Penulis : Deslyn Djara Liwe
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Undana Kupang
Badai Seroja adalah sebuah siklon tropis yang mulai terbentuk di selatan Nusa Tenggara Timur, Indonesia, pada 3 April 2021. Badai siklon tropis ini menerjang sebagian besar wilayah di Nusa Tenggara Timur pada 4 hingga 5 April 2021.
Adapun dampak langsung dari siklon ini yakni angin kencang, hujan lebat hingga ekstrem, dan gelombang tinggi. Hal ini mengakibatkan banjir bandang, tanah longsor, rumah-rumah warga rusak, pohon-pohon tumbang, infrastruktur seperti jalan dan jembatan rusak bahkan putus, jaringan telekomunkasi terputus, kerusakan jaringan listrik, dan lain sebagainya.
Penanganan pasca seroja sampai saat ini masih terus berlanjut. Di tengah penanganan pasca badai seroja, banyak masyarakat yang lupa, bahwa selain ditimpa bencana siklon tropis seroja kita masih belum terlepas dari bencana pandemi Covid-19.
Penanganan dampak badai seroja secara fisik persoalan sudah jelas, tetapi masalah pandemi Covid-19 menginfeksi tanpa dilihat oleh mata. Dikutip dari data Satgas Covid-19 NTT pada 3 April 2021, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 tercatat 12.633 orang, meninggal 355 orang.
Sebulan pasca badai seroja, total kasus positif di NTT per 30 April 2021 tercatat 14.195 orang atau naik menjadi 1.562 orang, meninggal 387 orang. Hal ini membuktikan, banyak masyarakat yang lupa jika Virus Corona masih ada di sekitar kita, dan mengabaikan protokol kesehatan yang telah dianjurkan pemerintah. Badai seroja boleh berakhir tetapi Covid-19 belum tahu kapan akan berakhir.
Setelah badai siklon berlalu banyak bantuan yang datang dari berbagai pihak, adapun jenis bantuan yang diberikan seperti makanan siap saji, pakaian, perlengkapan mandi, perlengkapan makan, selimut, kasur dan sebagainya. Penyaluran bantuan yang diberikan harus tetap menerapkan protokol kesehatan terutama bagi masyarakat yang masih berada di camp pengugsian karena mengingat bahwa Covid-19 dapat menular melalui benda-benda yang ada di sekitar kita, sehingga sebelum menyalurkan bantuan pastikan bahwa jenis bantuan yang akan diberikan benar-benar bebas dari Covid-19.
Walaupun dalam keadaan yang sulit akibat dampak badai siklon tropis seroja, kita harus tetap ingat bahwa kita juga belum terbebas dari pandemi Covid-19 yang masih belum tahu kapan akan berakhir. Oleh karena itu, kita harus tetap patuh dengan protokol kesehatan, jangan sekali-kali kita lengah karena nantinya akan lebih memperburuk keadaan yang ada.
Tetaplah patuh dalam menerapkan protokol kesehatan secara ketat karena dengan selalu menerapkan protokol kesehatan, maka kita dapat terhindar dari penularan Covid-19 apalagi di tengah darurat bencana seperti ini. Walaupun sudah ada vaksin, namun penerapan protokol kesehatan adalah wajib dilakukan.
Mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker seharusnya sudah menjadi budaya kita karena pandemi Covid-19 sudah cukup lama melekat di negeri kita ini. Selain menerapkan 3M kita juga harus menerapkan pola hidup bersih dan sehat seperti makan makanan bergizi, olahraga teratur, istirahat yang cukup dan juga menjaga kebersihan lingkungan, apalagi pasca bencana seroja ini, banyak sampah yang berserakan di mana-mana, oleh karena itu kita harus membersihkan sampah tersebut agar tidak menjadi sumber penyakit.
Jika ingin bencana pandemi Covid-19 ini segera berlalu, janganlah kita bosan untuk terus menaati protokol kesehatan dengan baik dan benar, janganlah memakai masker di bawah dagu, selalu jaga jarak, setidaknya satu meter dengan orang lain, hindari kerumunan, selalu mencuci tangan, menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta bersedia untuk divaksin. Jika kita taat dengan anjuran prokes yang ada dan terus berusaha serta disertai dengan doa, niscaya badai pasti akan berlalu.***