Peran Semantis Verba dalam Klausa Transitif Teks Cerita Bahasa Sabu

Naranto M. Malay

Peran Semantis Verba dalam Klausa Transitif pada Teks Cerita Bahasa Sabu yang Berjudul Ana Kedakke Nga Hika(Anak katak dan Murai) , Ammu Helapa( Rumah Sepatu), Rena Maddi(Hengiu Manu) Nga Madda (Si hitam=seekor ayam dan Musang) dan Ma Wadu Riwu

Oleh:

Bacaan Lainnya

Narantoputrayadi Makan Malay

(STAF DOSEN FKIP PRODI PEND.BAHASA INDONESIA  UNIVERSITAS NUSA CENDANA)

 

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Dalam berbagai penelitian mengenai peran semantis verba dalam klausa transitif tentunya akan membahas tentang argumen yang dipengaruhi oleh verba dan peran semantisnya dalam klausa transitif. Ini dapat kita ketahui dari bentuk klausanya ,apakah menuntut satu argumen, dua argumen atau tiga argumen itu tentunya. Dalam penelitian ini penulis mengambil suatu pola mengidentifikasi kalimat cerita dalam bahasa Sabu lalu menentukan argumen dalam kalimat serta peran semantis dari argumen itu secara terinci.

Tentunya dalam hal ini penulis menitikberatkan penelitian pada peran semantis kalimat dalam verba transitif dari cerita daerah dalam bahasa Sabu ini. Sebagai contoh verba klausa transitif dalam Bahasa Indonesia yang dapat diambil peran semantisnya yaitu; Dia membunuh orang itu . Klausa ini memilki 2 argumen inti karena argumen yang satu mengharuskan argumen lain harus muncul sebagai pelengkap klausa itu. Kedua argumen itu yaitu; Dia dan Orang itu yang masing-masing tentunya mempunyai peran semantisnya, seperti kata Dia (subjek) peran semantisnya sebagai agen dan kata Orang itu (objek) peran semantisnya sebagai pasien, sedangkan verba membunuh adalah merupakan verba transitif yang mengharuskan seseorang melakukan sesuatu tindakan terhadap orang yang dikenai tindakan itu.

Argumen inti tentunya argumen yang mengharuskan partisipannya harus hadir seperti pada contoh klausa transitif di atas, dimana klausa  Dia membunuh orang itu tidak bisa kita hanya memakai Dia membunuh , karena tentunya ini akan menjadi suatu tanda tanya besar bahwa siapakah yang di bunuh oleh Dia ? Dalam klausa transitif itu yang mengharuskan adanya pasien sesuai tuntutan verba yang mengharuskan adanya suatu tindakan yang dilakukan oleh si agen dan ini tentunya membutuhkan partisipan yang berperan sebagai objek sekaligus peran semantisnya sebagai pasien.
Sedangkan kalau argumen bukan inti (ajung)  tentunya ini akan berlaku pada klausa yang memilki satu argumen saja atau bisa dikatakan juga tanda kemunculan dari argumen bukan inti dilihat dari adanya preposisi dalam klausa yang membuat kata-kata yang mengikuti preposisi itu menjadi argumen bukan inti,contoh klausa ; Mereka duduk di sana . Kata mereka tentunya secara otomatis akan menjadi subjek sekaligus peran semantisnya sebagai agen atau actor dan akan menduduki argumen inti (harus ada dalam klausa). Sedangkan kata duduk merupakan verba tindakan yang mengharuskan agen untuk melakukan tindakan untuk duduk. Serta kata di sana merupakan kata keterangan karena ditandai oleh preposisi di dan menunjukan tempat. Lalu memiliki peran semantis sebagai lokatif dan berstatus sebagai ajung atau argumen bukan inti.

Hal ini bisa dikatakan penulis karena jika klausa ini dibuat menjadi Mereka duduk, berarti agen melakukan aktifitas duduk tidak perlu dijelaskan duduknya dimana karena tidak ada imbuhan afiks yang melekat sebagai bentuk suruhan atau malakukan tindakan untuk  menghadirkan objek atau keterangan lanjutan. Artinya klausa itupun sudah bisa berdiri sendiri tanpa menambahkan partisipannya lagi. Sebagai bentuk untuk memperjelas ajung ini dapat diberikan contoh verba pasif yaitu; orang itu dibunuh oleh Dia (pasiennya merupakan argumen inti sedangkan agennya menjadi ajung).

Inilah yang membuat peneliti menjadi tertarik untuk meneliti Peran Semantis Verba dalam Klausa Transitif  pada teks cerita Bahasa Sabu yang akan diamati dan dianalisis nanti dari sudut pandang peran semantisnya dan pemakaian argumen inti serta ajung dan kalau bisa juga menambahkan kedudukan fungsinya dalam klausa pada teks cerita Bahasa Sabu itu secara terinci.

1.1         Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penulisan ini, maka permasahan penelitian yang dirumuskan adalah bagaimana Peran Semantis Verba dalam Klausa Transitif  pada Teks Cerita Bahasa Sabu?

1.2         Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Peran Semantis Verba dalam Klausa Transitif  pada Teks Cerita Bahasa Sabu.

1.3         Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

  1. Untuk memperoleh gambaran tentang Peran Semantis Verba dalam Klausa Transitif  pada Teks Cerita Bahasa Sabu.
  2. Peneliti, agar memiliki pengetahuan yang mendalam atas permasalahan yang dikaji atau diteliti serta mampu menginterelasikan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan dengan realita.
  3. Peneliti lain, menjadi dasar dan acuan untuk mengadakan penelitian dengan permasalahan yang sama.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Konsep Teori

Penelitian pada peran semantis kalimat dalam verba transitif dari cerita daerah dalam bahasa Sabu ini dapat dilihat contoh verba klausa transitif dalam Bahasa Indonesia yang dapat diambil peran semantisnya yaitu; Dia membunuh orang itu . Klausa ini memilki 2 argumen inti karena argumen yang satu mengharuskan argumen lain harus muncul sebagai pelengkap klausa itu. Kedua argumen itu yaitu; Dia dan Orang itu yang masing-masing tentunya mempunyai peran semantisnya, seperti kata Dia (subjek) peran semantisnya sebagai agen dan kata Orang itu (objek) peran semantisnya sebagai pasien, sedangkan verba membunuh adalah merupakan verba transitif yang mengharuskan seseorang melakukan sesuatu tindakan terhadap orang yang dikenai tindakan itu.

Argumen inti tentunya argumen yang mengharuskan partisipannya harus hadir seperti pada contoh klausa transitif di atas, dimana klausa  Dia membunuh orang itu tidak bisa kita hanya memakai Dia membunuh , karena tentunya ini akan menjadi suatu tanda tanya besar bahwa siapakah yang di bunuh oleh Dia ? Dalam klausa transitif itu yang mengharuskan adanya pasien sesuai tuntutan verba yang mengharuskan adanya suatu tindakan yang dilakukan oleh si agen dan ini tentunya membutuhkan partisipan yang berperan sebagai objek sekaligus peran semantisnya sebagai pasien.

Sedangkan kalau argumen bukan inti (ajung)  tentunya ini akan berlaku pada klausa yang memilki satu argumen saja atau bisa dikatakan juga tanda kemunculan dari argumen bukan inti dilihat dari adanya preposisi dalam klausa yang membuat kata-kata yang mengikuti preposisi itu menjadi argumen bukan inti,contoh klausa ; Mereka duduk di sana . Kata mereka tentunya secara otomatis akan menjadi subjek sekaligus peran semantisnya sebagai agen atau actor dan akan menduduki argumen inti (harus ada dalam klausa). Sedangkan kata duduk merupakan verba tindakan yang mengharuskan agen untuk melakukan tindakan untuk duduk. Serta kata di sana merupakan kata keterangan karena ditandai oleh preposisi di dan menunjukan tempat. Lalu memiliki peran semantis sebagai lokatif dan berstatus sebagai ajung atau argumen bukan inti.Hal ini bisa dikatakan penulis karena jika klausa ini dibuat menjadi Mereka duduk, berarti agen melakukan aktifitas duduk tidak perlu dijelaskan duduknya dimana karena tidak ada imbuhan afiks yang melekat sebagai bentuk suruhan atau malakukan tindakan untuk  menghadirkan objek atau keterangan lanjutan. Artinya klausa itupun sudah bisa berdiri sendiri tanpa menambahkan partisipannya lagi.

Peran adalah hubungan antara argumen dengan predikator di dalam proposisi. Argumen disini adalah sesuatu yang menjadi pendamping, sedangkan predikator adalah predikat (Kridalaksana, 1993:168). Sementara itu, Verhaar (1992: 167) menjelaskan bahwa peran sintaksis adalah segi semantis dari peserta-peserta (argumen-argumen) verba dan arti itu berakar pada verba.

Chafe (dalam Sugono 1995: 36) menyebutkan bahwa dalam struktur semantis, verba merupakan sentral dan nomina sebagai periferal.Verba sebagai pusat atau sentral menentukan kehadiran nomina, misalnya, sebagai pelaku, pengalam, petanggap, penerima, alat, atau lokasi.

Tentang peran semantis nomina (yang biasa disebut sebagai argumen dalam tata bahasa kasus), Fillmore (dalam Parera, 1992: 72) menyebutkan ada sembilan kasus (peran semantis) nomina, yaitu pelaku, alat, pengalam, objek, tempat, asal, sasaran, waktu, dan pemanfaat.

Selanjutnya, Badudu (2003: 17), Verhaar (1992: 91), Ramlan (1987: 96–127), dan Alwi, dkk. (1998: 334–335) menyebutkan bahwa peran semantis meliputi pelaku, sasaran, pengalam, pemeroleh, atribut, waktu, tempat, alat, sumber, tujuan, cara, penyerta, pembanding, sebab, hasil, dan syarat.

Peran sintaksis atau biasa dikenal sebagai peran semantis adalah konsep semantis-sintaksis.Konsep itu bersangkut paut dengan makna dalam unsur sintaksis.Peran semantis didefinisikan sebagai hubungan antara predikat dan argumen sebagai sebuah preposisi.Preposisi adalah struktur makna klausa. Predikat, sebagai konsep semantis adalah proposisi yang menyatakan perbuatan, proses, keadaaan, kualitas, lokasi dan identitas. Argumen merupakan bagian preposisi yang  mengacu pada wujud bernyawa dan tak bernyawa atau mengacu pada keniskalaan yang berhubungan dengan predikat. Predikat dinyatakan dalam bentuk verba non-verba, sedangkan argumen, yang disebut pula partisipan, dinyatakan dalam bentuk nomina atau frasa nominal yang menyertai predikat. Secara gramatikal, peran semantis dapat didefinisikan sebagai makna argumen yang ditentukan oleh struktur- formal terhadap predikat (Wedhawati,2006:50).

Harimurti (2002:62-66), menjelaskan peran-peran sintaksis yang terdapat pada suatu kalimat, yaitu; 1).pengalam atau penanggap (experience), adalah peran yang bersangkutan dengan benda yang bernyawa yang bereaksi terhadap lingkungannya atau yang mengalami atau ada dalam proses psikologis;2).Pelaku (agent) ), adalah peran yang bersangkutan dengan benda yang bernyawa atau yang tak bernyawa mendorong suatu proses atau bertindak; 3).Pokok adalah peran yang bersangkutan dengan benda yang bernyawa atau yang tak bernyawa yang diterangkan oleh benda lain, atau yang memerankan apa yang disebut predikator;4). Ciri adalah peran yang bersangkutan dengan benda yang menerangkan benda lain, dalam hal ini pokok;5).Sasaran adalah peran yang berhubungan dengan benda yang  membatasi perbuatan dan tindakan yang mengalami perubahan atau yang berubah tempatnya atau letaknya;6).Hasil, adalah peran yang bersangkutan dengan benda yang menjadi hasil tindakan predikator;7).Pengguna, adalah peran yang bersangkutan dengan benda yang mendapat keuntungan dari predikator;8).Ukuran, adalah peran yang bersangkutan dengan benda yang mengungkapkan banyaknya atau ukuran suatu benda lain ;9).Alat, adalah peran yang bersangkutan dengan benda tak bernyawa yang dipakai oleh pelaku untuk menyelesaikan suatu perbuatan atau mendorong suatu proses, atau menimbulkan kondisi untuk terjadinya sesuatu;10). Tempat, adalah peran yang bersangkutan dengan benda yang di  mana, ke mana, atau dari mana predikator atau perbuatan terjadi;11).Sumber, adalah peran yang bersangkutan dengan memiliki atau benda pemilik semula dalam tukar- menukar;12).Jangkauan, adalah peran yang bersangkutan dengan benda yang menjadi lingkup predikator;13).Penyerta, adalah peran yang bersangkutan dengan benda yang mengikuti pelaku;14).waktu, adalah peran yang bersangkutan dengan waktu terjadinya predikator;15).Asal, adalah peran yang bersangkutan dengan bahan terjadinya benda.

Berdasarkan uraian teori di atas tentang peran semantis verba dalam klausa transitif pada teks bahasa Sabu, maka akan dijadikan sebagai acuan untuk penulisan ini dalam upaya mencapai tujuan yang ditetapkan.

BAB III

METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

2.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan peran semantis verba dalam klausa transitif pada teks bahasa Sabu.

Dalam upaya mencapai maksud tersebut, maka bagian metode penelitian dirincikan sebagai berikut:

  1. Data didapat dari teks cerita Bahasa Sabu
  2. Sumber data diperoleh dari informen yang berusia 40-60 Tahun yang merupakan anak kelahiran Sabu yang bertempat tinggal di Pulau Timor ini, diantaranya yaitu:
  3. Ibu Bendelina E. Heo Uly
  4. Bapak Matius  Wadu
  5. Ibu Dina Raga Wadu
  6. Bapak Nguru Wadu
  7. Ayub Heo Uly

2.2         Teknik Penelitian

Data penelitian diperoleh dengan teknik:

  1. Observasi, pengamatan langsung terhadap teks bahasa Sabu yang ingin di teliti tentang peran semantis verba dalam klausa transitif.
  2. Wawancara, melakukan interaksi tanya jawab langsung antara peneliti dan informen yang diteliti demi kepentingan penelitian
  3. Perpustakaan, pengamatan secara langsung terhadap hasil penyempurnaan hasil penelitian yang didapat dari teks cerita dalam bahasa Sabu mengenai peran semantis verba dalam klausa transitif.

Data penelitian diolah dalam beberapa tahapan yang antara lain:

  1. Edit data, mengumpulkan dan mengecek kelengkapan data penelitian yang diperoleh.
  2. Coding data, mengklasifikasikan data penelitian menurut kebenaran
  3. Tabulasi data, memasukkan data ke dalam tabel yang disiapkan peneliti.

Selanjutnya peneliti akan memaparkan dan menjelaskan secara spesifik dari peran semantiks verba dalam klausa transitif pada hasil analisisnya dengan terperinci kepada para pembaca agar memiliki pemahaman yang benar tentang hasil penelitian ini.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam upaya ingin mengetahui peran semantis verba dalam klausa transitif pada teks cerita bahasa Sabu yang berjudul  Ana Kedakke Nga Hika(Anak katak dan Murai) , Ammu Helapa( Rumah Sepatu),  Rena Maddi(Hengiu Manu) Nga Madda (Si hitam=seekor ayam dan Musang) dan Ma Wadu Riwu dalam bukunya Ratukoreh A.2007Buku Pelajaran Bahasa Sabu.Kupang:UPTD , maka penulis memberikan suatu pemaparan terinci dari pembagian klausa dalam teks bahasa Sabu dengan menganalisis argumen inti,ajung,terutama peran semantisnya sebagai suatu proses dalam menganalisis teks sesuai analisis dari segi peran semantisnya dalam bentuk pembagian klausa secara terinci dengan pemaparannya dan penjelasan.Untuk itu cara menganalisis teks cerita bahasa Sabu yang berjudul Ana Kedakke Nga Hika(Anak katak dan Murai),  Ammu Helapa( Rumah Sepatu),  Rena Maddi(Hengiu Manu) Nga Madda (Si hitam=seekor ayam dan Musang) dan Ma Wadu Riwu dapat kita amati sebagai berikut:

1.1         Analisis Peran Semantis,Ajung dan Argumen dalam teks cerita  Ana Kedakke Nga Hika(Anak Katak dan Murai) hal:63-68.

Dalam teks ini ditemukan beberapa klausa yang dapat dianalisis dari segi peran semantisnya,argumennya,dan ajungnya sebagai berikut:

  1. Era ke hengiu rena kedakke    nga          due ngiu ana  

          Ada seekor induk katak          dengan     dua anaknya

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
nga Era ke hengiu rena kedakke dapat dikatakan memiliki peran

semantis sebagai agen dan due ngiu ana disebut dalam peran semantis sebagai agen juga benefaktif

 Era ke hengiu rena kedakke merupakan argumen inti sedangkan due ngiu ana merupakan ajung

 2. Pehune     ri Ina ro  ta A’a nga Ari

     Mereka   bernama      A’a dan Ari

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
ri ina ro Pehune dapat dikatakan dalam peran semantis sebagai agen dan  ta A’a nga Ari  dapat dikatakan sebagai benefaktif Pehune merupakan argumen inti begitu juga dengan  ta A’a nga Ari yang sepadan dengan pehune dikatakan sebagai argumen inti

3. No   ta  mejaddi   dunga-dunga  ke  pa   kolo      wowadu     pa   ngidi    ai lobo

   Dia     duduk       melamun              di    sebuah  batu          di     tepi      sungai

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Mejaddi No dapat dikatakan dalam peran semantis sebagai agen dan dunga-dunga sebagai effector,sedangkan  pa kolo wowadu  peran semantisnya sebagai lokatif serta  pa ngidi ai lobo juga berperan sebagai lokatif Dunga-dunga , pa kolo wowadu dan pa ngidi ai lobo  bukan argumen inti (ajung), sedangkan no merupakan argumen inti

4. Ta peabu ke   no     nga           hengiu      rena      bebe

     Bertemu         dia     dengan     seekor      induk    itik     (TT)

     Dia bertemu dengan seekor induk itik   (TB)

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Ta peabu No berperan sebagai agen dan            hengiu rena bebe berperan sebagai source Ada dua argumen inti dalam klausa ini yaitu No dan hengiu rena bebe

5. Tade dae ma       ri kedakke  ammu    hika

    Menemukan     oleh    si katak       rumah    burung Murai (TT)

     Si katak menemukan rumah burung Murai  (TB)

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Tade dae  Kedakke merupakan agen dan ammu hika merupakan benefaktif Kedakke dan ammu hika merupakan argumen inti yang membangun klausa ini.

6. Ta hapo ke no ri ina  nga        ari no

     Disambut   dia   ibu    dengan  adiknya (TT)

     Ia disambut oleh Ibu dengan adiknya (TB)

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Ta hapo  No adalah agen dan ri ina  nga        ari no experencer Argumen inti adalah no dan ajung adalah ri ina  nga  ari no.

7. Ta ami huba kedaka        pa ina no

    bercerita         si katak      pada Ibunya (TT)

   Si katak bercerita pada Ibunya

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Ta ami Kedaka merupakan agen dan pa ina no merupakan recifient Kedaka merupakan argumen inti namun pa ina no merupakan ajung .

8. Ta takka li   no ke ina no

    Menasihati  dia  oleh Ibunya (TT)

   Ibunya menasihati anaknya (TB)

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Ta takka li ke ina no merupakan agen no merupakan pasien (si katak) Klausa ini memiliki dua argumen inti yaitu ke ina no dan  no(si katak).

9. Ta     la kale     rena      hika

    Dia  mencari  rumah    burung Murai

Verba Peran semantis Argumen Inti dan Ajung
la kale Ta merupakan agen sebagai subjek ,sedangkan rena hika merupakan lokatif Klausa ini memiliki dua argumen inti yaitu Ta dan rena hika .

10. Kedakke Peabu      ke nga    hengiu   nadu’u

      Katak     bertemu   dengan   seekor   ikan

Verba Peran semantis Argumen Inti dan Ajung
Peabu  Kedakke  merupakan agen sebagai subjek ,sedangkan   merupakan lokatif source (sumber) Klausa ini memiliki  argumen inti yaitu Kedakke ,sedangkan ke nga    hengiu   nadu’u karena ada kata penghubung dengan maka hengiu   nadu’u  tidak bisa dikatakan argumen inti atau dapat dikatakan bahwa ke nga    hengiu   nadu’u merupakan ajung

11. Ta ma kale    dolila   hika

     Saya  mencari   burung Murai

Verba Peran semantis Argumen Inti dan Ajung
ma kale Ta dalam klausa ini memiliki makna saya karena verbanya dilekati ma bukan la ,sehingga peran semantisnya sebagai agen dan dolila   hika  sebagai benefaktif atau sasaran. Klausa ini memiliki dua argumen inti yaitu Ta dan dolila   hika.

12. Ta kebale      ri     kedakke   era pe   kebeba

      Bertanyalah  si     katak       kepada  kupu-kupu (TT)

      Si Katak bertanya lagi kepada kupu-kupu (TB)

Verba Peran semantis Argumen Inti dan Ajung
Ta kebale ri kedakke merupakan agen dalam peran semantis pada klausa ini, sedangkan pasien yaitu kebeba Klausa ini memiliki argumen inti yaitu

ri kedakke ,sedangkan  era pe   kebeba tidak bisa dikatakan argumen inti karena ada kata penghubung era pe, maka ini dikatakan ajung.

13. Danno ko ne li                ami ya

     Saya       menyampaikan   keinginanku

Verba Peran semantis Argumen Inti dan Ajung
ko ne li Danno merupakan aktor atau pelaku dalam klausa ini dan juga bertindak sebagai subjek  , sedangkan  amiya sebagai benefaktif karena keinginan katak selama ini ingin disampaikan dan itu merupakan sasaran atau inti selama ini harapan dari katak. Klausa ini memiliki argumen inti yaitu

Saya ,sedangkan amiya merupakan ajung dalam klausa ini.

1.2 Analisis Peran Semantis,Ajung dan Argumen dalam teks cerita Ammu Helapa( Rumah Sepatu) hal:50-52.

Dalam teks ini ditemukan beberapa klausa yang dapat dianalisis dari segi peran semantisnya,argumennya,dan ajungnya sebagai berikut:

  1. Ta hore ke   ri mone          unu  helapa ne.

         Membuang  oleh pemilik   kepunyaan      sepatu itu (TT)

         Si pemilik sepatu membuang sepatu itu (TB)

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Ta hore Ri mone adalah agen dan helapa ne adalah pasien. Ri mone dan helapa ne merupakan argumen inti.

2. Nara                   ke ya           ammu wo wiu

    Mendapatkan      oleh saya    rumah baru (TT)

    Saya (si anak Tikus) mendapatkan rumah baru (TB)

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
nara Ya merupakan agen dan           ammu wo wiu adalah benefaktif Ya dan ammu wo wiu merupakan argumen inti.

  3.  No   ta aggo        ke bale   helapa    la ammu.

       Dia  membawa   kembali  sepatu     ke rumah (TB)

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Ta aggo No merupakan agen dan helapa merupakan pasien No dan helapa argumen inti sedangkan la ammu merupakan ajung.

4. Hebakka helapa    era dona’be      pa era hora     merana

     Sebelah     sepatu   ada  tergolek      di     bak          sampah

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
era Hebakka helapa merupakan experencer(pengalam) dan             pa era hora merana merupakan lokatif karena menunjukan tempat. Hebakka helapa merupakan argumen inti sedangkan pa era hora merana merupakan ajung.

5. Kejoe nane nga         rute-rute             ne helapa ne

    Tikus itu      sambil     menggigit-gigit        sepatu itu

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Rute-rute Kejoe nane merupakan agen  dan             helapa ne merupakan pasien dan bisa juga sebagai instrument Kejoe nane dan helapa ne merupakan dua argumen inti dalam klausa ini.

6. Ta hakku ke ta maho  ne ana kejoe       ne     la dara    helapa nane

     Mencoba  masuk          itu anak tikus     ke     dalam      sepatu    itu (TT)

     Anak tikus itu mencoba masuk ke dalam sepatu itu (TB)

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Ta hakku   ke ta maho ne ana kejoe  merupakan agen  dan              helapa nane merupakan pasien dan bisa juga sebagai instrument Kejoe nane  merupakan  argumen inti dalam klausa ini. Sedangkan ne     la dara    helapa nane merupakan ajung karena ada preposisi yang menandakannya.

7. Ta mari ke ne rena kejoe ne  ngadde     tao                 ana no

    Tersenyum        Ibu tikus itu    melihat    tingkah laku   anaknya (TT)

     Ibu tikus itu tersenyum melihat tingkah laku anaknya (TB)

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Ta mari dan ngadde Rena kejoe ne merupakan agen atau pelaku dalam klausa ini dan tao ana no sebagai experenser atau pengalam . Dalam klausa ini argumen intinya yaitu

Rena kejoe ne, sedangkan tao ana no merupakan ajung.

1.3         Analisis Peran Semantis,Ajung dan Argumen dalam teks cerita Rena Maddi(Hengiu Manu) Nga Madda (Si hitam=seekor ayam dan Musang) hal:20-22.

Dalam teks bahasa Sabu ini dapat ditemukan beberapa klausa yang dapat dianalisis dari aspek peran semantisnya, argumennya yang inti atau hanya sebagai ajung saja dan penentuan verba transitif klausanya. Berikut ini dapat dianalisis aspek –aspek di atas dari klausa dalam teks bahasa sabu, sebagai berikut:

  1. Ne manu rena pehune         ta rena meddi

          Ini ayam betina   dinamakan    ayam betina hitam (TT)

         Ayam betina ini dinamakan ayam betina hitam  (TB)

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
pehune  Ne manu rena merupakan agen atau pelaku dalam klausa ini dan rena meddi  sebagai benefaktif atau sasaran dalam penamaan itu. Dalam klausa ini argumen intinya yaitu

Ne manu rena dan rena meddi  dengan menggunakan verba pasif dalam klausa transitif.

2. Hengiu do madda  la ame      dallu   rena maddi

    Seekor   musang     meminta    telur    si  hitam

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
La ame  Hengiu do madda merupakan agen atau pelaku dalam klausa ini ,sedangkan dallu rena maddi  merupakan peran ganda bisa sebagai benefaktif atau sasaran dan bisa sebagai pasien atau penderita dalam kasus peran semantis di klausa ini. Dalam klausa ini argumen intinya ada dua (2) yaitu subjek Hengiu do madda dan dallu rena maddi .

3. Ta li        ke rena meddi , dallu     ya     pi’a do          do maddi.

    Berkata     oleh Si hitam    telur      saya  tidak ada      yang hitam (TT)

    Si hitam mengatakan telurnya tidak ada yang berwarna  hitam (TB)

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Ta li  Rena meddi  merupakan agen atau pelaku dalam klausa ini dan dallu ya  sebagai benefaktif atau sasaran dalam percakapan itu, dalam kesatuan klausa ini. Dalam klausa ini argumen intinya yaitu

Rena meddi .sedangkan  dallu  ya     pi’a do do maddi merupakan ajung .

4. Do madda ne nga’a   manu (rena maddi nga ana he hari-hari).

     Si kijang     memakan  ayam (si hitam dan semua anaknya)

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Ne nga’a  Do madda  merupakan agen atau pelaku dalam klausa ini dan manu (rena maddi nga ana he hari-hari) sebagai pasien atau penderita, dalam kesatuan klausa ini. Dalam klausa ini argumen intinya ada dua (2) yaitu Do madda sebagai subjek

dan manu (rena maddi nga ana he hari-hari) sebagai objek dan didukung kata dalam kurung sebagai bentuk kata keterangan memperjelas kesatuan klausa ini.

5. Rena maddi ta kale     ani          nga ana no

     Si hitam        mencari   makan    dengan anaknya

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Ta kale  Rena maddi   merupakan agen atau pelaku dalam klausa ini dan ani  merupakan sasaran atau benefaktif dan bisa juga sebagai pasien atau penderita dalam kesatuan klausa ini Dalam klausa ini argumen intinya ada dua (2) yaitu rena maddi  sebagai subjek

dan ani  sebagai objek dan didukung kata setelah objek sebagai bentuk kata keterangan penjelasan kesatuan klausa ini.

6. Ta dei ke do madda     ta          pelue               rena maddi

     Ingin  oleh si musang   untuk    memperdaya   si hitam (TT)

     Si musang ingin memperdaya si hitam  (TB)

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
pelue  Do madda   merupakan agen atau pelaku dalam klausa ini dan rena maddi  merupakan sasaran atau benefaktif  dari agen atau aktor si do madda dalam kesatuan klausa ini. Dalam klausa ini argumen intinya yaitu rena maddi  sebagai objek  dan Ta dei  ke do madda sebagai subjek merupakan ajung dalam klausa ini.

7. Madda mita       nara    ta nga’e     rena maddi    nga          ana no hari-hari

    Musang supaya  dapat   memakan   si hitam          dengan    semua anaknya (TT)

    Musang bisa memakan si hitam dengan anaknya (TB)

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Ta nga’e  madda   merupakan agen atau pelaku dalam klausa ini dan rena maddi  merupakan sasaran atau benefaktif  dari agen atau aktor ,serta rena maddi  bahkan dapat dijadikan pasien atau penderita seteleh madda melaksanakan niatnya dalam kesatuan klausa ini. klausa ini  merupakan ajung atau bukan argumen inti yang dimerkai oleh kata keterangan penyerta nga  ana no hari-hari . kata madda dan rena maddi merupakan ajung atau argumen bukan inti.

1.4  Analisis Peran Semantis,Ajung dan Argumen dalam teks cerita Ma Wadu Riwu hal:32-34.

Dalam teks bahasa sabu ini di dapat beberapa analisis tentang aspek peran semantis , argumen yang inti dan ajung serta verba aktif dan pasif dari klausa transitif ,yaitu  semua aspek kebahasaan yang mengandung sorotan terhadap makna  ini dapat dianalisis sebagai berikut dari klausa yang ada dalam teks :

  1. Ne ana he hekola    pa SD Negeri 2 Habba

          Mereka  bersekolah  di SD Negeri 2 Seba

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
He hekola  Ne ana merupakan agen atau pelaku dalam klausa ini sekaligus sebagai subjek dan  pa SD Negeri 2 Habba merupakan lokatif atau tempat dari agen atau actor melakukan proses belajar Argumen inti klausa ini yaitu ne ana , sedangkan  pa SD Negeri 2 Habba merupakan ajung karena didukung preposisi pa sebagai preposisi di dalam bahasa indonesia.

2. Hari do tallu ana Ma Wadu Riwu   do dai tape  manga      bola    nga  kelatti koro.

    Ketiga            anak Ma Wadu Riwu     senang         bermain   bola    dan   menembak burung

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Do dai tape manga  Hari do tallu   ana Ma Wadu Riwu merupakan agen atau pelaku dalam klausa ini sekaligus sebagai subjek dan bola nga kelatti koro  merupakan instrument atau alat aktifitas juga dalam fungsi sebagai objek. Argumen inti klausa ini  ada dua (2) yaitu  Hari do tallu   ana Ma Wadu Riwu dan bola nga kelatti koro.Perlu diketahui bahwa klausa ini memiliki dua verba yaitu do dai tape dan manga, sedangkan objeknya juga ada dua yaitu bola dan kelatti koro.ini yang membuat klausa ini menjadi klausa transitif yang memiliki 2 verba dan 2 objek.

3. Ma Wadu Riwu    la atta            due        nga         aggu           tudi ,                                    

     Ma wadu Riwu   berangkat     iris tuak   dengan    membawa   pisau

     habadari wake      nga  heboro.

     haik,   ikt pinggang ,dan   sikat

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
La latta  Ma Wadu Riwu merupakan agen atau pelaku dalam klausa ini sekaligus sebagai subjek dan due  merupakan benefaktif atau sasaran juga berperan  dalam fungsi sebagai objek.sedangkan nga aggu tudi, haba, dari wake nga heboro merupakan keterangan alat karena ada kata penghubungnya serta dalam peran semantis bisa dikatakan sebagai peranan instrument. Argumen inti klausa ini yaitu Ma Wadu Riwu, sedangkan  due  nga aggu tudi ,haba ,dari wake, nga heboro merupakan ajungnya karena dihiasi kata penghubung nga dalam bahasa Indonesianya dengan.

4. Ne ae           due do atta   ri no        anna      kepue.

    Berjumlah    iris tuak         olehnya   enam     pohon (TT)

    Tuak yang diirisnya berjumlah enam pohon  (TB)

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Na ae  due do atta   ri no merupakan subjek dan berperan dalam semantis sebagai experencer (pengalam) ,sedangkan anna kepue sebagai benefaktif atau sasaran serta dalam kedudukan fungsinya sebagai objek. Argumen inti klausa ini yaitu anna kepue yang berkedudukan sebagai objek, sedangkan due do atta   ri no yang berkedudukan sebagai subjek dalam fungsi disebut ajung atau argumen bukan inti.

5. Hade hoge          ta               donahu.

    Sebagian tuak     dimasak     menjadi      gula

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
hoge  hade merupakan subjek dan berperan dalam semantis sebagai experencer (pengalam) ,sedangkan donahu sebagai benefaktif atau sasaran serta dalam kedudukan fungsinya sebagai objek. Klausa ini merupakan klausa ajung atau klausa yang memiliki argumen bukan inti.

6. Ma Wadu Riwu miha      mone             akki                manu       la’i ae.

     Ma wadu Riwu     punya    kegemaran    memelihara    ayam       jantan

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Mone dan akki  Ma Wadu Riwu merupakan subjek dan berperan dalam semantis sebagai pelaku atau agen ,sedangkan manu la’i ae sebagai instrument atau alat aktifitas kegemaran sehari-hari , serta dalam kedudukan fungsinya sebagai objek. Klausa ini memiliki 2 argumen inti yaitu; Ma Wadu Riwu dan manu la’i ae

7. Donahu Hawu nani     ta pewie    ke la paha    Mabba.

    Gula Sabu          itu        dijual         ke pasar      Seba

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Ta pewie  Donahu hawu merupakan subjek dalam klausa verba pasif yang dikenai peran sebagai experenser(pengalam) ,sedangkan ke la paha    Mabba sebagai lokatif. Klausa ini memiliki  argumen inti yaitu; Donahu hawu, sedangkan ke la paha    Mabba merupakan ajung karena dimarkai oleh preposisi.

Dari pemaparan mengenai pembahasan  di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa banyak ditemukan klausa terjemahan terikat dan peran semantis yang hampir benefaktif semua objeknya serta  argumen inti dan ajungnya juga seimbang dalam arti tidak bisa berdiri sendiri tanpa partisipannya dan ada yang mampu berdiri sendiri yang mengakibatkan adanya ajung pada partisipannya serta ada juga argumen dari verba klausa transitif pasif dalam teks bahasa Sabu dari masing-masing cerita .Tidak lupa juga ada peran semantis berupa agen, pasien, intrument, source,locatife dan klausa berverba ganda dan berobjek ganda dalam analisis klausa di teks cerita bahasa Sabu masing-masing.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1.1         Simpulan

Dari pembahasan yang di paparkan di atas peneliti dapat menarik suatu simpulan yang berarti bagi penelitian ini bahwa analisis mengenai  peran semantis verba dalam klausa transitif pada teks cerita bahasa Sabu dengan judul  Ana Kedakke Nga Hika(Anak katak dan Murai), Ammu Helapa( Rumah Sepatu), Rena Maddi(Hengiu Manu) Nga Madda (Si hitam=seekor ayam dan Musang) dan Ma Wadu Riwu antara lain:

  1. Era ke hengiu rena kedakke nga          due ngiu ana  

           Ada seekor induk katak          dengan     dua anaknya

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
nga Era ke hengiu rena kedakke dapat dikatakan memiliki peran

semantis sebagai agen dan due ngiu ana disebut dalam peran semantis sebagai agen juga benefaktif

 Era ke hengiu rena kedakke merupakan argumen inti sedangkan due ngiu ana merupakan ajung

 

  1. Pehune ri Ina ro      ta A’a nga Ari

          Mereka   bernama      A’a dan Ari

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
ri ina ro Pehune dapat dikatakan dalam peran semantis sebagai agen dan  ta A’a nga Ari  dapat dikatakan sebagai benefaktif Pehune merupakan argumen inti begitu juga dengan  ta A’a nga Ari yang sepadan dengan pehune dikatakan sebagai argumen inti

 

  1. No   ta  mejaddi   dunga-dunga  ke  pa   kolo      wowadu     pa   ngidi    ai lobo

      Dia     duduk       melamun              di    sebuah  batu          di     tepi      sungai

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Mejaddi No dapat dikatakan dalam peran semantis sebagai agen dan dunga-dunga sebagai effector,sedangkan  pa kolo wowadu  peran semantisnya sebagai lokatif serta  pa ngidi ai lobo juga berperan sebagai lokatif Dunga-dunga , pa kolo wowadu dan pa ngidi ai lobo  bukan argumen inti (ajung), sedangkan no merupakan argumen inti

 

  1. Ta hore ke   ri mone          unu  helapa ne.

Membuang  oleh pemilik   kepunyaan      sepatu itu (TT)

Si pemilik sepatu membuang sepatu itu.

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Ta hore Ri mone adalah agen dan helapa ne adalah pasien. Ri mone dan helapa ne merupakan argumen inti.

 

  1. Nara                   ke ya           ammu wo wiu

Mendapatkan      oleh saya    rumah baru (TT)

Saya (si anak Tikus) mendapatkan rumah baru (TB)

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
nara Ya merupakan agen dan           ammu wo wiu adalah benefaktif Ya dan ammu wo wiu merupakan argumen inti.

 

  1. No ta aggo        ke bale   helapa    la ammu.

Dia  membawa   kembali  sepatu     ke rumah (TB)

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Ta aggo No merupakan agen dan helapa merupakan pasien No dan helapa argumen inti sedangkan la ammu merupakan ajung.

 

  1. Ne manu rena pehune         ta rena meddi

          Ini ayam betina   dinamakan    ayam betina hitam (TT)

          Ayam betina ini dinamakan ayam betina hitam  (TB)

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
pehune  Ne manu rena merupakan agen atau pelaku dalam klausa ini dan rena meddi  sebagai benefaktif atau sasaran dalam penamaan itu. Dalam klausa ini argumen intinya yaitu

Ne manu rena dan rena meddi  dengan menggunakan verba pasif dalam klausa transitif.

 

  1. Hengiu do madda  la ame      dallu   rena maddi

          Seekor   musang     meminta    telur    si  hitam

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
La ame  Hengiu do madda merupakan agen atau pelaku dalam klausa ini ,sedangkan dallu rena maddi  merupakan peran ganda bisa sebagai benefaktif atau sasaran dan bisa sebagai pasien atau penderita dalam kasus peran semantis di klausa ini. Dalam klausa ini argumen intinya ada dua (2) yaitu subjek Hengiu do madda dan dallu rena maddi .

 

  1. Ta li ke rena meddi , dallu     ya     pi’a do          do maddi.

           Berkata     oleh Si hitam    telur      saya  tidak ada      yang hitam (TT)

          Si hitam mengatakan telurnya tidak ada yang berwarna  hitam (TB)

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Ta li  Rena meddi  merupakan agen atau pelaku dalam klausa ini dan dallu ya  sebagai benefaktif atau sasaran dalam percakapan itu, dalam kesatuan klausa ini. Dalam klausa ini argumen intinya yaitu

Rena meddi .sedangkan  dallu  ya     pi’a do do maddi merupakan ajung .

 

  1. Ne ae  due do atta   ri no        anna      kepue.

          Berjumlah    iris tuak         olehnya   enam     pohon (TT)

         Tuak yang diirisnya berjumlah enam pohon  (TB)

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Na ae  due do atta   ri no merupakan subjek dan berperan dalam semantis sebagai experencer (pengalam) ,sedangkan anna kepue sebagai benefaktif atau sasaran serta dalam kedudukan fungsinya sebagai objek. Argumen inti klausa ini yaitu anna kepue yang berkedudukan sebagai objek, sedangkan due do atta   ri no yang berkedudukan sebagai subjek dalam fungsi disebut ajung atau argumen bukan inti.

 

  1. Hade hoge          ta               donahu.

          Sebagian tuak     dimasak     menjadi      gula

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
hoge  hade merupakan subjek dan berperan dalam semantis sebagai experencer (pengalam) ,sedangkan donahu sebagai benefaktif atau sasaran serta dalam kedudukan fungsinya sebagai objek. Klausa ini merupakan klausa ajung atau klausa yang memiliki argumen bukan inti.

 

  1. Ma Wadu Riwu miha      mone             akki                manu       la’i ae.

          Ma wadu Riwu     punya    kegemaran    memelihara    ayam       jantan

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Mone dan akki  Ma Wadu Riwu merupakan subjek dan berperan dalam semantis sebagai pelaku atau agen ,sedangkan manu la’i ae sebagai instrument atau alat aktifitas kegemaran sehari-hari , serta dalam kedudukan fungsinya sebagai objek. Klausa ini memiliki 2 argumen inti yaitu; Ma Wadu Riwu dan manu la’i ae

 

  1. Donahu Hawu nani     ta pewie    ke la paha    Mabba.

          Gula Sabu          itu        dijual         ke pasar      Seba

Verba Peran Semantis Argumen Inti dan Ajung
Ta pewie  Donahu hawu merupakan subjek dalam klausa verba pasif yang dikenai peran sebagai experenser(pengalam) ,sedangkan ke la paha    Mabba sebagai lokatif. Klausa ini memiliki  argumen inti yaitu; Donahu hawu, sedangkan ke la paha    Mabba merupakan ajung karena dimarkai oleh preposisi.

1.2         Saran

Dari simpulan di atas dapat diambil  suatu  saran untuk dapat menyempurnakan penelitian  ini, yaitu:

  1. Perlu diadakannya suatu pemaparan yang lebih luas mengenai peran semantis verba dalam klausa transitif pada teks cerita bahasa Sabu
  2. Perlu adanya masukan sebagai kritik dan saran dari teman-teman mahasiswa Pascasarjana Linguistik untuk memperbaiki hasil penelitian ini agar lebih baik di hari-hari ke depan lagi.

Untuk itu perlu kritik dan saran dari pembimbing atau dosen yang terlibat dalam penyusunan makalah ini yang bersifat konstruktif dan bersifat komulatif sangat kami harapkan supaya dalam penugasan penelitian yang akan datang lebih baik dan lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Ratukoreh A.2007.Buku Pelajaran Bahasa Sabu.Kupang:UPTD

Badudu J.S.1993 Pelik-Pelik Bahasa Indonesia.Bandung: Pustaka Prima

1995 Inilah Bahasa Indonesia yang benar IV. Jakarta: Gramedia.

Alwi Hasan  dkk. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke Dua. Jakarta: Balai Pustaka.

Alwi hasan. 1993.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ke Dua. Jakarta:Depdikbud RI.

Ramlah, M. 1996. Sintaksis, Yogyakarta.

Verhaar, J.W.M. 1988. Pengantar Linguistik I. Yogyakarta: Gadjah  Mada University  Press

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *