PASRAH, Maria Meo Pasien Miskin Divonis Gagal Ginjal dan Harus Cuci Darah dengan Keterbatasan Ekonomi

Maria Meo berbaring lemah di rumah sakit

Ngada-InfoNTT.com,- Maria Meo salah satu warga Desa Turekisa, RT 06/ RW 02, Kecamatan Golewa Barat, Kabupaten Ngada, Propinsi Nusa Tenggara Timur pasrah dengan kondisi yang sedang dialami saat ini. Pasalnya pada pekan lalu dokter memvonisnya menderita gagal ginjal stadium 5 dan menurut saran dokter, Maria perlu melakukan proses cuci darah atau cangkok ginjal karena kedua ginjalnya sudah tidak bisa berfungsi lagi.

Sayangnya, akibat keterbatasan ekonomi, ibu dua anak ini mengaku pasrah dengan keadaan dirinya. Menurut pengakuan Maria saat dihubungi media ini via telepon seluler, Sabtu (17/10/2020) mengaku jika dokter sudah menyarankan untuk segera dirujuk ke RS Labuan Bajo untuk melakukan pencucian darah sejak seminggu yang lalu, namun karena keterbatasan ekonomi, dirinya kini masih dirawat di RSUD Bajawa dengan peralatan seadanya.

Saat ini kondisi Maria semakin lemah dan mungkin bisa lebih parah lagi jika tidak segera melakukan cuci darah. Ia sangat merindukan kesembuhan agar bisa berkumpul kembali dengan anak-anak serta keluarganya.

Segala upaya dilakukan untuk mempertahankan hidupnya demi mendampingi suami dan anak- anak tercinta, namun Dirinya sudah tidak berdaya akibat keterbatasan ekonomi.

“Saya saat ini pasrah karena setelah divonis sakit ginjal dan perlu untuk cuci darah saya tidak punya uang. Padahal kalau saya ada uang, saya mau cuci darah supaya bisa hidup dan lihat anak -anak saya serta mendampingi suami saya,” tuturnya.

Menurut Maria, sebelumnya dirinya memang sudah merasakan sakit, namun karena keterbatasan ekonomi sehingga dia lebih memilih untuk tetap bekerja di kebun untuk membantu suaminya dan bekerja di rumah untuk mengasuh anak -anaknya yang masih kecil. Akibatnya sakit ini terus bertambah dan semakin parah.

“Saya sudah sakit lama, tapi siapa lagi yang mau lihat anak- anak kalau saya di rumah sakit. Jadi saya terus bekerja seperti biasa, namun saat seluruh badan saya mulai bengkak, saya diantar ke rumah sakit dan setelah dicek oleh dokter saya di vonis sakit gagal ginjal stadium 5,” ungkapnya.

Setelah mendapatkan vonis dari dokter, Maria kemudian disarankan untuk mencuci darah di RS Labuan Bajo dan Dia berkonsultasi dengan kedua orang tua. Namun orang tuanya yang selama ini bekerja sebagai petani juga hanya bisa diam dan pasrah karena tahu bahwa mereka tidak akan berdaya dengan keadaan ekonomi sehingga bisa pasrah saja dengan keadaan.

“Saya kasih tahu bapak dan mama serta keluarga terdekat bahwa harus dirujuk ke rumah sakit Labuan Bajo atau Kupang karena di sana ada peralatan untuk mencuci darah, namun mereka diam dan pasrah dengan keadaan saya,” urainya sambil menahan tangisan pilu.

Dalam keadaan tak berdaya seperti ini Maria menjerit dan hanya bisa berdoa, semoga Tuhan bisa memberikan malaikat penolong lewat tangan- tangan dermawan agar dapat menolong dirinya terbebas dari sakit penyakit yang diderita. Dia berharap ada mujizat bagi dirinya agar bisa sembuh dan kembali berkumpul bersama suami dan kedua buah hatinya.

Saat ini Maria masih dirawat di ruangan Mawar RSUD Bajawa dengan status sebagai pasien umum, karena belum memiliki BPJS. Dirinya juga tidak terdata sebagai anggota BPJS yang dibiayai oleh pemerintah. Suaminya baru mengurus kartu BPJS Mandiri beberapa hari yang lalu dan baru bisa diaktifkan pada tanggal 29 Oktober mendatang. (Tim)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *