Tobu-InfoNTT.com,- Penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Desa Tutem, Kecamatan Tobu, kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), diduga tidak tepat sasaran. BLT yang diperuntukan bagi masyarakat kurang mampu diduga kuat ada terindikasi dikelolah tidak profesional. Ini nampak dari pembagian BLT Dana Desa Tutem, Jumat (24/6/2022) di kantor Desa Tutem.
Salah satu warga masyarakat RT 01 Desa Tutem, Yolanda Hana kepada media, Minggu (26/6/2022) siang, mengatakan bahwa dirinya sangat kesal dengan Kepala Desa Tutem Yohanis Nomeni dan perangkatnya. Pasalnya, pembagian BLT di Desa Tutem salah sasaran.
Kekesalan Yolanda ini lantaran ada warga yang tidak pernah terima BLT namun tiba-tiba terima dan namanya sabagai penerima BLT tahun ini hilang tanpa komfirmasi kejelasan.
”Saudara Gideon Babu dan Robi Nomeni di mana mereka selama ini. Nama mereka tidak masuk dalam bantuan BLT, tetapi tahun 2022 ini tiba-tiba nama mereka ada, apalagi mereka adalah orang yang mampu dan punya rumah keramik,” ungkapnya.
Dirinya menjelaskan bahwa warga yang masuk dalam kategori tidak mampu atau KK miskin dan selama ini dapat bantuan BLT sejak 2019, namun tahun 2022 ini nama hilang dan diganti dengan orang yang mampu.
Lanjud Yolanda, salah satu warga lainnya yakni Agus Tafui sejak 2019 dapat BLT, tetapi tahun 2022 ini namanya juga dihapus. Hal ini membuat masyarakat bertanya-tanya ada apa dibalik II semua.
”Ini ada apa? tiba-tiba nama Agus Tafui tidak ada. Kasihan karena Agus adalah orang yang tidak mampu, rumahnya saja satu air. Kalau memang saudara Agus tidak dapat, maka kepala desa tolong kasih tahu alasannya biar saudara Agus tahu. Saya tidak ada kepentingan apa-apa. Saya hanya kasihan saudara Agus karena dia orang susah,” ujar Yolanda.
Sedangkan Agus Tafui yang namanya dihapus dari bantuan BLT kepada media ini mengatakan, bahwa sejak awal dirinya dapat BLT dan waktu itu Ia belum punya KTP dan KK.
”Setiap kali terima BLT uang saya dipotong oleh kepala desa. Setiap tahapan dipotong sebanyak 300 ribu, katanya untuk buatkan kasih saya KTP dan KK. Anehnya uang saya dipotong terus setiap kali terima bahkan pernah terima uang BLT Rp1.200.000 dipotong Rp.600.000, tapi setelah itu saya tunggu mau bantu urus KTP dan KK tidak perna urus. Akhirnya saya ambil keputusan pergi ke dukcapil untuk urus sendiri. Setelah saya urus KTP dan KK selesai, malah di tahun 2022 ini nama saya hilang dari penerima BLT,” ungkap Agus.
Sedangkan Kepala Desa Tutem Yohanis E. Nomeni yang juga kembali mencalonkan diri sebagai Calon Kepala Desa Tutem untuk masa bakti 2022-2028 ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya mengatakan bahwa terkait Agus Tafui waktu itu indentitas tidak jelas.
“Kemarin bulan Maret tahun 2022 baru ada KTP, sehingga dalam rapat dirinya tidak diakomodir. Saya pikir juga BLT bukan setiap tahun 1 orang tetapi bergilir, di dalam penetapan tahun ini dapat tahun depan pindah lagi,” jelasnya.
Yohanis Nomeni mencontohkan, penerima Bantuan Sosial Tunai (BST) dalam rapat tidak di makomodir lagi sehingga saran dari kabupaten, nama-nama penerima BST dialihkan ke BLT, sekitar 20 penerima dialihkan ke BLT karena nama-nama tersebut termakan usia.
Laporan: Welem Leba