Menemukan Udara Baru

By: Heronimus Bani

Mula aksara kumasuki atmosfir edukasi,
Kutemukan udara sejuk nuansa kasih.
Rotasi waktu bergulir tanpa henti,
Mengikuti revolusi planet bumi terhadap matahari,
Hingga berhitung dalam kalender matahari,
Sambil memperhitungkan revolusi bulan terhadap bumi,
Yang mengantar kalender bulan terkalkulasi.

Seluruh waktu isinya cure, instructional, mengantar kaum pelajar,
Membelah insan bermuatan potensi, bakat dan minat di hari fajar nan berdasar,
Berkejaran mengejar capacity and capability di penghujung waktu belajar yang mendasar.
Berlatar motif dan motivasi meraih masa depan dalam cita dan vision.

Siapa sangka waktu berjalan lurus,
Sementara benda duniawi bukan barang baka.
Intan dan diamond sulit dicari,
Emas dan perak barang berharga,
Siapa sangka semua itu dapat diraih?
Lebih berharga muatan di kepala insan educated.
Bila si insan yang maslahat berguna di arena karsa dan karya,
Mengapa hari mengantar perhentian padanya?

Makhluk insani bertubuh fana,
Sekalipun berotak jenius nan brilian,
Keroposlah tulang, bergulinglah daging berkeriput,
Mata sayu memutih, rambut beruban memudar keabuan.
Siapa dapat menahan umur yang merangkak maju menuju batas akhir usia?
Masukilah garis finis atmosfir edukasi.
Nyatakan selamat tinggal dunia formal edukasi!
Biarlah kenangan berbuah kesan tak kusam,
agar udara baru terhirup lebih segar,
di dunia purna karya edukasi.

Koro’oto, Minggu, 07 Februari 2016 (untuk teman guru yang pensiun)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar