Menulis Sesuai Kode Etik Jurnalistik Menggunakan Rumus 5W+1H

Chris Bani
Chris Bani

infontt.com,- Menjadi seorang jurnalis atau wartawan mungkin mimpi banyak orang, apalagi mereka yang memang hobinya menulis. Namun bagi yang belum memahami secara baik dan mempunyai mimpi untuk menjadi seorang pewarta, apakah harus putus asa? Saya rasa tidak, karena awal menjadi seorang wartawan, saya pun merasakan hal yang sama.

Tidak menjadi aneh ketika awal belajar menulis kita sangat kaku, dan tentu banyak penulis atau wartawan pemula yang bingung untuk memulai. Nah, mungkin tulisan saya kali ini bisa menjadi refrensi atau motivasi bagi teman-teman yang ingin menjadi seorang penulis ataupun wartawan.

Bacaan Lainnya

Jujur, saya pun tidak pernah mengikuti pelatihan jurnalistik ataupun pelatihan-pelatihan menulis. Bukan tidak mau, tapi lebih tepatnya saya sering terlambat mendapatkan informasi ketika ada pelatihan-pelatihan tersebut. Pastinya pembaca bertanya, dari mana saya belajar untuk bisa menulis dengan baik.

Pertama, saya belajar menulis dari orang tua saya (Heronimus Bani) yang juga merupakan seorang penulis. Di mana ketika awal saya memulai menulis, beliau menyarankan saya untuk lebih banyak membaca. Berikutnya beliau pun menyarankan saya menulis apa saja yang saya temui di sekitar, selanjutnya dirangkum semua tulisan tersebut untuk dijadikan satu karya tulis.

Kedua, saya diajarkan untuk bagaimana menempatkan secara benar tanda baca, karena menurut beliau ketika salah penempatan tanda baca maka makna bisa berubah dan pembaca pun bisa salah dalam menafsirkan tulisan atau berita yang ditulis.

Ketiga, dalam menulis ada rumus yang sangat terkenal yakni 5W+1H. Apa arti dari rumus tersebut? Jika pembaca seorang penulis atau wartawan pasti tahu maksud dari rumus tersebut, yang mana rumus tersebut dipakai untuk memudahkan penulis dalam menyajikan informasi atau berita yang baik dan benar.

5W+1H (what, where, when, who, why and how) yang kalau diterjemahkandalam bahasa Indonesia artinya apa, di mana, kapan, siapa, mengapa dan bagaimana. Rumus ini dipakai agar tulisan para wartawan tidak keluar dari kode etik jurnalistik, dan juga memudahkan penulis dalam menulis sebuah berita.

Apa (menjelaskan kegiatan atau peristiwa yang terjadi), di mana (menjelaskan tempat kejadian), kapan (waktu kejadian), siapa (subjek yang terlibat dalam kejadian), kenapa (alasan dari kejadian tersebut atau penyebab kejadian) dan bagaimana (detail dari rangkaian kejadian).Rumus ini yang saya pelajari dan pakai dalam menulis berita.

Menyusun 5W_1H menjadi sebuah lead berita dalam satu paragraf agar pembaca yang membaca lead berita tersebut langsung paham dengan isi beritanya. Susunan rumus pun tidak harus baku sesuai dengan urutan What (Apa), Where (Di Mana), When (Kapan), Who (Siapa), Why (Mengapa), tapi kita bisa mengganti urutannya sesuai dengan kebutuhan kita.

Inilah rahasia bagaimana saya memulai karir sebagai seorang wartawan. Pada prinsipnya jika tulisan atau informasi yang kita sajikan benar maka pastinya maksud dan pesan dari tulisan bisa tersampaikan dengan baik.
Demikian ulasan singkat saya tentang rumus dalam menulis sebuah berita, jika ada kesalahan mohon koreksi demi kebaikan saya dan pembaca lainnya. Tulisan ini pun masih ada kekurangan, maka dari itu saya juga sarankan untuk pembaca bisa mempelajari langsung dengan cara membuka google untuk belajar secara mandiri.

Tulisan ini saya sajikan untuk semua wartawan media online infontt.com agar dapat memahami dan juga menulis berita yang baik sesuai dengan kode etik jurnalistik. Kiranya dengan saling berbagi hal positif ini kita dapat saling belajar demi kemajuan bersama.

Penulis: Chris M. Bani (wartawan online infontt.com)

Pos terkait