Dinas Peternakan Kabupaten Kupang Siap Bangkitkan Ekonomi Modernisasi di Masyarakat

Bambang Permana
Bambang Permana

Oelamasi-infoNTT.com,- Pada umumnya, ternak merupakan aset hidup bukan komoditi bisnis, tapi lebih berfungsi sebagai status sosial, atau juga merupakan sumber tenaga kerja dalam tata kehidupan masyarakat peternak.

Dengan adanya anggaran dana desa, diharapkan banyak desa yang ada di di wilayah Kabupaten Kupang yang mau aktif meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya di bidang peternakan.

Bacaan Lainnya

Pelaksana Tugas Dinas Peternakan Kabupaten Kupang Pranama kami kepada media ini, Kamis (18/10/2018) mengatakan adanya kegiatan pemberdayaan ekonomi produktif di tengah masyarakat menjadi salah salah satu cara untuk meningkatkan semangat bagi para peternak.

Menurut Bambang, ada bantuan sapi yang diberikan ke masyarakat melalui kepala desa. Namun ada dua bentuk aspek yang harus menjadi perhatian yakni aspek kesehatan ternak sendiri dan aspek kesehatan masyarakat veteriner yaitu pengguna dari para peternak itu sendiri.

“Mengantisipasi dua aspek di atas maka saya sangat berharap di setiap pengadaan ternak di masyarakat, kalau bisa dinas dilibatkan untuk memberikan masukan teknis itu saja. Sehingga yang pertama bahwa kita mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan khususnya peternak dan ternak itu sendiri,”ujar Bambang.

Bambang juga mencontohkan penyakit ternak yang menular yang tidak saja kepada ternak tetapi juga kepada manusia. Seharusnya ada pencegahan dini, jangan sampai ternak yang piara itu adalah ternak yang tidak layak, baik itu bibit maupun ternak yang mau dikonsumsi.

“Contoh saja kita mau ekonomi kerakyatan maka kita berharap bahwa kita beli ternak sapi untuk penggemukan, dan kita berharap sebelum satu tahun sudah bisa dijual, namun yang terjadi karena tidak dicermati secara baik maka yang ada masyarakat malah rugi karena sapi tidak produktif sesuai keinginan kita dan ini yang harus diantisipasi,”jelasnya.

Saat ini yang pengadaan sapi yang dilakukan di desa, menurut Bambang masih merupakan ternak yang dikategorikan ada dalam masa pertumbuhan atau masih di bawa satu tahun. Artinya masih dalam proses membesarkan tulang, tapi kalau untuk masa perkembangan itu artinya sementara memproses membesarkan otot sehingga pertumbuhan dia itu cepat dan butuh pengontrolan  yang matang.

Namun jikalau sapi dalam masa pertumbuhan, maka masa pemeliharaannya itu menjadi panjang dan bukan hanya satu tahun tapi bisa dua tahun atau lebih, dan jika tidak paham cara pemeliharaan yang baik, maka akhirnya program pemberdayaan ini tidak berjalan baik.

Bambang menambahkan, jika hitung secara ekonomi masyarakat tidak mempunyai ekonomi yang kuat secara umum. Sehingga Dinas Peternakan Kabupaten Kupang menyarankan agar masyarakat bisa meminta masukan secara teknis, karena dari dinas terbuka dan sama sekali tidak meminta pembiayaan.

“Minimal kita di sini punya fungsi, yakni melakukan layanan untuk masyarakat. Alangkah lebih baiknya yang berhubungan dengan pengadaan peternakan, perikanan, atau yang mempunyai ikutan dampak pada yang lain bisa konsultasi bersama kami,”harap Bambang.

Dinas Peternakan Kabupaten Kupang juga ingin agar ternak yang ada di masyarakat itu sehat. Maka dinas pun perlu adanya faksinasi untuk kesehatan hewan. Karena di NTT tidak bisa terlepas dari yang namanya penyakit bio dosis atau penyakit keguguran yang biasanya terjadi pada waktu 2 atau 3 bulan masa bunting sapi.

Bambang juga akan membuat program, di mana dinas akan turun sosialisasi di setiap kecamatan dengan mengumpulkan setiap desa yang ada di Kecamatan tersebut untuk menyampaikan bagaimana cara atau teknis yang benar untuk bisa membuat ekonomi produktif di bidang peternakan.

“Semoga ke depan kita tidak perlu lagi untuk pengadaan sapi, asalkan pemerintah bisa membuat pengembangan sistim saja seperti membangun sarana prasarana pendukung yaitu air embung dan bibit lamtoro untuk pakannya. Lewat perbankan juga bisa, di mana dana kurs juga sekarang ada dan ada caranya, itu dua sampai tiga bulan saja sudah bisa di jual dan menghasilkan jutaan rupiah agar kita juga tidak terlalu membebani pemerintah,”pungkas Bambang.

Laporan: Sigit Seran & Julio Faria

Editor: Redaksi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *