Oelamasi,InfoNTT.- Kepala Bidang Bina Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang, Pieter Kaseh, S.AP, hari ini, genap berusia 58 tahun. Sebagai ASN/PNS dengan tugas fungsional umum dalam jabatan struktural tertentu, ia telah mencapai usia pensiun sesuai peraturan yang berlaku. Satu acara sederhana dikemas untuk merayakan Hari Ulang Tahun sekaligus melepas Sang Abdi Negara kembali ke dalam fitrah hidup sebagai anggota masyarakat.
Seluruh pejabat pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang hadir dalam acara ini termasuk beberapa Kepala Sekolah dan gu ru yang datang ke Oelamasi hari ini dalam rangka kepentingan dinas. Salah satu di antaranya Kepala SD Inpres Nekmese, Heronimus Bani, turut hadir, menulis dan membacakan satu nomor puisi, berikut ini.
Jika aku diizinkan melewati ruang dan waktu,
Aku sungguh rindu berada di barisan terdepan
di batas waktu agar aku punya ruang terluas
daripada yang lainnya,
Tapi, aku tak diberi kuasa untuk melintasi dan mengatasi
ruang dan waktu kecuali kewajiban mengisi keduanya
dengan karsa dan karya.
Jika aku menatap langit, aku ingin sampai di titik bintang tertinggi
di sana aku akan bergirang dalam kerlap-kerlip kegemilangan
Tapi, aku hanya beroleh izin memandang dan melepas imajinasi
dalam jejeran aksara memuliakan Sang Khalik.
Jika aku dapat berpindah lokus dalam tempo singkat
di sejumlah area, bukankah aku akan melebihi aktor laga
superman atau para superhero kreasi kaum imajinator?
Aku, kau dan kamu
hanya mendapatkan sebentuk tubuh dimana ada sejumlah fungsi terbatas
Tapak kaki
menapak dengan jejak melintasi selat dengan karya
terapung atau mengudara dengan inovasi burung terbang bermesin jet
sekalipun, akan kembali ke bumi.
Sejauh-jauhnya kapal berlayar
Setinggi-tingginya kapal terbang
Sekencang-kencangnya kendaraan darat
Semuanya akan tiba di titik BERHENTI.
Aku duduk di sini
berefleksi pada jerih lelah kaum kece menterang
dengan nama baptis abdi negara,
aparatur sipil negara,
pegawai negeri sipil.
Tiba di etalase birokrasi
wibawa terbawa naik
dalam sebutan-sebutan
Pengatur yang mengatur keteraturan
Penata yang menata dengan menenteng dan menantang
kreasi berpotensi
Pembina yang membina dengan gaya na’biin
agar mengantar para abdi tiba di celah solusi kelegaan
Ketika sikap nasionalisme, patriotisme dan heroisme kutegakkan
Siapakah yang menyematkan lencana berbintang di dada?
36 tahun 9 bulan waktu yang kutapaki
jejak kutinggalkan
entah tertutup tebaran debu menggelinding
entah tergenang rendaman air comberan
entah terangkat ke etalase kenangan terbanggakan.
Aku tiba di titik ini, sampai saatnya nama baptisku berganti
Pensiunan
Darahku tetap merah
Tulangku tetap putih
merah-putih di dadaku dan jiwaku: INDONESIA
Sesudah membaca puisi ini, kepada Pensiunan mendapat hadiah berupa satu buku berjudul: Catatan Kelima Seorang Guru Daerah Terpencil. Nada-nada Aksara Berkisah. Buku ini berisi lebih dari 100 puisi tulisan Heronimus Bani.
Laporan: Heronimus Bani