Penyebab Masyarakat Kecamatan Amarasi, Amarasi Barat dan Kupang Timur Gagal Direlokasi

Ilustrasi

Oelamasi-InfoNTT.com,- Empat Desa dan satu Kelurahan di Kabupaten Kupang yang merupakan korban bencana seroja April lalu batal direlokasi empat desa tersebut yakni Desa Oesena di Kecamatan Amarasi, Desa Merbaun dan desa Tunbaun di Kecamatan Amarasi Barat, Desa Pukdale di Kecamatan Kupang Timur sementara satu Kelurahan yakni Kelurahan Naibonat.

Hanya dua desa yang berhasil yakni Desa Saukibe Kecamatan Amfoang Barat Laut dan Desa Bokong Kecamatan Taebenu yang terealisasi.

Bacaan Lainnya

Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe saat zoom meeting di Oelamasi, Kabupaten Kupang, Senin (16/8) mengatakan Kabupaten Kupang mengusulkan seribu lebih tetapi realisasi hanya 170 unit rumah untuk dua desa yakni Desa Saukibe Kecamatan Amfoang Barat Laut dan Desa Bokong Kecamatan Taebenu.

Menurut Manafe saat zoom meeting yang digelar oleh Kasatgas Bencana, Direktur Perumahan Khusus, Yayasan Habitat Kemanusian Indonesia, Balai Perumahan bersama Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ( PU-PR) Teldy Sanam, terdapat lima desa korban badai seroja di Kabupaten Kupang gagal relokasi.

Jerry Manafe menjelaskan permasalahan yang disampaikan oleh Direktur Perumahan khusus bahwa gagalnya relokasi karena masih dalam kajian karena ada beberapa titik lahan masuk dalam kawasan hutan lindung. Mereka juga mengetahui bahwa permintaan dari kabupaten kupang sesuai surat keputusan (SK) Bupati Kupang sebanyak 1.508 unit rumah.

Wakil Bupati berharap dalam pertemuan tersebut khusus untuk Desa Oesena atau lima desa lainnya dapat memperoleh tambahan rumah baik hunian sementara maupun hunian tetap karena situasi dan kondisi masyarakat pasca badai seroja cukup sulit banyak lahan pertanian masyarakat banyak tertutup lumpur.

Desa Oesena, kata Manafe, terdapat 238 kepala keluarga (KK) yang menjadi korban badai seroja pada April lalu tetapi belum dapat dilaksanakan tahun ini tetapi dari Yayasan Habitat Kemanusian Indonesia (YHKI) akan menurunkan tim lakukan survei.

Manafe berharap nongoverment organization (NGO) YHKI dapat membantu memberikan solusi bagi masyarakat kita yang terdampak bencana seroja.

‘”Kongkrit persoalan gagal merelokasi lima desa ini di mana, saya juga tidak tahu administrasi yang mana tetapi menurut Direktur Perumahan Khusus mengatakan perlu bantuan dan harus ada perhatian khusus karena proses harus terus berjalan, waktu mereka juga terus berjalan, mereka juga tidak bisa tertinggal berdasarkan scehedule yang diberikan dengan keterbatasan waktu dana pemerintah harus tutup pada pertengahan Desember,” ucap Manafe.

Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ( PU-PR) Teldy Sanam mengatakan sesuaiakan berkoordinasi kembali dengan pihak Balai Perumahan NTT sebagai perwakilan di Kupang.

Menurut dia terkait kurangnya administrasi akan dilengkapi terhadap usulan lima desa yang menjadi usulan kemarin mendapat respon dan tanggapan dari pemerintah pusat.

“Terkait masalah administrasi yang dihadapi kami akan koordinasi kembali karena administrasi semuanya sudah disampaikan, apabila ada administrasi yang belum lengkap kami akan lengkapi sehingga harapannya dapat menjadi perhatian di tahun mendatang,” ucap dia. (*Tim)

Pos terkait