Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang Galakkan Inovasi guna Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang, Yoel Midel Laitabun, S.SI., M.Kes, saat turun memantau di lapangan.

Oelamasi-InfoNTT.com,- Tekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), Pemerintah Kabupaten Kupang melalui Dinas Kesehatan galakan inovasi Bidan Sahaba Ibu Hamil.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang, Yoel Midel Laitabun, S.SI., M.Kes, Sabtu (23/3) kepada media menjelaskan, bahwa untuk menekan angka AKI dan AKB pihaknya melakukan berbagai cara dengan melakukan kunjungan ke Puskesmas Sonraean, tepatnya di RT 02 Kelurahan Sonraen, Kecamatan Amarasi Selatan.

Bacaan Lainnya

Kunjungan ini dalam rangka memonitor secara langsung ke sasaran Ibu hamil dengan catatan Resiko Tinggi. Selain melakukan monitor secara langsung ke sasaran, Dinkes juga bentuk tim pendamping tenaga teknis penanganan resiko ibu hamil dengan Inovasi Bidan Sahabat Ibu Hamil.

Dibeberkan Kepala Dinas Kesehatan bahwa berdasarkan data tahun 2023, tercatat 13 ibu meninggal dan kematian Bayi sebanyak 114 anak.

 

“Berkaca dari data tersebut, Kami dari Bidang Kesehatan Masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak membuat suatu Trobosan dengan Inovasi Bidan Sahabat Ibu Hamil. Inovasi ini digalakkan dengan setiap Bidan harus mempunyai sahabat ibu hamil dan Bidan akan memantau dan kunjungan Rumah Sahabat Ibu hamilnya dari masa kehamilan, persalinan Nifas ,sampai pada pemasangan KB,” jelasnya.

Ditegaskan Kadis Kesehatan, bahwa wajib semua bidan yang bekerja di Wilayah Puskesmas diberikan tanggungjawab mempunyai Sahabat Ibu Hamil. Tanggung jawab tersebut tergantung berapa jumlah sasaran ibu hamil. Kalau satu puskesmas bidannya ada 10 dan ibu hamil ada 30, maka setiap bidan harus mempunyai 3 Sahabat ibu hamil.

 

“Sahabat Ibu Hamil ini harus diawasi dengan melakukan kunjungan rumah sampai pada persalinan, Nifas, dan pemilihan Alat kontrasepsi. Tim Pendampingan Bumil Resti, akan terus mendampingi sampai pada Rujukan Terencana dan pastikan ibu dan bayi selamat,” tegas mantan Camat Semau ini.

Menurut Yoel Laitabun, untuk menekan angka kasus AKI dan AKB dibutuhkan kerjasama berbagai pihak dan lintas sektoral seperti Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Kupang, Kecamatan dan desa.

“Harapannya setiap ibu hamil, selain menjaga kesehatan kehamilannya. Penting juga melakukan pemeriksaan secara rutin ke layanan kesehatan yang dimulai dari trisemester pertama, kedua dan ketiga. Tentu dengan pemeriksaan kesehatan secara rutin akan mendapatkan layanan pil penambah darah (Fe) dan Vitamin,” pungkasnya.

Dirinya berharap setiap bidan selalu melakukan kontrol secara kontinyu terhadap sasaran ibu hamil, sehingga perkiraan waktu melahirkan ( partus) tepat waktu dan dilayani di fasilitas kesehatan.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *