Hasilkan Produk Berkualitas, BUMDes Sillu Raya Bertumbuh di Tengah Pandemi

Nampak Kepala Desa Sillu dan juga para mahasiswi foto di depan rumah produksi dan juga produk hasil olahan dari biji jambu mete dan jagung.

Kupang-InfoNTT.com,- Pada umumnya hasil pertanian yang ada di desa -desa masih dijual dalam bentuk hasil, belum dalam bentuk olahan hasil pertanian. Padahal, jika hasil pertanian mampu diinovasikan dapat meningkatkan ekonomi desa dan juga nilai sosial bagi masyarakat desa.

Walau pendemi melanda, namun inovasi hasil pertanian desa sudah dimulai dan terus berusaha digerakan oleh BUMDes Sillu Raya di Desa Sillu, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, NTT. Hasil pertanian yang diolah yakni jambu mete dan jagung.

Bacaan Lainnya

Produk-produk BUMDes Sillu raya ini diolah dengan mendapat pendampingan dari PPDM Universitas Nusa Cendana Kupang. Produk olahannya seperti sirup mete, abon mete, selai mete, kacang mete, marning dan emping jagung berbagai rasa.

Kepala Desa Sillu, Mikhael Takel, kepada media ini beberapa waktu di lokasi olahan produk mete dan jagung menjelaskan, nilai ekonomi menjadi alasan utama BUMDes Sillu Raya melakukan terobosan. Nilai ekonomi yang dimaksud yaitu akan meningkatkan pendapatan asli desa, sedangkan nilai sosial tersedianya kesempatan kerja baru di desa.

“Kami (Pemerintah Desa Sillu) dua kali penyertaan modal untuk BUMDes Sillu Raya, dengan total penyertaan Rp. 150 juta, yakni di tahun 2020 dan 2021. Hitungan ini matang karena hasilnya bagus dan sangat menjanjikan,” ujar Kades Sillu.

Mikhael menambahkan, olahan mete dan jagung ini sudah mendapat sertifikat halal dari MUI Provinsi sejak 21 Juli 2021 lalu. Optimisme semakin bertambah, yang mana pengolahan hasil pertanian ini sudah sangat mudah dilakukan, karena didukung dengan teknologi tepat guna sehingga mutu produk yang dihasilkan akan semakin baik.

Wartawan juga diberikan kesempatan melihat dan mendengar penjelasan langsung cara mengolah hingga strategi pemasaran produk-produk tersebut.

Salah satu pendamping yang selalu setia mendampingi para petani dan juga mengontrol proses produksi yakni Ir. Zainal Abidin, MP, salah satu dosen dari Fakultas Pertanian Undana Kupang.

Selain mengontrol sistem produksi, Ir. Zainal Abidin juga mendatangkan mahasiwa praktek dari Fakultas Pertanian Undana untuk mempraktekan tata cara mengolah mete dan jagung menjadi hasil karya yang luar biasa.

Menurutnya, usaha ini juga mendapat dukungan dari Kelompok Tani Tafena Monit dan Pelita Harapan. Selain itu sistem kerjanya juga sama dengan perusahan-perusahaan si luar, pelatihan dan programnya mulai dari produksi, kualitas, pemasaran dan manajemen usaha, ijin produksi serta sertifikat halal.

“Desa Sillu merupakan mitra Undana, dan sudah menjalin kerja sama selama 10 tahun. Kenapa kita ikut dalam giat ini? Karena nilai ekonomi hasil pertanian rendah, jadi kami intervensi demgan mengembangkan. wirausaha kelompok petani,” jelas Zainal.

Sedangkam terkait dengan mahasiwa mahasiswi yang sedang ikut berkontribusi di rumah produksi ini, menurut Zainal, merupakan mahasiwa magang, Kulia Kerja Nyata Tematik selama 6 bulan dan penilitian untuk tugas akhir skripsi.

Rumah pengolahan hasil pertanian BUMDes Sillu Raya ini bekerja sama dengan Universitas Nusa Cendana, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi. Hasilnya juga sudah muaku dijual secara online melalui shopee.

Untuk diketahui bersama juga bahwa para dosen atau pengajar dari Undana yang melakukan pendampingan yakni Ir. Zainal Abidin, MP, Ir. Titik Sri Harini, MP, Dr. Ir. Lewi Jutomo, M.Si, dan Drs. Heronimus Jati, MS.

BUMDes Sillu Raya ini kiranya menjadi contoh yang baik bagi BUMDes lain di Kabupaten Kupang yang kinerjanya masih amburadul. Dengan pola kerja seperti yang sudah di gerakan oleh BUMDes Sillu Raya maka tentu akan memperoleh produk hasil pertanian yang menarik dari segi penampilan, rasa dan juga kualitas manajemen produksi serta pemasaran yang baik.

Pengolahan paska panen merupakan salah satu dari banyaknya kegiatan bisnis BUMDes yang mengutungkan dan memiliki prospek cerah di masa depan. Terus bergerak membangun ekonomi desa, gali potensi, kembangkan dan terus berinovasi.

Laporan: Chris Bani

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *