Miris Kasus SDN Oelbeba!! Selain Kepala Sekolah, Mantan Murid Ikut Aniaya dan Maki Korban

Foto: korban dan juga memar yang diakibatkan terkena lemparan batu.

Kupang-InfoNTT.com,- Anselmus Nalle, guru SD Negeri Oelbeba, korban penganiayaan disertai pengeroyokan oleh kepala sekolah dan terduga pelaku lainnya merasa trauma atas kejadian naas yang menimpanya beberapa waktu lalu di tempat tugas.

Anselmus Nalle ketika ditemui media ini, Minggu (05/06/2022) malam, mengataka dirinya dianiaya dengan cara dikeroyok pada Selasa 31 Mei 2022 lalu, saat sedang rapat internal terkait di sekolah (SD Negeri Oelbeba).

Bacaan Lainnya

Kejadian ini menurutnya berawal dari rapat bersama di sekolah. Pada sesi tanya jawab, korban mengusulkan dan memberikan saran. Ada hal penting yang ditanyakan kepada kepala sekolah, namun pertanyaan tersebut tidak tanggapi dengan baik, tapi kepala sekolah langsung gebrak meja dan maju memukul pakai tangan.

Dirinya mengaku, yang ditanyakan saat itu adalah terkait kegiatan evaluasi ujian sekolah yang mana tidak ada snack bagi saat kegiatan, padahal tim kerja sedang lembur. Namun pertanyaan dijawab oleh kepala sekolah bahwa saat kegiatan panitia menyiapkan minuman.

Korban kemudian bertanya lagi terkait laporan terhadap dirinya ke dinas bahwa kinerjanya buruk. Hal ini langsung mendapat respon tak terduga dari kepala sekolah.

“Saya bertanya terkait adanya laporan saya ke dinas. Jadi saat saya tanya hal ini, beliau (Kepsek) langsung tanggapi dengan kasar dan memukul meja dan bangun dari tempat duduknya maju memukul saya sebanyak dua kali, dan yang kali kedua kena di bahu kiri,” ujar korban.

Ia melanjutkan, kejadian tersebut sempat dilerai oleh teman-teman guru. Ia sempat bangun tapi kepala sekolah lalu mengambil kursi dan memukul mengenai tangan kiri, jari telunjuk dan jari manis. Anak kepala sekolah yang juga guru honorer (mengajar matematika) ikut memukul dan memaki korban dari belakang.

“Jadi dia (anak Kepsek) memukul dan melempar saya pakai buku dan memaki dengan sebutan bahasa kotor dan mengatakan kenapa pukul bapa saya, tapi saya tidak respon karena saya pikir dia perempuan. Saya jujur tidak memukul siapapun, karena saya mau selamatkan diri waktu kepala sekolah memukul pake kursi. Tapi kemudian anaknya keluar dan berteriak di luar bahwa itu saya sudak pukul kasi mati bapaknya,” ujar korban.

Korban kemudian melihat istrinya kepala sekolah sudah datang diikuti beberapa masyarakat dan korban pun langsung merasa takut.

“Kalau lihat di video itu baju merah yang masuk pertama kali di dalam ruang kemudian Istrinya juga ikut dan melempari saya dengan batu dan memukul dengan kayu kering, tapi yang kena hanya kayu yakni di kepala bagian kanan. Baju merah yang bernama Iwan itu yang menyeret saya keluar, kemudian saya sudah di luar, saya dipukuli lagi,” jelasnya.

Korban merasa nyawanya terancam, maka berusaha melepaskan diri dari pria baju merah yang bernama Iwan dan lari ke lapangan untuk meminta pertolongan warga karena ada ancaman pembunuhan.

“Istrinya sudah kasitau untuk bunuh kasih mati saya. Kemudian di lapangan HP saya juga dirampas entah maksudnya apa. Kemudian saya dipukul beberapa kali oleh kepala sekolah di lapangan. Saya sebenarnya mau melepaskan diri, tapi tangan sudah dijepit oleh Iwan. Saya kemudian diseret kembali ke sekolah dan dianiaya tanpa kasihan,” ujngkapnya.

Korban juga merasa sedih karena salah satu mantan muridnya juga ikut memukul bahkan meneriakan bahasa kotor yang didengar oleh banyak orang. Pukulan mantan anak muridnya mengenai di bagian wajah.

“Yang membuat saya sedih dan menangis itu ternyata yang pukul saya itu mantan murid saya yang pernah saya didik, dia memaki saya bilang pak guru tolo, ini hari baru saya lari naik kau, itu dia memukul kena saya di pipi kanan,” cerita Anselmus.

Dirinya berharap masalah ini mendapat perhatian serius dan proses hukum harus berjalan sampai tuntas. Korban percayakan semuanya ke Polres Kupang karena laporan sudah masuk.

“Sebagai manusia tentu saya ada hati untuk damai, dan memaafkan tentu sudah. Tapi sikap dan perilaku tidak mungkin saya lupa, dan biarkan proses hukum yang menjawab semua persolaan yang sudah terjadi. Semoga dengan kejadian ini kita semua belajar untuk menghargai pendapat orang lain dan juga pesannya tidak semua masalah harus diselesaikan dengan kekerasan,” kata Anselmus.

Hingga kini korban masih terasa sakit di bagian kepala, pipi dan paha. Ada memar di paha kanan dan kiri akibat terkena lemparan batu. “Saya sudah  visum di Rumah Sakit Naibonat dan hasil visumnya diserahkan ke pihak kepolisian,” tandasnya. (*Mese)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *