Kupang-InfoNTT.com,- Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Kupang angkat bicara terkait berbagai persoalan penanganan covid-19 di Kabupaten Kupang. Hal ini dianggap penting pasca beredarnya video dan beberapa berita terkait proses pemakaman jenazah covid-19 yang tidak manusiawi.
Sekretaris DPD KNPI Kabupaten Kupang, Yeftha Yerianto Sabaat S.I.P.,M.I.P, kepada media ini (08/8) menegaskan bahwa KNPI berada di garda terdepan bersama rakyat, dan KNPI juga sangat bersemangat terutama dalam mengkritik kesalahan-pemerintah berkaitan dengan pelayanan publik khususnya penanganan Covid-19.
Yeftha menilai Pemda Kabupaten Kupang tidak becus mengurus jenazah pasien covid-19. Selain itu, Pemda juga lamban dalam proses penanganan Covid-19, contoh paling konkrit, Tempat pemakaman khusus Jenazah Covid-19 yg baru dieksekusi beberapa waktu yang lalu namun langsung tuai masalah.
“Bagaimana mau membuat pembelaan lagi, kita semua tahu bahwa wabah Covid-19 sudah hampir 2 tahun. Terus masih pembenahan? Secara rasa kemanusian kita sudah mati, tidak ada lagi rasa peduli terhadap masalah kemanusian di Kabupaten Kupang,” ujarnya.
Mewakili KNPI Kabupaten Kupang, dirinya meminta tim pemeriksa keuangan dan kejaksaan segera memeriksa pengelolaan dana covid-19 di Kabupaten Kupang.
“Harus segera ada audit dana covid-19 di Kabupaten Kupang. KNPI tidak main-main soal ini. Pemda harus terbuka kepada masyarakat terkait anggaran tersebut. Jika terus seperti ini maka KNPI akan melakukan aksi demi mengungkap berbagai persoalan penanganan covid-19 di Kabupaten Kupang,” katanya menambahkan.
Selain itu, Yeftha juga meminta Pemkab Kupang memperhatikan para tenaga medis khususnya di lapangan, baik itu dari aspek Tim Pemulasaraan dan Pemakaman jenazah covid-19 Kabupaten Kupang, serta semua tim satgas lapangan.
“Bagaimana mau kerja maksimal kalau tidak diperhatikan hak-haknya. menyiagakan anggota satgas setiap hari itu penting dan butuh tenaga yang aktif khususnya untuk menjalankan tugas memulasarakan dan memakamkan jenazah pasien Covid-19,” tegasnya.
Laporan: Chris Bani