Pembaca -.infontt.com.- Sewaktu melihat judul ini bisa jadi pikiran terarah kepada apa yang sedang ramai dipercakapkan sekarang ini. Gerhana matahari. Mungkin pembaca sedang memasang ancang-ancang untuk melihat gerhana matahari. Mungkin juga mau hadir di salah satu kota/tempat dari 12 kota/tempat yang akan dilewati gerhana matahari total.
Mata Hari yang satu ini berbeda jauh dari semua ide itu. Lalu apa?
Mata Hari
Ini seorang perempuan bernama lengkap Margaretha Geetruide Zelle. Lahir di Belanda 7 Agustus 1876. Menikah pada umur 19 tahun dengan Rudolph Macleod seorang perwira militer Belanda. Hijrah ke Indonesia. Semula di Semaang, kemudian pindah ke Malang. Di Malang, ia suka mengunjungi candi-candi dan menyaksikan tari-tarian yang sering dipertunjukkan di sana.
Pada 1902 ketika kembali ke Belanda, ia bercerai dengan suaminya. Ia hijrah lagi ke Paris, Prancis. Ia kemudian mendaftarkan diri sebagai penari pada acara pamerankesenian Asia. Berbekal pengalamannya di Malang, ia melenggak-lenggokkan tubuh indahnya sebagai penari. Ia meyakinkan orang Eropa bahwa ia orang Asia keturunan India yang lahir di kota Jafnapatam. Ia mengganti namanya menjadi Mata Hari.
Kesohorannya sebagai selebritimenyebabkannya bisa bergaul dengan berbagai kalangan, terutama kalangan atas. Beberapa pejabat politik dan militer dijadikannya pacar.
Keintiman itu dimanfaatkan oleh pihak lain, sehingga ia dijadikan spionase (mata-mata). Ia berhasil mengorek informasi dari para pacar yang adalah pejabat publik dan militer kelas atas. Informasi-informasi itu kemudian ia berikan kepada mereka yang memanfaatkannya.
Tugas sebagai spionase menyebabkannya ditangkap ketia Desember 1915 ia masuk ke Paris. Melului persidangan pengadilan yang tertutup, ia divonis dengan hukuman mati. Eksekusi padanya berlangsung pada 15 Oktober 1917 di Bois de Vincennes, Paris.(Danto Pamungkas, 2014)
Belajar dari pengalaman ini, kita mesti memaknai paling kurang hal-hal seperti ini: Setiap profesi berdampak ekonomi. Setiap profesi berdampak pada orang lain di sekitar kita. Setiap profesi dapat saja beresiko untuk bangsa dan negara yang bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa, tetapi bila merendahkannya maka resikonya adalah ajal menjemput sebelum tiba waktunya. (roni)