Gubernur NTT Buka Penandatanganan Kontrak 139 Proyek Fisik Dinas PUPR Tahun Anggaran 2025

Gubernur NTT buka kegiatan Penandatanganan Kontrak kerja pekerjaan di Dinas PUPR Provinsi NTT tahun anggaran 2025.

Kupang-InfoNTT.com,- Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena membuka kegiatan Penandatanganan Kontrak Pekerjaan Konsultansi dan Konstruksi Tahun Anggaran 2025 lingkup Dinas PUPR Provinsi NTT, Jumat (1/8/2025) pagi, di Aula Fernandez Lantai 4 Kantor Gubernur NTT.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, Sekda Provinsi Pak Kosmas D. Lana, Kadis PUPR Eny Nahak, Sekretaris Komisi IV DPRD NTT An Kolin, Pimpinan OPD, para kepala balai, jajaran penyedia jasa, serta perwakilan Bank NTT dan Jamkrida.

Bacaan Lainnya

Pada kesempatan ini Dinas PUPR Provinsi NTT menandatangani kontrak pekerjaan untuk 139 paket proyek fisik, 64 paket pengawasan, dan satu paket jasa senilai Rp 74 juta.

Secara simbolis, Gubernur NTT menandatangani dua kontrak dalam acara tersebut. Pertama, paket pekerjaan fisik berupa Penanganan Long Segment Ruas Jalan Seba – Ege di Kabupaten Sabu Raijua senilai Rp 1.550.614.600 oleh CV. Perdana. Kedua, kontrak pengawasan teknis proyek tersebut oleh PT. Bapta Perkasa Konsultan dengan nilai Rp 99.900.000.

Gubernur NTT menyampaikan bahwa panandatanganan kontrak ini menjadi simbol semangat kolaborasi antarpihak sehingga betul-betul bersinergi bersama. Proyek – proyek infrastruktur, khususnya yang berada di bawah Dinas PUPR, harus dikerjakan tidak hanya dengan profesionalisme, tetapi juga dengan semangat gotong royong.

“Proyek ini harus memberikan dampak langsung bagi masyarakat. Baik bagi mereka yang terlibat dalam pekerjaan, maupun masyarakat di wilayah tempat proyek dilaksanakan,” ungkap Melki.

Ia menambahkan, seluruh ekosistem pembangunan, mulai dari perencana, pelaksana, pengawas, hingga penyedia bahan baku, harus bergerak bersama dan menjunjung tinggi kualitas serta kepatuhan terhadap aturan.

“Dengan keterlibatan lintas sektor, kami berharap proyek – proyek ini bisa dikawal dengan baik dari awal perencanaan hingga pelaksanaan dan evaluasi akhir,” ujarnya.

Menurutnya, tantangan utama saat ini adalah keterbatasan anggaran akibat efisiensi. Karena itu, upaya lobi ke pemerintah pusat akan terus dilakukan agar NTT tetap memperoleh porsi proyek strategis.

“Kami terus memburu agar program-program pusat yang gagal di tempat lain, kita pindahkan di NTT semua jenis tanpa terkecuali. Jadi mohon doa dari semua pihak agar semua bisa terlaksana,” tandasnya. (*Chris)

Pos terkait