Oelamasi-InfoNTT.com,- Bupati Kupang, Yosef Lede meluapkan kekecewaannya terkait penempatan guru PPPK tahap I yang didapatinya ada dugaan permainan. Hal ini disampaikan secara tegas dan keras kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang, Dr. Eliazer Teuf pasca penyerahan SK pada Senin 21 Juli 2025 kemarin.
“Ini terlalu gila cara susun dan kasih pindah orang. Siapa yang suruh susun kasih pindah orang seperti itu? Beta (saya) sudah peringatkan untuk jangan pindahkan orang karena dendam politik atau suka tidak suka,” ungkap Yosef Lede di depan Kadis Pendidikan Kabupaten Kupang.
Menurut Bupati Kupang, mestinya penemuan guru PPPK harus sesuai dengan domisili dan juga mempertimbangkan kebutuhan guru pada tiap-tiap sekolah. Kejadian ini bahkan sudah pernah dipertegas dengan menolak pengajuan penandatanganan SK kali pertama. Namun kenyataannya tetap sama, masih ada permainan dalam penempatan tugas.
“Saya kan pernah tolak waktu pertama datang kasih SK untuk tandatangan. Saya minta untuk diperbaiki dan dibuat yang baik. Orang ada mengajar baik baik di situ karena kekurangan malah dikasih pindah jauh-jauh,” ujar Bupati Kupang dengan wajah marah.
Salah satu contohnya, ada guru yang bertugas di Amarasi Selatan justru ditempatkan di Kecamatan Fatuleu Barat, sementara ada pula guru dari Kecamatan Takari yang harus bertugas di Kupang Barat, tanpa pertimbangan profesional.
Lebih lanjut, ia mencontohkan peran penting operator sekolah yang justru dipindahkan jauh, padahal sekolah sangat bergantung pada tenaga tersebut.
“Satu sekolah operatornya cuma satu, kalian pindahkan jauh-jauh. Bagaimana sekolah mau jalan? Ini tindakan yang merugikan lembaga pendidikan dan peserta didik,” ungkapnya kesal.
Bupati Kupang pada kesempatan tersebut juga mengancam akan berhentikan Eliazer Teuf dari jabatan Kadis Pendidikan jika masih terus melakukan praktik kotor seperti ini.
Ia pun meminta agar Dinas Pendidikan dan BKPSDM segera mengevaluasi serta memperbaiki seluruh penempatan guru PPPK yang bermasalah, tanpa menunggu waktu lama.
“Saya tidak mau lihat ada lagi orang datang ke sini menangis. Mereka siap ditempatkan di mana saja, tapi kalau memang dibutuhkan di situ, kenapa harus dipindahkan? Jangan buat susah orang,” pungkasnya.(**)