Kupang-InfoNTT.com,- Bupati Kupang, Yosef Lede menghadiri pembukaan Workshop Gereja Ramah Disabilitas, yang digelar di Hotel Kristal, Kota Kupang, Sabtu (11/10/2025).
Kegiatan tersebut turut pula dihadiri Gubernur NTT yang diwakili Staf Ahli Bidang Kesejahteraan Rakyat, Ady Mandala, Ketua Sinode GMIT, Pendeta Semuel Pandie, dan Walikota Kupang, Christian Widodo.
Yosef Lede dalam sambutannya mengatakan, Pemerintah Kabupaten Kupang memberi apresiasi tinggi kepada Sinode GMIT yang telah memulai gerakan penyetaraan di dalam Gereja dan masyarakat.
Dilanjutkannya, tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, sehingga semua hidup harus saling melengkapi kekurangan yang lain.
“Pemerintah Kabupaten Kupang tentu akan mengupayakan intervensi anggaran mendukung penyetaraan di dalam Gereja dan masyarakat. Karena itu saya juga berharap semua Kepala Daerah di NTT juga memiliki visi yang sama, agar kita mendukung dengan intervensi anggaran agar kaum difabel juga setara dengan kita yang lain,” ujar Yosef Lede.
Ditambahkan Staf Ahli Gubernur NTT Bidang Kesejahteraan Rakyat, Ady Mandala, bahwa perlu ada kerjasama dan kolaborasi lebih dari Gereja dan Pemerintah agar bisa dipahami kebutuhan – kebutuhan dasar dari kaum disabilitas, dan bisa diupayakan dipernuhi.
Menurutnya, Pemerintah Provinsi NTT mengajak samua pihak termasuk Sinode GMIT untuk bersama – sama mengambil langkah konkrit untuk memberdayakan jemaat yang adalah bagian dari masyrakat Provinsi NTT menuju kesejahteraan.
Sedangkan Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo mengapresiasi Sinode GMIT yang menjadi inisiator pertama kali terjadi di seluruh Indonesia secara terstruktur, sistematis dan masiv, berupaya menjadikan suatu rumah ibadah menjadi inklusif.
Ditegaskannya, Pemerintah Kota Kupang tentu mendukung total gerakan inisiatif dari Sinode GMIT tesebut, karena sejalan dengan visi Pemerintah Kota Kupang dibawah komandonya dan Wakil Walikota Serena Francis, yaitu menjadikan Kota Kupang sebagai kota yang ramah bagi semua orang.
Ketua Sinode GMIT, Pendeta Semuel Pandie pada kesempatan tersebut mengatakan, salah satu hal yang perlu disyukuri bersama bahwa GMIT menjadi lembaga keagamaan pertama yang mengurusi kaum disabilitas secara serius, dengan merencanakan semua Gereja ramah disabilitas, dimulai dengan pilot project di Gereja Paulus Naikoten 1, di Kota Kupang.
Ia berharap apa yang sudah dimulai tesebut bisa dijalankan dengan serius dan sepenuh hati, sehingga kasih Kristus semakin dirasakan oleh semua umat percaya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Ketua Sinode GMIT, Pendeta Saneb Blegur, seluruh Ketua Klasis yang ada di seluruh wilayah pelayanan GMIT, dan perwakilan perkumpulan kaum disabilitas dari seluruh NTT.
Laporan: Prokopim