Lantunan Doa dan Air Mata Korban Seroja Basahi Gedung DPRD Kabupaten Kupang 

Nampak masa aksi korban seroja sedang gelar doa bersama di depan Kantor DPRD Kabupaten Kupang.

Oelamasi-InfoNTT.com,- Puluhan mahasiswa dan ratusan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Peduli Korban Seroja Kabupaten Kupang menggugat Pemerintah Kabupaten Kupang dan DPRD Kabupaten Kupang dengan melakukan aksi damai jilid 3 di depan Gedung DPRD Kabupaten Kupang, Rabu (29/11/2023) siang hingga sore.

Dalam gugatannya ada berbagai tuntutan yang disampaikan para demonstran. Di mana aliansi pemuda dan masyarakat korban Seroja ingin meminta penjelasan dan klarifikasi secara resmi terkait keberadaan sejumlah uang yang belum tersalurkan. Aliansi juga meminta pemerintah daerah Kabupaten Kupang segera menyalurkan bantuan bagi masyarakat sesuai hak sebagai korban seroja untuk para penyintas yang sudah terdata.

Bacaan Lainnya

“Kami minta Pemkab Kupang segera tepati janji manis kepada masyarakat Desa Pukdale di Kecamatan Kupang Timur dan seluruh data penyintas. Jika tidak maka kami aliansi meminta penegak hukum memeriksa dugaan pemalsuan dokumen atau data-data masyarakat Kabupaten Kupang yang dikirim ke BNPB pusat,” ungkap Koordinator Aksi Melianus Alopada.

Selain itu masa aksi juga menuntut pihak penegak hukum segera memeriksa para pihak ketiga yang tidak menyelesaikan pekerjaan dalam membangun rumah warga terdampak Seroja. Di mana dalam persoalan ini ada bantuan yang dikelola oleh pihak ketiga.

“Kami harap Ketua DPRD segera koordinasi dan rapat bersama anggota untuk segera membentuk pansus dan melakukan kajian ulang terhadap penyaluran bantuan dana seroja di Kabupaten Kupang,” ujarnya.

Alopada juga menyampaikan kekecewaan terhadap Bupati Kupang dan DPRD yang tidak mampu bersinergi menjawab berbagai tuntutan masyarakat ini. Yang mana pada prinsipnya apa yang menjadi tuntutan aliansi wajib dijawab dengan dialog dan praktik, karena pada prinsipnya ada kebijakan yang bisa diputuskan di daerah yang harus kami sampaikan ke pusat.

Pantauan media, aksi berjalan lancar dan damai, tak ada tindakan anarkis. Masa aksi sebelum membubarkan diri, mereka melakukan pembakaran lilin sebagai simbol matinya nurani eksekutif dan legislatif sembari berdoa agar Tuhan, alam dan leluhur merestui perjuangan mencari keadilan ini.

Nampak masyarakat menyanyikan lagu perjuangan dan berdoa sembari menangis di depan Gedung DPRD Kabupaten Kupang. Walaupun pulang dengan kekecewaan, namun masyarakat puas suaranya bisa didengungkan langsung di lembaga DPRD Kabupaten Kupang.

Laporan: Chris Bani 

Pos terkait