Semua kelebihan yang dimiliki itu tidak dapat begitu saja memberi nilai tambah bagi pengembangan pariwisata Indonesia bila diiringi dengan upaya untuk menarik minat wisatawan agar tertarik untuk mengunjungi serta menikmati berbagai obyek wisata yang ada.
Namun untuk membangun daya saing dengan daerah lain khususnya di dunia objek wisata, maka yang ada di NTT harus memiliki kualitas yang baik agar tidak kalah bersaing dengan daerah-daerah lain.
Hal yang harus dikembangkan diantaranya adalah bagaimana agar obyek-obyek wisata yang ada di NTT atau yang akan dikembangkan terjamin keamanannya agar wisatawan tidak enggan untuk datang ke obyek wisata tersebut, selain itu terpelihara kebersihannya karena daerah lain seperti Bali dan Lombok sangat menjaga dan memelihara kebersihan tempat serta sangat peduli terhadap lingkungan. Seperti pada pelestarian lingkungan hidup pada obyek-obyek wisata termasuk menjaga hutan lindung dan reboisasi hutan. Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya menangani pemanasan global yang telah banyak dirasakan berbagai negara dengan perubahan musim yang tidak menentu, kita sebagai daerah yang yang ingin maju tentu harus sangat memperhatikan hal tersebut.
Ada hal menarik lain yang redaksi INFO NTT ikuti beberapa pekan terakhir ini, pariwisata yang sementara digagas oleh BUMDes Nekbaun di Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang. Pemerintah Desa Nekbaun seakan-akan ingin mengajak atau menarik orang-orang luar, asing bahkan semua masyarakat untuk mencoba melihat destinasi wisata di Desa Nekbaun.
Pantai Nekbaun, jaraknya yang tidak jauh dari Kota Kupang saat ini sudah mulai ramai dibicarakan, tak mau kalah akan gagasan Gubernur NTT yang mencanangkan Provinsi Pariwisata, maka Desa ini melalui BUMDes Rium Jaya sudah mulai mengelola segala hal yang berpotensi menjadi daya tarik wisatawan baik lokal maupun luar.
Berbincang-bincang dengan Kepala Desa Nekbaun, Isak Amnifu, ada hal menarik sejak awal digagas wisata ini, yakni berpikir sederhana dan bergerak mencapainya.
Menurut Isak, jika asetnya ada kenapa tidak kembangkan? Sampai kapan harus menonton potensi ini, daerah lain sudah berlari jauh di depan, Desa Nekbaun akan terus tertinggal jika tidak segera bergerak.
Salah satu yang membuat Pemerintah Desa melalui BUMDes Rium Jaya ini berani membuat pariwisata karena adanya dana desa untuk destinasi pariwisata, sehingga pikiran untuk membuat sesuatu yang baru di Desa Nekbaun menjadi bertambah semangatnya. Pihak pemerintah desa menyerahkan semua item kegiatan ini ke BUMDes Rium jaya untuk mengelola.
Tempat wisata ini lebih dikenal dengan sebutan Pantai Puru Tub Afu, yang mana Tub artinya gunung atau gundukan dan afu adalah tanah. Di pantai ini juga, BUMDes merencanakan menyiapkan minuman mineral, minuman non alkhol dan rompi (pelampung), sehingga pengunjung yang ingin berenang bisa menyewa demi keselamatan pengunjung, dan juga ada team keamanan yang siap menjaga kenyamanan pengunjung.
Namun dibalik mimpi besar, tentu ada kerikil kecil-kecil yang mengganjal, salah satunya adalah infastruktur jalan yang kurang mendukung. Perhatian Pemerintah Daerah diharapkan bisa menjawab mimpi masyarakat ini, karena akan sangat disesalkan jika perjuangan masyarakat hanya mampu dilihat sebelah mata oleh pemerintah.
Selain Pariwisata Pantai, BUMDes Rium Jaya juga sudah menyimpan yang namanya kuliner atau makanan khas bagi para wisatawan, serta ada juga anyaman khas. Tak hanya bagi wisatawan yang berkunjung ke Desa Nekbaun, BUMDes Rium Jaya juga selalu siap melayani pesanan jika ada orderan di luar.
Tanggapan Masyarakat
Masyarakat Desa Nekbaun sendiri sangat terkesan dan bangga dengan adanya pariwisata ini, karena bisa membantu masyarakat, salah satunya mengurangi titik ekonomi dan ada peluang lapangan kerja bagi anak muda yang ada di desa.
Pariwisata ini sendiri sudah banyak pengunjungnya, jadi masyarakat desa setempat mengharapkan perhatian dari pemerintah untuk membantu sukseskan pariwisata ini, karena yang sekarang mengelola adalah pemerintah desa sendiri, jangan sampai karya besar dari pelosok desa ini dibiarkan menjadi cerita hampa di kemudian hari bagi anak cucu di Desa Nekbaun.
Daniel Asanab, salah satu masyarakat yang dijumpai media ini mengaku selama ini tidak ada pemerintah tingkat atas yang bertindak, tetapi dengan adanya gerakan pemerintah desa yang menyerahkan semua ke BUMDes untuk mengelola pariwisata ini, masyarakat merasa bangga walaupun wisata belum begitu berjalan normal tapi masyarakat sudah sedikit senang.
“Harapan kami masyarakat, pemerintah tingkat atas harus bisa memperhatikan dan membantu pemerintah desa sehingga bisa sukseskan wisata ini. Jangan sampai pemerintah menyampingkan hal yang potensinya luar biasa, apalagi untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat,”tegasnya.
Laporan: Welem Leba
Editor: Chris Bani