Oleh: Alfret Otu, SST.,M.Par (Pemerhati Pariwisata)
Pariwisata adalah salah satu sektor yang berkembang pesat dari waktu ke waktu, pariwisata telah berkontribusi besar dalam semua aspek pembangunan di Indonesia, Pariwisata meningkatkan devisa negara, circle pariwisata adalah pembangunan ekonomi untuk kesehjahteraan masyarakat Indonesia.
Pemerintah Indonesia telah membangun dengan hebat kawasan pariwisata super prioritas yang tersebar di beberapa Provinsi di Indonesia seperti Borobudur di Jawa Tengah, Danau Toba di Sumatera, Likupang Sulawesi Utara, Mandalika di NTB, dan Labuan Bajo di NTT, dengan adanya kawasan pariwisata super prioritas itu dapat memperkuat pariwisata sebagai leading sector dan juga sebagai prime mover ekonomi di tingkat nasional hingga tingkat provinsi. Pariwisata sebagai roda penggerak ekonomi, inovasi pembangunan pariwasata perlu berkelanjutan sehingga memberi dampak positif pada lingkungan, sosial dan ekonomi bagi pemerintah dan juga seluruh elemen masyarakat.
Pembangunan pariwisata yang hebat adalah pembangunan yang tidak hanya dapat dilakukan sebagai suatu yang habit atau kebiasaan. Namun pembangunan pariwisata mesti dilakukan secara hebat, cepat dan mengalami lompatan yang bisa saja dikatakan lompatan yang ekstrim yakni akselerasi pembangunan pariwisata, Pemerintah pusat telah mengaungkan akselerasi pembangunan pariwisata, akselerasi pembangunan yang telah digaungkan oleh Pemerintah pusat itu mesti dibarengi dengan semangat kolaborasi pemerintah Provinsi NTT dan juga mesti digaungkan oleh Pemerintah Kabupaten, hingga tingkat desa, pemerintah pusat telah meletakan dasar pembangunan kepariwisataan dengan efektif.
Pariwisata adalah sektor pembangunan yang inovatif dari waktu ke waktu, renew design pembangunan pariwisata mesti terus dilakukan secara kolaboratif oleh pemerintah provinsi, kabupaten dan juga pemerintah desa bersinergi bersama stakeholder.
Akselerasi pembangunan kepariwisataan NTT mesti balancing dengan suport pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pusat yang telah meletakan dasar pembangunan dengan sangat baik sehingga pembangunan kepariwisataan di NTT dapat terjadi secara merata dan berkeadilan sosial mengingat NTT merupakan Provinsi kepulauan yang kaya akan potensi pariwisata, setiap pulau di NTT memiliki banyak sekali potensi pariwisata baik itu alam dan budaya, setiap Kabupaten memiliki potensi pariwisata yang sangat luarbiasa, potensi pariwisata itu belum dikelola secara maksimal, hal itu berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan yang meskipun ditetapkan target oleh Pemerintah Provinsi NTT mencapai target, dikutip dari berita ANTARA (29/11/2023) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT hingga Oktober 2023 jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung di NTT mencapai 500 ribu wisatawan dari total target 1,5 juta wisatawan, jumlah kunjungan itu didominasi oleh wisatawan mancanegara 70 persen, jumlah kunjungan itu belum mencapai equitable tourism development atau pembangunan pariwisata yang merata atau dapat dikatakan pembangunan yang masih terpusat, pembangunan yang hanya dilakukan oleh daerah tertentu saja.
Pembangunan pariwisata, pemerintah Provinsi, Kabupaten maupun pemerintah desa mesti memiliki komitmen pembangunan dengan strategi organizing tourism events atau penyelengaraan event pariwisata, promotion (Promosi), dan juga brand image atau reputasi yang ada sehingga menjadi kalender tetap yang rutin dilakukan setiap tahun atau berkelanjutan, ketiga hal ini dilakukan secara terus menerus secara merata, terintegrasi dan berkolaborasi akan mampu mendorong perkembangan pariwisata melompat lebih cepat, mengingat pariwisata menjadi primadona dan menjadi prime mover serta leading sector.
Strategi organizing tourism events atau penyelengaraan event pariwisata dan promotion (Promosi) mesti tidak hanya dilakukan secara nasional. Namun dapat dilakukan dengan target wisatawan internasional sedangkan brand image adalah effort yang dilakukan dalam upaya membangun pariwisata yang berkualitas dan meningkatkan citra positif pariwisata melalui aksi promosi yang dilakukan berkelanjutan, dikutip dari berita ANTARA pada (5/12/2023) Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Odo RM Manuhutu mengatakan pembangunan pariwisata itu perlunya sinergi antara pemangku kepentingan sehingga meningkatkan kinerja pariwisata, selain itu dapat membangun pariwisata yang difokuskan untuk wisatawan mancanegara yang high spender atau memiliki tingkat belanja yang tinggi.
Eksistensi pembangun pariwisata yang sustainability itu tidak hanya terpusat di satu lokasi namun adanya pemerataan pembangunan disemua Kabupaten ataupun desa yang memiliki objek wisata yang berpotensi sehingga dapat tercapai pembangunan kepariwisataan yang berkeadilan sosial yang tidak hanya dapat dinikmati oleh kalangan tertentu, oleh sesuatu kelompok namun pemerataan pembangunan yang dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat dengan menghilangkan berbagai sekat.
Pembangunan pariwisata yang berkeadilan sosial adalah pembangunan yang adanya partisipatif masyarakat sesuai dengan visi misi kepariwisataan adalah untuk menghapus kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan.**