Araksi dan Pospera Apresiasi Langkah Wakil Bupati TTS Mencabut Laporan Polisi

Ketua Araksi Alfred Baun, Wakil Bupati TTS Jony Army Konay dan Ketua Pospera TTS Yerim Fallo.

Soe-InfoNTT.com,- Ketua Araksi, Alfred Baun dan Ketua DPC Pospera Kabupaten TTS, Yerim Fallo memberikan apresiasi yang tinggi untuk Wakil Bupati TTS, Jhony Army Konay, dalam menyikapi persoalan penutupan sumber mata air Bonle’u.

Wakil Bupati TTS, Army Konay diketahui sudah memerintahkan Direktur PDAM Soe untuk secepatnya mencabut laporan polisi di Polres TTS. Dirinya mendorong agar diadakannya dialog antara pemerintah dan masyarakat Bonle’u guna untuk menyelesaikan persoalan penutupan sumber mata air Bonle’u.

Bacaan Lainnya

Alferd Baun ke ada media mengatakan bahwa langkah yang diambil Wakil Bupati TTS adalah langkah yang paling bijak sebagai seorang pemimpin. Menyelesaikan persoalan Bonle’u tidak bisa dengan dibawa ke jalur hukum. Pendekatan humanis dengan mengedepankan dialog terbuka seharusnya diutamakan pemerintah.

”Kita apresiasi langsung pak wakil bupati yang sudah memerintah direktur PDAM Soe mencabut laporan polisi dan mengutamakan dialog,” ujarnya.

Hal senada juga diutarakan oleh Yorim Fallo. Menurutnya, sejak awal seharusnya pemerintah secepatnya melakukan pendekatan humanis dengan masyarakat, bukan justru mempolisikan masyarakat. Penutupan sumber mata air Bonle’u sebenarnya merupakan ekspresi dari kekecewaan masyarakat atas janji-janji manis Pemda TTS yang tak kunjung ditepati pemerintah sejak tahun 1996.

“Sebagai orang tua, pemerintah seharusnya tidak mempolisikan anaknya (masyarakat) hanya karena “merengek” menagih janji pemerintah daerah. Kita harus mengingatkan Pemda TTS, bahwa tugas pemerintah yaitu menyelesaikan persoalan masyarakat dan memenuhi kebutuhannya,” ujar Yerim.

Bagi Ketua Pospera, orang tua mana yang mempolisikan anaknya ketika menagih janji. Ini baru terjadi di TTS. “Kita apresiasi langkah yang diambil pak wakil bupati. Ini merupakan langkah yang paling tepat. Cabut laporan polisi lalu duduk bersama dengan masyarakat,” jelasnya.

Yerim menambahkan, pemerintah seharusnya mendengarkan rintihan dan keluhan dari pada rakyatnya sendiri, karena itu semoga kedepan tidak terjadi lagi hal-hal seperti ini.

Laporan: Welem Leba

Pos terkait