Profesor Yohanes Usfunan Angkat Bicara Terkait Pilkada TTU dan Kemenangan Paket Desa Sejahtera

Kupang-InfoNTT.com,- Sejumlah kepala daerah petahana tumbang dalam hasil hitung cepat lembaga survei pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020 di NTT. Hasil ini menjadikan sejumlah daerah memiliki kepala daerah baru yang akan memimpin hingga 2025 mendatang.

Mengamati perpolitikan di NTT, khususnya di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Kamis 10 Desember 2020, salah satu akademisi dan juga ahli Hukum Tata Negara, Prof. Dr. Yohanes Usfunan, SH.,MH, pun angkat bicara. Dirinya mengapresiasi hasil Pilkada di TTU yang sungguh di luar dugaan, di mana pasangan calon (Paslon) Bupati-Wakil Bupati (Wabup) TTU, David Djuandi dan Eusabius Binsasi dengan tagline Paket Desa Sejahtera mampu memenangkan Pilkada.

Bacaan Lainnya

Menurut Prof. Usfunan, kemenangan paket Desa Sejahtera adalah hasil dari kerja keras tim, dan tentu tak luput dari pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Frengky Saunoah dan Amandus Nahas dengan tagline Paket Fresh.

“Saya berpendapat bahwa dua paket yakni Desa Sejahtera dan Fresh adalah penyelamat demokrasi di TTU, karena kehadiran keduanya di Pilkada TTU akhirnya mampu mengalahkan paket Kita Sehati, yakni Kristiana Muki dan Yosep Tanu,” ujar Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Prof. Dr. Yohanes Usfunan, SH.,MH ini.

Dirinya berharap, rakyat TTU juga perlu mendukung pemenang pada Pilkada ini agar bisa menghentikan pola kerja yang korupsi, kolusi dan nepotisme. Mencegah absolutisme dan kesewenang-wenang yang terjadi saat ini.

Prof. Usfunan juga memberikan ancungi jempol kepada Frengky Saunoah dan Amandus Nahas karena bisa menantang paket Kita Sehati di Pilkada TTU. Hasilnya, karena kegigihan Paket Desa Sejahtera dan Fresh, maka mampu mencegah ambisi paket lain untuk memenangkan Pilkada.

“Harapan saya kepada pak David Djuandi dan  pak Eusabius Binsasi, kedepan tantangannya akan semakin berat, bagaimana menata tata kelola pemerintahan yang baik dengan transparan dan akuntabel. Harus menciptakan pemerintahan dengan mekanisme yang baik untuk mencegah penyalahgunaan wewenang dan korupsi,”ujar Usfunan.

Prof. Usfunan juga menyampaikan terimakasih kepada paket Desa Sejahtera yang sudah bekerja dalam diam, sehingga akhirnya memenangkan pemilihan ini dan menggeser pemimpin yang terkesan arogan. Kepada seluruh rakyat TTU selamat berbahagia kerena telah memiliki pemimpin baru.

Dirinya juga meminta agar masa kepemimpinan paket Desa Sejahtera tidak boleh ada sekat antara pemerintah dan rakyat. David Djuandi dan Eusabius Binsasi dikenal sangat bijak, dengan harapan bisa merangkul pendukung yang kalah, karena bagaimanapun menjadi bagian dari buah perjuangan untuk menegakkan demokrasi yang bersih.

Komentar Prof. Yohanes Usfunan Terkait Kekalahan Paket Kita Sehati

Menurut Prof Usfunan, kekalahan itu wajar, tapi jika mengawali sebuah pertarungan dengan hasil survey yang direkayasa maka pasti kekalahan sudah di depan mata. Jadi ketika kalah maka tentu rakyat yang menentukan hasil survey tersebut benar atau tidak.

“Pak Ray telah mengorbankan partainya karena ambisi pribadi. Saya kira sifat yang arogan, kini sudah berakhir. Tinggal menikmati proses hukum terhadap dirinya. Baik pidana penganiayaan maupun kasus-kasus korupsi dan mungkin kejahatan lainnya,” ujar Prof. Usfunan.

Dirinya sebagai putra TTU juga mengakui bahwa hasil Pilkada TTU merupakan doa atas penderitaan dan tangisan rakyat TTU, dan sudah diterima oleh Tuhan. Ia berharap agar setiap pemimpin jangan pernah menganggap lawan lain tidak berarti, apalagi selalu saja mengatakan harta kekayaan yang sudah dikumpulkannya bisa membiayai keluarganya tujuh turunan.

Prof. Usfunan menambahkan, proses hukum yang dinantikan KPK dan Polda NTT sudah seharusnya bisa diproses dan meminta pertanggungjawaban atas dugaan-dugaan korupsi yang sudah dilaporkan, maupun dugaan penganiayaan beberapa hari lalu saat minggu tenang yang diduga kemungkinan adanya upaya-upaya money politik.

“Yang saya pertanyakan itu, kenapa musti memukul orang, padahal korban dan temannya bertujuan untuk mencari data untuk tim sukses mereka. Selain itu, diduga juga ada belasan mobil dinas malam-malam ke Desa Oeolo. Semoga  Polres TTU bisa menangani kasus ini secara baik,” ungkapnya.

Di akhir wawancara, Prof. Usfunan juga mengingatkan agar dalam momentum Pilkada harus dilaksanakan dengan jiwa yang sportif, jangan melecehkan demokrasi dengan hal-hal yang negatif.

“Dengan kekalahan ini, maka akan pastinya mengorbankan Pak Ray Fernandes sendiri.  Ada 8 kursi di DPRD Kabupaten TTU, artinya sebagai partai penguasa dengan jumlah kursi terbanyak seharusnya mampu menang, namun akhirnya kalah. Ini sama dengan mengorbankan partai Nasdem dan akan berdampak pada Pilgub 2024 mendatang,” tegas Guru Besar Universitas Udayana Bali ini.

Prof. Usfunan berpesan, terkadang keberanian seorang pemimpin dapat memiliki konotasi yang negatif. Hal ini dikarenakan perilaku berani cenderung mengarah kepada agresif atau perilaku yang destruktif. Untuk itu tantangan bagi pemimpin agar dapat dengan bijak menunjukkan keberaniannya. Pemimpin yang berani juga diharapkan mampu untuk menjaga dan memperhatikan sisi-sisi kemanusiaannya dalam menjalankan kepemimpinan.

Laporan: Chris Bani

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Rakyat su pilih dia dengn harapan bisa jadi wakil mereka di Senayan…
    Tapi karna Ambisi untuk mereka sendiri Yang kuasai TTU… dan mungkin blm puas bertahun-tahun kuasai gedung putih biru
    MAKA KORBANKAN KURSI SENAYAN