Kupang-InfoNTT.com,- Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling up Initiative (READSI) merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga tani miskin melalui pemberdayaan rumah tangga petani di perdesaan dan pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan pendapatan di sektor pertanian dan non pertanian.
Bayu Rahmawan selaku program management IFAD kepada media, Rabu (10/10/2024) mengaku senang karena lima tahun perjalanan READSI di Kabupaten Kupang sangat berdampak bagi petani. Yang mana pembiayaan dari International Fund for Agriculture Development (IFAD) melalui Kegiatan READSI sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan perkebunan di Kabupaten Kupang.
Bayu menjelaskan, tujuan Program READSI adalah rumah tangga pedesaan di NTT khususnya petani Kabupaten Kupang diberdayakan baik secara individu maupun kolektif dengan keterampilan, percaya diri dan pengelolaan sumber daya untuk meningkatkan pendapatan dan mata pencaharian dan non-pertanian mereka secara berkelanjutan.
“Kelompok sasaran program READSI yaitu petani miskin yang memiliki lahan untuk kegiatan pertanian dan aktif berpartisipasi dalam peningkatan kegiatan ekonomi di sektor pertanian. Selanjutnya petani aktif yang dapat dijadikan sebagai contoh dan akan bertindak sebagai agen perubahan yang memiliki potensi untuk menunjukkan dan memotivasi petani lain untuk meningkatkan pendapatan mata pencaharian. Ada juga petani tanpa lahan dan pemilik lahan sempit yang potensial untuk difasilitasi guna mengembangkan sumber daya mereka sebagai sumber pendapatan keluarga, dan rumah tangga dengan kepala keluarga perempuan yang akan difasilitasi melalui kegiatan pengembangan lahan pekarangan, peningkatan penyadaran perbaikan gizi, dan pengelolaan keuangan rumah tangga,” ungkapnya.
Di Kabupaten Kupang, menurut Bayu, banyak penerima manfaat dari Program READSI. Yang mana ada 7 kelompok tani di setiap desa, satu kelompok 25 orang dengan berbagai pendekatan komoditas, seperti jagung, padi dan perkebunan lainnya. Kabupaten Kupang sendiri memiliki 120 kelompok tani binaan READSI, dengan total penerima manfaat kurang lebih 3500, yang menyebar di 20 desa dan 6 sampai 10 kecamatan.
“Pada dasarnya program ini sangat dirasakan manfaatnya oleh petani, diantaranya dapat meningkatkan hasil panen, bertambahnya pengetahuan petani serta perubahan mindset mengenai kemandirian petani. Sedangkan melalui kelompok tani mereka dapat pengetahuan mengenai teknis pertanian, penanganan hama dan penyakit, pembuatan pupuk organik dan pengolahan lahan menggunakan smart farming. Selain itu pengetahuan mengenai pengelolaan anggaran juga diberikan, seperti mekanisme simpan pinjam guna kemandirian kelompok tani,” jelas Bayu.
Salah satu desa yang mendapatkan program READSI adalah Desa Oematnunu, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Para petani di sini merasakan dampak yang luar biasa, seperti koperasi simpan pinjam khusus kelompok, ditambah dengan hasil pertanian seperti tomat, brokoli dan lain sebagainya.
Sebelum adanya program READSI, petani melakukan praktik pertanian hanya terfokus pada persoalan teknis tanaman yang didampingi oleh penyuluh pertanian sehingga hal ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan kesejahteraan petani. Selain itu kelembagaan kelompok tani tidak tertata secara rapi.
Sedangkan untuk pembiayaan, Bayu menjelaskan Program READSI sampai saat ini sudah menghabiskan anggaran kurang lebih 13,5 miliar rupiah di Kabupaten Kupang. Penyerapan anggaran pun cukup baik, dilihat dari sisi manfaatnya. Mekanisme pembiayaan, di tahun pertama READSI mendapat dana pendahuluan atau talangan dari APBD dulu, sehingga di tahun kemudian baru dirembes dari hibah pemerintah pusat, yang mekanisme anggarannya masuk ke dalam APBD.
Hal yang sama ditambahkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kupang Amin Juariah, bahwa program READSI masuk ke Kabupaten Kupang sangat membantu para petani. Petani-petani mendapat berbagai macam program maupun bantuan yang dapat menunjang perubahan kualitas kehidupan.
Program maupun bantuan melalui program READSI di Kabupaten Kupang di antaranya adanya tenaga fasilitator yang memfasilitasi petani dalam bidang pemberdayaan, kegiatan Sekolah Lapang, bimbingan lanjutan, program alsintan, bantuan pembangunan jalan, pelatihan literasi keuangan, pelatihan simpan pinjam, dan bisnis dasar.
“Setelah lima tahun perjalanan READSI di Kabupaten Kupang, tentu kami Pemerintah Daerah berharap program ini bisa terus berlanjut. Karena Program READSI telah memberikan perubahan yang signifikan. Pencapaian para kelompok tani tersebut dari tidak adanya usaha kelompok dan hingga saat ini kelompok telah mendapatkan penghasilan dari usaha tersebut dikarenakan adanya program READSI yang telah membawa visi mulia terhadap peningkatan kesejahteraan petani yang berada di desa yang menjadi binaan program READSI ” ungkapnya.
Laporan: Chris Bani