Gubernur dan Wakil Bupati Kupang Hadiri Peletakan Batu Pertama Gedung Gereja Mizpa Tetebudale

Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe, saat mendampingi Gubernur NTT melakukan peletakkan batu pertama pembangunan gedung gereja jemaat Mizpa Tetebudale.

Oelamasi-InfoNTT.com,- Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe, menghadiri sekaligus mendampingi Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, dalam acara peletakkan batu pertama pembangunan gedung gereja jemaat Mizpa Tetebudale, Minggu (24/04/2022) pagi, di halaman gedung Gereja jemaat Mizpa Tetebudale, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang.

Acara ini berlangsung meriah, diawali dengan penyambutan menggunakan tarian adat Tebe Lai dari para penari. Turut hadir Ketua Sinode GMIT Pendeta Merry Kolimon, Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Kupang Yohanis Mase, Anggota DPRD Kabupaten Kupang Deasy Ballo – Foeh, Kapolsek Kupang Timur Viktor Adi Saputra, para pimpinan OPD lingkup Kabupaten Kupang dan Provinsi NTT, Camat Kupang Timur Deny Tadoe, tokoh agama, tokoh masyarakat dan awak media.

Bacaan Lainnya

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) dalam sambutannya mengatakan, setiap manusia memiliki kemampuan intelektual dan spiritual. Sebagai manusia, hidup harus memiliki visi dan misi.

“Visi dan misi saya hanya satu yaitu pembebasan kaum hina (kemiskinan), di mana hal tersebut berkaitan langsung dengan sektor pertanian, perikanan, peternakan dan lainnya,” ujar Gubernur.

Laiskodat menegaskan, Gereja harus membangun gedung dengan iman dan pengetahuan yang searah. Karena kemiskinan di NTT disebabkan kebanyakan masyarakat lebih tertarik menjadi PNS dibandingkan menjadi pengusaha atau petani.

“Banyak lahan kosong yang dimiliki masyarakat namun tidak dimanfaatkan secara baik dengan teori kolaborasi seperti dengan membangun program TJPS (Tanam Jagung Panen Sapi). Saya berharap agar Gereja bukan hanya sebagai tempat ibadah orang beriman namun sebagai tempat untuk menolong masyarakat,” tegasnya.

Melalui suara gembala, Pendeta Merry Kolimon menyatakan, bahwa tahun lalu tempat ini menjadi tempat berlindung saat bencana seroja terjadi. Jemaat GMIT Mizpa Tetebudale termasuk jemaat yang cukup kuat mengorganisir para jemaatnya yang terdampak bencana.

“Tahun ini kita harus bangkit dari segala dampak bencana, baik itu badai Seroja maupun Covid 19,” ujarnya.

Pendeta Merry Kolimon menuturkan, meskipun jemaat Mizpa sudah berpikir untuk membangun yang baru melalui proposal dan sebagainya, namun inti dari semua itu adalah tanggung jawab semua jemaat demi pembangunan gedung gereja ini.

“Lamanya pembangunan ini, kami harap agar panitia tidak harus melakukan pembangunan setiap 15 tahun jika keadaan gedung gereja masih memungkinkan. Lebih baik uang itu dipakai untuk pembangunan ekonomi jemaat maupun demi mencegah stunting di masyarakat,” ungkap Pendeta Merry.

Lebih lanjut, Ketua Panitia Pembangunan Yermias Pian dalam pelaporannya mengatakan, Jemaat GMIT Mizpa Tetebudale merupakan salah satu mata jemaat yang dimekarkan dari Jemaat GMIT Ebenhaezer – Pukdale.

Bangunan Gereja Mizpa Tetebudale ini diresmikan pada 14 Nopember 2006 dengan konstruksi kayu. Seiring berjalannya waktu, gereja yang sudah di bangun selama 15 tahun ini sudah tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai tempat kebaktian jemaat. Ditambah lagi dengan kapasitas jemaat yang sudah semakin banyak.

Yermias menjelaskan, dengan luas bangunan 1100m² membutuhkan anggaran sebanyak Rp. 3.925.954.000,- dengan anggaran kas yang telah terkumpul sebesar Rp. 300.000.000. Itu semua bertujuan meningkatkan produktivitas pelayanan yang optimal, terciptanya gedung ideal yang representatif serta sarana dan prasarana yang layak demi peningkatan iman dan persekutuan jemaat.

Laporan: Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkab Kupang

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *