bodohi dan korbankan masyarakat dengan isu SARA untuk kepentingan politik.

Laporan: Chris Bani 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *