Untuk para guru yang menyalakan cahaya di remang Ruang-ruang Kelas
Langkahmu berada di atas tanah kering dan matahari garang,
di antara sabana, suara gembala, dan desing parang peladang, dan pisau kecil penenun,
Kau, Guru, bukan hanya jejak,
melainkan akar yang menegakkan generasi bangsa.
PGRI di tanah dan langit Kabupaten Kupang,
bukan sekadar organisasi,
ia bara dan nyala kecil perjuangan yang tak sudi padam,
di kelas reyot dan peyot di desa terpencil dan pesisir pantai,
di ladang harapan yang kadang terlambat panen, di tambak garam yang gerah.
Engkau bukan hanya pengajar,
engkau pembentuk watak, penjaga akal sehat,
dengan kapur, tinta spidol dan papan sederhana,
kau tulis masa depan anak-anak Amarasi, Amfoang, Am’abi, Fatule’u, Kupang Raya, Semau,
Taebenu, dan seluruh lorong kampung yang kau tapaki.
(Semoga) Bukan gaji yang menjinakkan letihmu,
bukan tunjangan yang membuatmu bertahan,
tapi cinta akan ilmu, dan keyakinan
bahwa kemajuan negeri ini lahir dari
tanganmu yang menulis dan lafal huruf pertama.
PGRI berdiri, bukan untuk diam.
Ia bersuara saat guru dijepit dan dikerangkeng dalam alur mainan politik,
berdiri saat martabat pendidik dilecehkan,
menggugat saat kebijakan mencederai kemanusiaan.
Kau bukan pegawai biasa-biasa
kau pelita yang terus menyala dalam gelap dan kesuraman.
Dan walau langit kerap mendung, hingga derasnya banjir bandang,
kau tetap berjalan,
demi satu cita: Indonesia yang tercerahkan dari Timur.
Hormatku untukmu, PGRI Kabupaten Kupang.
Semoga derap juangmu tak surut,
sebab dari tanahmu di bawah tudung langitmu,
masa depan negeri ini sedang disemai,
dengan ilmu dan keberanian sejati dan dengan cinta.
©Heronimus Bani