“Hal-hal yang bersifat teoritis itu berada dalam ranah para pengkaji,” lanjutnya.
PiUm infontt.com yang secara ekslusif berbincang dengan bupati, mendapat kesan bahwa sang bupati kaya dalam ungkapan yang bernuansa filosofis. Ia menyampaikan isi hatinya dalam kalimat yang sangat metamorfom, symbolism sehingga dibutuhkan terjemahan dan interpretasi atas ucapan-ucapannya.
Di akhir percakapan dengan PiUm infontt.com, sang bupati menghadiahi tiga buah buku. Dua di antaranya tulisannya sendiri dan satu lagi ditulis bersama Prof. Henukh.
“Kalau suka, baca. Kalau tidak suka, simpan saja. Nanti suatu hari anak-cucu kita akan membacanya.” Begitu ia berpesan ketika menyerahkan ketiga buku itu.
Buku-buku yang diserahkan itu masing-masing: 1) Mengentaskan Kemiskinan mensejahterakan rakyat Rote-Ndao; 2) Hati Emas Sulung Rote-Ndao Lens Haning; 3) Rote Mengajar punya cerita. Mungkin ingin membacanya? (roni)
Tulis Apa Yang Dikerjakan, Kerjakan Apa Yang Ditulis
