Kupang-InfoNTT.com-, Tidak semua laki-laki dapat melakukan kerja-kerja domestik ketika sudah memiliki jabatan yang lebih tinggi, seperti yang dilakukan oleh Abraham Kehi, pejabat Kepala Desa Tanah Putih, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang.
“Saya tidak memanfaatkan otoritas jabatan yang selalu memerintah, tapi saya ingin menunjukkan bahwa sebagai seorang pelayan wajib memberi contoh yang baik kepada bawahannya,” ujar Abraham Kehi ketika ditemui media ini, Kamis (16/01/2020) di kantor desa Tanah Putih.
Abdi negara yang biasa disapa Bram ini, dengan berbekal banyak pengalaman sebagai seorang pemimpin pada Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) di Kabupaten Kupang, tidak menempatkan dirinya sebagai seorang kepala seperti pemimpin yang lain tapi layaknya seorang pelayan.
“Memang sebagai seorang pemimpin kita dilatih sejak dini untuk bekerja keras dan harus mandiri, menunjukan hal apa saja bahwa kita adalah hamba, tidak serta-merta kita melihat pada porsi dan jabatan,” jelasnya.
Beberapa desa sudah disinggahinya dengan jabatan yang sama yaitu penjabat kepala desa sementara, seperti di desa Rabeka, desa Manusak, dan desa Tanah Putih saat ini.
“Ada yang bertanya kepada saya, apakah tidak menginginkan jabatan yang lebih tinggi? namun saya bilang saya tidak memandang itu, tapi rasa kepercayaan dari atasan kepada saya jauh lebih penting, apapun itu risikonya,” ungkapnya.
Sejak kepemimpinannya sebagai kepala desa Tanah Putih, wajah kantor yang dulunya ditutupi rimbunan pohon dan semak yang lebat seakan menyembunyikan aktifitas aparat yang mati suri, kini dibersihkan, sehingga dari kejauhan sudah terpantau aktifitas di kantor tersebut.
“Sejak saya dipercayakan menjadi penjabat kepala desa bulan April 2019, kantor desa ditutupi pohon-pohon, tapi saya dengan teman-teman bergotong royong membersihkan sehingga bisa kita lihat dengan jelas, ketika ada orang yang kebetulan melewati jalur ini mereka tahu ada aktifitas,” tandasnya.
Bukan hanya pekerjaan di luar ruangan yang dilakukan Abraham, tapi pekerjaan di dalam kantor terkadang juga dikerjakannya. Dirinya juga bekerja di dua tempat, yaitu kantor camat dan kantor desa.
Abraham melakukan dengan penuh disiplin, di mana setelah absen di kantor camat lanjut lagi ke desa. Ketika sampai ke kantor desa dan ada pekerjaan yang belum dikerjakan maka dirinya akan mengerjakan pekerjaan tersebut.
“Saya memulainya dengan menyapu ruangan, mengisi air di kamar mandi. Jadi tidak perlu saya menunggu untuk melakukan sesuatu selagi masih bisa dilakukan, banyak orang yang beranggapan bahwa kadang kita lakukan untuk mencari perhatian, namun bagi saya tidak,” tutup Bram.
Laporan: Mexi Bani