Kupang-InfoNTT.com,- Pertanian merupakan sektor potensi yang memegang peranan penting dalam pembangunan suatu daerah. Kabupaten kupang sebagai suatu kabupaten yang memiliki wilayah seluas 5.298,13 km2 memiliki beranekaragam tanaman pertanian yang unggul dan dapat dijadikan sumber pendapatan bagi masyarakat seperti tanaman pangan berupa jagung, pisang, umbi-umbian, kacang-kacangan, dan berbagai jenis sayuran.
Namun sayang, potensi ini ternyata belum tergarap secara maksimal sehingga belum banyak memberikan kontribusi bagi perekonomian masyarakat. Bahkan menurut Survey BKKBN pada akhir Tahun 2022, Provinsi NTT berada di posisi teratas sebagai daerah yang memiliki angka stunting tertinggi di Indonesia sebesar 37,8 persen.
Kondisi inilah yang membuat Amelia Stefanie Loemau terpanggil meninggalkan hiruk pikuk kenyamanan ibu kota, dan lingkungan pertemanannya di Jakarta untuk menjalankan usaha pertanian di Kabupaten Kupang.
Wanita yang biasa disapa Stefi ini bercita-cita memajukan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat NTT di bidang pertanian dan peternakan Kabupaten Kupang, dengan program nyata “Hijaukan NTT”.
Berbeda dengan Kedua Kakaknya yang memilih menetap di Australia dan yang seorang di Jakarta, Stefi lebih memilih hijrah ke NTT untuk membangun daerah asal kedua orang tuanya. Ia merasa pencapaian hidupnya belum lengkap tanpa memberikan sumbangsih terhadap pembangunan NTT, khususnya Kabupaten Kupang.
Stefi merasa terberkati dan bangga sebagai Putri dari Keberagaman Flobamora. dilahirkan dari garis keturunan ayah yang mewariskan nama keluarga Loemau dari Rumah Adat Uma Malae, Li Naen asal Kletek Besikama, dari garis kakek keluarga bapak dan dari garis keluarga nenek yang berasal dari Suku Sabu dan merupakan garis Keturunan keluarga Dimu dari Kota Seba. Saat ini sebagian keluarga masih berada di Ledeana – Sabu.
Di sisi lain, Stefi memiliki ibu yang bermarga Teflaka berasal dari Timor Nikiniki, yang sebagian keluarganya saat ini tinggal di Oenaen. Dari kakek pada garis keturunan ibu, berasal dari keluarga besar Padja bernama Rade Padja.
Sedangkan dari pihak nenek dari keturunan ibu berasal dari perkawinan campuran Sumba dan Sabu dengan nama keluarga Ndjalapaty – Muhu, dan sampai sekarang keluarga besarnya masih berada di Payeti-Sumba Timur.
Semasa sekolah, Stefi di Jakarta sering mendengarkan kisah-kisah Keberagaman Nuansa Flobamora dari sang ibunda, Margareth Teflaka yang lahir dan menempuh pendidikan pada sekolah terkenal di Tahun 60-an yaitu SMA Syuradikara – Ende.
Dari sang ibunda, Stefi banyak mendengar cerita dan belajar mengenai cara hidup dan adat istiadat masyarakat Flobamora. Hal ini membuat dirinya tergelitik untuk mengetahui lebih banyak dan berkontribusi terhadap NTT.
Semangatnya untuk membangun Masyarakat NTT, khususnya Kabupaten Kupang semakin membara, setelah mendengarkan berbagai kisah dari sang ayah, Bapak Alfons Loemau.
Ayahanda Stefi merupakan seorang Putra Belu – Sabu yang lahir dan dibesarkan di Atambua, dan kemudian menempuh pendidikan disekolah Kristen dan melanjutkan pendidikannya STM kupang sebelum kemudian merantau dan melanjutkan di STM Surakarta Solo.
Sang ayah merupakan Anggota Kepolisian dan juga merupakan sosok Putra NTT Senior Polri yang cukup dikenal baik oleh sebahagian warga NTT di Jakarta maupun di NTT.
Sebagai seorang Polisi yang selama bertugas banyak mendapat pengalaman dari berbagai daerah baik dalam maupun luar negeri, Stefi banyak mendapatkan pelajaran dan informasi terkait kondisi perekonomian dan pertanian diberbagai daerah termasuk NTT. Kondisi inilah yang semakin menantang dirinya untuk dapat membangun perekonomian NTT melalui sektor pertanian.
Dari pengalamannya menjelajah berbagai daerah termasuk di beberapa negara seperti Australia, Jepang, Hongkong maupun Singapura, Stefi melihat potensi pertanian Kabupaten Kupang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi maju seperti negara-negara tersebut.
Saat ini, Stefi mengelola lahan perkebunan kelor dan buah-buahan tropis di kawasan Noelbaki yang dikenal dengan nama Stefanie Farm, serta perkebunan Sereh merah untuk jenis minyak Sitronela,tanaman jagung, sorghum dan budi daya pisang Dili di Oelamasi, Kabupaten Kupang yang dikenal dengan nama Rumah Suling Stefanie, dengan konsep “Zero Waste/ Bebas Sampah”.
Dalam menjalankan usahanya tersebut Stefi mengusung konsep “Zero Waste/ Bebas Sampah”, sebuah konsep yang saat ini banyak diterapkan di negara-negara maju. Selain itu, saat ini Stefi juga sedang merambah ke sektor perikanan air tawar.
Stefi bertekad agar Generasi Milenial NTT tergugah dan membuka pola pikirnya untuk mengembangkan sektor pertanian. Anugrah akan berbagai potensi komoditi lokal pertanian dan juga masih banyak lahan luas yang dapat dimanfaatkan.
Stefi juga berharap dengan pengelolaan kebun yang saat ini ia lakukan dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi Masyarakat Kabupaten Kupang. Dirinya optimis ke depannya NTT bisa dikenal dari hasil pertanian, peternakan, bahkan perikanan air tawar tersebut.
Menurut Stefi, para Generasi Milenial NTT yang ingin memulai menjalankan usaha pertanian, peternakan, maupun perikanan air tawar dapat memulai dari memberdayakan halaman rumah yang ada.
“Sebuah langkah kecil yang merupakan awal untuk mencapai mimpi besar. Dengan kondisi masyarakat yang memiliki kesadaran untuk pengembangan tanaman pangan tersebut, setidaknya persoalan stunting bagi balita NTT akan mengalami perbaikan walaupun secara perlahan,” ujar Stefi
Bagi Stefi seorang anak muda janganlah takut untuk mencoba suatu hal baru, karena jika pun gagal, kegagalan merupakan bagian dari belajar. Stefie berharap kedepannya, banyak Generasi Milenial NTT yang turut mengikuti jejaknya tersebut.
Amelia Stefanie Loemau – Pendiri Stefanie Loemau Farm dan Rumah Suling Stefanie Loemau dan Wakil Ketua Umum Bidang Pertanian Kadin NTT periode 2021-2026 bertekad menghijaukan NTT dengan hasil pertaniannya di mulai dari Noelbaki Kabupaten Kupang.(***)