Oelamasi-InfoNTT.com,- DPRD Kabupaten Kupang angkat bicara terkait penganiayaan Dokter Everd Roys Ndoen di Puskesmas Lelogama, Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang.
Ketua Komisi 4 DPRD Kabupaten Kupang, Habel Mbate kepada media ini, Selasa (11/6) siang mengatakan bahwa kasih tidak terpuji tersebut merugikan masyarakat Kabupaten Kupang. Yang mana di Kabupaten Kupang masih sangat kekurangan tenaga medis khususnya dokter.
Habel Mbate akan terus memperjuangkan agar kenyamanan dan kesehatan dokter Everd Roys Ndoen bisa kembali pulih. Hal ini dikarenakan saat ini korban masih mengalami trauma yang mendalam dan sedang diamankan di RSUD Naibonat.
“Untuk proses hukum itu domainnya korban. Tapi untuk keselamatan, kenyamanan dan kesehatan menjadi bagian tak terpisahkan dari lembaga DPRD. Kami akan kawal Dokter Everd Roys Ndoen agar semua haknya terpenuhi,” ujarnya.
Habel Mbate mewakili Fraksi Golkar juga memastikan bahwa Fraksi Golkar menjadi pilar utama keselamatan dan kesehatan Dokter Everd Roys Ndoen. Hal ini menjadi perhatian utama Fraksi Golkar hingga masalah ini tuntas.
“Kami Fraksi Golkar juga sudah rapat internal dan memastikan apa yang dialami oleh Dokter di Puskesmas Lelogama bisa segera terselesaikan dan korban bisa segera pulih baik kesehatan fisik maupun mental. Selain itu, Fraksi Golkar juga akan memastikan kenyamanan dan keselamatan korban,” tegasnya.
Sedangkan Ketua DPRD Kabupaten Kupang, Daniel Taimenas di tempat terpisah mengatakan, penganiayaan yang terjadi terhadap Dokter di Puskesmas Lelogama tersebut mesti tidak perlu terjadi. Jika kedua pelaku yang juga ASN tersebut memahami secara baik etika dalam bekerja.
“Jika ada masalah pribadi ya bicarakan baik-baik bukan main hakim sendiri. Ini prilaku buruk dan mental premanisme yang harus segera ditindaklanjuti secara serius,” ujar Ketua DPRD Kabupaten Kupang.
Menurut Daniel Taimenas, kesalahan seperti apapun, jangan pernah main hakim sendiri, karena dalam lingkungan itu ada aparat pemerintah seperti RT, dusun, dan kepala desa, itu yang pertama dilaporkan agar diselesaikan.
Dirinya merasa sangat prihatin karena di Kabupaten Kupang tenaga dokter sangat minim, saat Pemda sedang berupaya mencari dokter untuk ditempatkan di desa-desa, malah sebaliknya ada berita buruk seperti ini.
“Dokter tersebut sudah menerima diri untuk berikan pelayanan kesehatan di Amfoang. Malah kita aniaya dia. Bagaimana dengan keluarga kita yang membutuhkan pelayanan. Silahkan sakit hati dengan orang tapi kita harus pikir dewasa bahwa selain kita ada keluarga kita yang membutuhkan sentuhan tangan dokter,” ucapnya.
Daniel Taimenas menambahkan, kejadian ini dapat mempengaruhi dokter yang lain, karena dokter yang mau ditempatkan di Puskesmas Lelogama pasti ada rasa takut apalagi dokter perempuan.
“Waktu dokter tersebut menhadap ke Penjabat Bupati Kupang, saya ada di situ dan saya menyaksikan langsung bagaimana keadaan fisik dari Dokter Everd Roys Ndoen. Wajahnya babak belur dan ada rasa trauma dalam diri yang nampak dari wajahnya. Ini sangat memprihatinkan,” ungkapnya.
Kesalahan sangat fatal ini, menurut Daniel Taimenas, pelaku harus diproses hukum. Agar apa yang dilakukan kedua pelaku bisa menjadi pembelajaran dan efek jerah. Selanjutnya di kemudian hari bisa melihat masalah sebagai bagian dari proses hidup yang harus dibenahi.
Laporan: Chris Bani