Kupang-InfoNTT.com,- Tak kenal maka tak sayang adalah sifat perangai seseorang di mana kita tak dapat mengetahui sisi lain seseorang jika belum mengenalnya secara dekat. Hal tersebut menjadi instrumen penting bersosialisasi dalam kehidupan sehari hari tak terkecuali dalam aspek sosial dan politik.
Adalah Gregorius Baitanu, S.Ag., namanya mungkin tidak asing lagi oleh beberapa kalangan, juga sekaligus masih ada yang belum mengenal sosok Putra Amfoang yang juga sebagai pendiri KSP Timau.
Bagi orang yang telah lama mengenalnya, figur Gregorius Baitanu ini kerap dilekatkan pada sosok ASN di Lingkup Pemkab Kupang yang sehari-hari mengabdi sebagai guru dan juga sebagai Ketua Dewan Pimpinan KSP Timau. Low profile alias pandangan beberapa orang adalah sikap hidup yang senantiasa sederhana dan rendah diri yang terus bertumbuh hingga matang.
Media ini sedikit berdiskusi bersama salah sosok hebat ini yang beberapa waktu lalu juga dikukuhkan sebagai Ketua Umum Ikatan Keluarga Amfoang (IKA). Tentu sebagai ketua Keluarga Amfoang, dirinya sudah mengikat komitmen untuk ikut serta membangun Amfoang secara total.
Gregorius melihat lebih dalam tentang Amfoang yang secara SDM perlahan sudah terbentuk namun kekuatan tersebut harus dibarengi dengan kolaborasi antara yang tua dan muda. Ia sebagai nahkoda sudah sangat siap bermitra dengan pemerintah daerah untuk melakukan berbagai terobosan hebat agar Amfoang bisa lebih baik dari sekarang.
Menurutnya, masyarakat adat, kelompok tani, nelayan dan kaum milenial harus punya harapan yang pasti. Minimal memiliki kemampuan dalam mengelola aset modal, agar betah hidup di kampung dan mampu berusaha semaksimal mungkin dengan bimbingan pemda yang nantinya berguna sebagai sumber pendapatan ekonomi di desa.
“Harapan itu harus diwujudkan oleh setiap orang yang ingin menjadi pemimpin yang siap tumbuh dan berjuang bersama rakyat. Sehingga dapat memastikan agenda pemerintah harus pro rakyat yang adil dan mensejahterakan,” ujarnya.
Ia menambahkan, banyak potensi Amfoang yang belum dimaksimalkan. Adanya lahan kosong yang tertidur setiap tahun. Tanah tersebut harus diolah yang nantinya menghasilkan ribuan ton hasil pertanian serta meningkatkan pendapatan ekonomi warga. Artinya anak-anak yang tadinya putus sekolah bisa kembali melanjutkan pendidikannya hingga ke tingkat perguruan tinggi.
Gregorius meminta semua elemen masyarakat Amfoang untuk satukan tekad bangun Amfoang jadi lebih baik. Ia siap berada di garda terdepan dalam perjuangan bersama masyarakat.
“Kita perlu berkolaborasi mewujudkan aksi nyata, bersama-sama bangun kampung tanpa alasan apapun. Amfoang harus mampu berdiri di kaki sendiri dan ini komitmen saya. Tentu kita bukan siapa-siapa, tapi ketika kita bersatu maka kita adalah anak Amfoang yang siap memerdekakan Amfoang,” ungkapnya.
Ketika ditanya ada keinginan masuk politik, dirinya enggan menjawab. Namun yang pasti waktu yang akan menjawab serta keputusan tersebut diserahkan pada masyarakat. Saat ini Ia hanya fokus pada kerja-kerja sosial yang bertujuan membangun Amfoang sekarang dan di masa yang akan datang.
“Saya tengah bersiap diri menanti pensiun. Saya juga sedang menyiapkan regenerasi di KSP Timau dan persiapan perjuangan DOB Amfoang. Semoga semua yang tengah berjalan ini kiranya direstui dan diaminkan Tuhan,” ucapnya.
Penulis: Chris Bani