Etno Arts Workshop Chiang Mai

Oleh:

Roni Bani

Bacaan Lainnya

InfoNTT.com-, Antara 22 Juli – 2 Agustus 2019, saya dan tim dari UBB GMIT Kupang mengikuti satu workshop di Payap University, Chiang Mai, Thailand. Workshop itu bernama Integrating Meaningful Cultural Forms into Language Development Materials for a Mother Tongue Education Program.

Workshop ini dihadiri peserta dari Indonesia (Kupang), Myanmar, Pakistan dan Thailand.

Dalam presentase sebagai laporan pada lembaga yang mengirim tim dari Kupang, saya gambarkan secara gamblang hasilnya bahwa paling kurang ada dua hal besar yang disampaikan dalam workshop ini. Tensi penyampaian 2 hal besar ini satu dengan lainnya tidak berimbang dengan pertimbangan praktis.

Pertama, teori-teori yang menjadi acuan atau pijakan proses pendidikan yang mengaktifkan anak, khususnya pada siswa kelas rendah sekolah dasar. Teori-teori itu antara lain,whole brain, Bloom taxonomy, Social Environment, Known to Unknown dan Ages and Stages. Materi-materi yang teoritis ini disajikan kira-kira hanya 10% saja berhubung para peserta workshop bukan lagi mahasiswa calon guru, tetapi mereka adalah praktisi pendidikan di tempatnya masing-masing.

Kedua, praktik. Dalam hal praktik, ada 8 ketrampilan yang diharapkan tercapai.
Gambar acak (sequence pictures)
Gambar besar (big busy pictures)
Buku besar bergambar (big book)
Buku kecil bergambar (little book)
Menulis cerita untuk dibacakan (listening stories)
Cipta lagu (compose song) dan musik (music)
Menulia puisi (poem) dan seni berbicara (verbal arts)
Menari sederhana (simple dancing).
Semua ketrampilan ini diharapkan dimiliki oleh seluruh peserta.

Sebagai salah satu peserta dari tim Kupang saya merasakan betapa bermanfaatnya berjenis ketrampilan ini. Sayangnya tidak semua peserta dapat memiliki kedelapan ketrampilan ini secara utuh.

Begitulah ringkasan kisah hasil.belajar saya di Chiang Mai Thailand. Saya bagikan kiranya berkenan.

Amarasi Selatan, 7 Agustus 2019

Pos terkait