Onis Djabur: Tanaman Hortikultura di Kabupaten Kupang Cocok dengan Pupuk Organik

Bukti nyata pupuk organik cair bagi petani tomat di Naibonat.

Oelamasi-InfoNTT.com,- Sekolah Lapangan (SL) bekerja sama dengan badan penyuluhan pertanian lakukan kegiatan percontohan penerapan teknologi Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang, Kabupaten Kupang.

Kegiatan dilaksanakan pada Rabu (11/10/2023) padi di salah satu kelompok pertanian yakni Bunga Tani dengan luas lahan 15 are, yang mana lokasi pertanian ini ditanami tomat.

Bacaan Lainnya

Sekolah lapangan (SL) Tematik penerapan teknologi pertanian organik yang bergerak di bidang pertanian dengan mendorong petani agar gunakan pupuk organik dalam memproduksi tanaman hortikultura.

Dikatakan Koordinator penyuluh Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang wilayah Kecamatan Kupang Timur, Onis Djabur, bahwa tanaman hortikultura sangat cocok dengan pupuk organik cair yang di produksi oleh tim dari sekolah lapangan (SL) yang sudah terbukti memberi manfaat dan hasil yang fantastis.

“Hasilnya sangat bagus, pupuk organik cair yang kami produksi sekarang digunakan dan hasilnya bisa lihat di sini (kebun tomat),” ujar Onis.

Sekolah lapangan juga sudah bekerja sama dengan 10 kelompok tani dari setiap desa kelurahan di wilayah Kupang Timur, dan hasil pupuk organik yang dihasilkan sudah digunakan dengan presentase hasil yang cukup baik sehingga akan dikembangkan agar bisa distribusi ke semua kelompok tani.

Dilaporkan hasil panen per tahap, bahwa sampai dengan saat ini sudah 4 kali lakukan panen khusus tanaman tomat, dengan total hasil panen mencapai 780 Kilo.

“Saya mengajak para petani untuk menggunakan pupuk organik dalam budidaya tanamannya,” ujar Onis

Tim pendamping sekolah lapang, juga menyampaikan kendala yang dihadapinya yakni, masih kurangnya fasilitas seperti traktor untuk membuat bedeng, dan mesin air untuk lakukan pengairan.

“Kami semua punya semangat kerja tapi masih ada kendala yang kami hadapi, yaitu traktor kemarin kami sewa orang punya, dan juga mesin pompa air kami bayar per bulan, jadi kalau bisa bapak kadis provinsi dan kabupaten serta ibu kepala BPP bisa bantu kami,” ujar salah satu ketua kelompok tani.

Pengurus tim sekolah lapang berharap ada perhatian khusus dari Dinas Pertanian Provinsi NTT dan Kabupaten Kupang serta Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang, dalam melengkapi segalah kekurangan yang dihadapi agar upaya mendorong produk organik ini dapat berkembang.

“Kami harap bapak dinas pertanian provinsi dan kabupaten Kupang serta BBPP Kupang untuk melihat kekurangan kami,” ungkap salah satu pengurus (SL) saat memberi testimoni dalam kegiatan tersebut.

Menurutnya, poin yang ingin disampaikan adalah bagaimana bertani namun menggunakan pupuk organik cair. Pupuk organik yang dipromosikan oleh tim sekolah lapang menggunakan bahan baku yang bersumber dari berbagai ragam tumbuhan yang ada di wilayah Kabupaten Kupang, diantaranya bawang putih, bawang merah, dan beberapa tumbuhan lain kemudian untuk perekatnya menggunakan lidah buaya.

Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT ) Lecky Koli yang hadir membuka temu lapang Farmers Field Day (FFD) panen tomat, mengatakan masyarakat NTT harus meningkatkan potensi alam yang ada dengan membudidayakan tanaman-tanaman disekitar yang bisa jadi bahan olahan pupuk organik.

Lecky Koli menjelaskan, pupuk organik jauh lebih baik dibandingkan dengan pupuk kimia karena pupuk organik mampu menjaga kesuburan tanah dalam jangka waktu yang panjang.

Ia juga mendorong para kelompok tani yang bernaung dibawa sekolah lapangan (LP) untuk terus mencari solusi dalam mengembangkan pupuk organik agar mampu memberi dampak yang signifikan.

Dirinya berharap pupuk organik diproduksi lebih banyak dan ada keterlibatan pengusaha agar semua masyarakat bisa mendapatkannya.

Lebih lanjut Ia juga menjawab kendala-kendala yang dihadapi oleh masyarakat dalam mengola lahan, dengan berjanji bahwa kedepan akan ada alat yang digunakan untuk membuat bedeng, sehingga petani tidak lagi kesulitan.

“Ada traktor yang sekali jalan itu bedeng lansung jadi dan itu nanti kita akan usahakan untuk kasih, memang kerja bedeng itu butu tenaga, kalau bapak-bapak kerja bedeng secara manual maka mama-mama harus tahan diri karena malam bapak tidak bisa kerja lagi,” ujar Lecky Koli penuh makna.

Setelah diskusi berbagai informasi seputar pertanian, kegiatan diakhiri dengan panen simbolis Tomat oleh Dinas Pertanian dan ketahanan pangan provinsi NTT, Kadis Pertanian Kabupaten Kupang, dan Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *