Soe-InfoNTT.com,- Komisi IV DPRD Kabupaten TTS menilai kebijakan yang diambil oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soe dr. Ria Tahun untuk hentikan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Soe, merupakan kebijakan yang sangat fatal bagi daerah. Sebab, RSUD Soe merupakan rumah sakit yang melayani pasien rujukan dari semua Puskesmas di Kabupaten TTS.
Demikian disampaikan Ketua Komisi IV Marten Tualaka kepada wartawan Jumat (08/01/2021) usai sidak di RSUD Soe. Sidak ini juga menindaklanjuti opini yang berkembang bahwa Direktur RSUD Soe menutup pelayanan bagi pasien di IGD RSUD.
“TTS hanya memiliki satu rumah sakit, maka ke mana pasien rujukan diberikan perawatan medis nanti,” tegas Marten.
Menurut politisi Hanura ini, rumah sakit ini yang melayani pasien emergency seperti ibu hamil yang hendak bersalin, kecelakaan, penganiayaan dan pasien darurat lainnya. Sehingga jika IGD RSUD Soe ditutup itu sangat fatal, dan dampaknya akan sangat besar.
Marten Tualaka juga meminta agar segera percepat proses evakuasi dan penyemprotan agar segera kembali melakukan pelayanan kepada pasien yang datangi RSUD Soe untuk mendapat pelayanan medis, terutama pelayanan di IGD bisa kembali berjalan normal.
Dalam kunjungan ini Komisi IV DPRD TTS ke RSUD Soe menemukan IGD RSUD Soe sedang ditutup. Hasil konfirmasi DPRD TTS dengan security bahwa pelayanan di IGD dihentikan karena ada pasien terkonfirmasi reaktif meninggal di ruang IGD, sehingga sementara proses efakuasi dan disteril dengan penyemprotan disinfektan.
Ketua Tata Usaha RSUD Soe, Richardus Dateng membenarkan penutupan IGD tersebut, untuk mencegah dan memutus mata rantai penyebaran covid 19 karena sementara meningkat, jadi kapasitas ruangan dan tempat tidur sudah penuh, sehinga belum bisa memindahkan pasien reaktif yang ada di IGD.
Meski demikian, Richardus mengaku sudah bersurat ke Bupati TTS selaku Ketua Tim Gugus Tugas percepatan penangan covid 19 TTS dan sudah ada langkah, dengan membuka ruangan perawatan baru di SMK Negeri 2 Soe dan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) untuk membantu pelayanan pasien reaktif.
“Ruang IGD RSUD Soe bisa dibuka kembali untuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sedangkan saat IGD ditutup pasien yang datang dilayani melalui Poliklinik rawat jalan. Jika sesuai indikasi medis harus rawat inap maka kita tetap layani karena ruangan rawat nginap dan poliklinik tetap menerima pelayanan seperti biasa,” jelasnya.
Laporan: Welem Leba