Oleh: Heronimus Bani (Penulis dan guru)
Bahasa Amanuban merupakan salah satu bahasa yang digunakan di Kabupaten Timor Tengah Selatan Propinsi NTT. kecamatan-kecamatan Amanuban Barat, Amanuban Selatan, Amanuban Tengah, Amanuban Timur, Batuputih, Ki’e, Kolbamo, Kot Olin, Kota So’e, Kualin, Kuanfatu, Kuatnana, Noebeba dan Oenino. Bahasa Amanuban menjadi bahasa tersendiri, dan sama seperti semua bahasa lain, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia, patut dipakai dalam pelayanan gereja. Bahasa Amanuban termasuk dalam rumpun bahasa-bahasa Meto” yang juga boleh dibayangkan sebagai satu rantai bahasa dan dialek.
Paragraf di atas saya kutip dari paragraf pertama kata pengantar buku Injil Markus dalam Bahasa Amanuban. Kira-kira apa artinya?
Selama ini selalu ada dalam imej orang bahwa sebutan atau istilah Dawan tepat disematkan pada pengguna Uab Meto khususnya yang berada di Timor Tengah Selatan Selatan, Amfo’an, Fatule’u, Amarasi dan Am’Abi dan komunitas sekitar wilayah-wilayah itu. Rasanya mereka benar. Tapi, penelitian-penelitian mutakhir mengungkapkan hal berbeda. Ada kemiripan bukan berarti sama.
Nah, Unit Bahasa dan Budaya GMIT dalam rangka mengantarkan pelayanan yang elektif maka salah satu pendekatannya adalah menerjemahkan alkitab ke dalam bahasa-bahasa daerah di lingkungan pelayanannya.
Telah terbit PB Bahasa Melayu Kupang, Dhao,Helong, Tetun Belu, Amarasi, Rote Tii, Rote Lole. Sementara dalam proses Rikou dan tiga bahasa di Alor: Klon, Teiwa, dan Wersing serta klaster Uab Meto: Amfo’an dan Amanuban.
Injil Markus dalam Bahasa Amanuban telah dikerjakan dengan prosedur dan standar internasional yang diakui oleh lembaga-lembaga penerjemahan AlKitab.
Tahapannya dimulai dari konsep oleh tim bersama pendamping tim (drafting), dikoreksi dalam tim bersama pendamping (team check), diperiksa sekaligus uji coba dengan pembina da kaum awam dilangsungkan dua kali. Selanjutnya team check untuk tahap dua sebelum diperiksa terakhir oleh konsultan (consultant check) bersama pembaca dari awam dari segala tingkatan usia, profesi dan jenjang pendidikan.
Seluruh tahapan itu dilewati oleh tim penerjemah alkitab manapun yang menggunakan pendekatan terjemahan secara dinamis yang mempertahankan makna asli tetapi konteks berbahasa mesti sesuai bahasa sasaran
Injil Markus dalam Bahasa Amanuban telah diluncurkan hari ini (14/6/19) di Niki-niki. Hadir Rev. Dr. David Jones, jr dan isteri dari USA. prof. Dr. Charles Grimes dan istri, Gubernur NTT yang diwakili asisten 3 Setda Provinsi NTT, Bupati TTS dan jajaran pemerintah Kabupaten TTS dan MS GMIT dalam hal ini Ketua MS. GMIT. Disaksikan para pendeta lingkup klasis Timor Tengah Utara dan majelis jemaat Sonhalan dan seluruh jemaat Sonhalan. Mereka telah menjadi saksi hidup atas peristiwa sukacita peluncuran injil Markus dalam Bahasa Amanuban.
Pesan terpenting hari ini adalah, bahasamu adalah jati dirimu. Malu menggunakannya sama dengan memalukan diri sendiri. Tuhan Allah sang Pemilik segala bahasa mau berbicara dengan kita dengan bahasa yang mudah dipahami dan mudah tiba di hati. Manalah boleh untuk diabaikan?
Merespon peristiwa sukacita hari ini, buku Markus Bahasa Amanuban ditawarkan seharga lima belas ribu rupiah. Saya secara sengaja mendatangi meja etalase. Anggota jemaat membolak-balik buku lalu mengembalikan. Jumlahnya lebih banyak daripada yang membeli untuk dibawa pulang.
Sementara tenda-tenda penjualan hasil ladang/kebun/mamar dikerubuti bagai semut mengerumuni gula. Itulah respon masyarakat, umat, jemaat setelah mendengar khotbah tentang minyak wangi yang mahal harganya (Mrk 14:3-10).
Kisah dan kesan akan dibawa pulang ke berbagai kampung di seluruh Banam mulai dari Niki-niki. Rembesan areanya meluas di seluruh Pah Meto. Menyeberang sungai, selat dan laut. Terbang di udara informasi ke berbagai negara setelah diaaksikan pula selain USA, ada pula dari Mexico dan Timor Leste. Salam dikirim dari Gereja Australia Bersatu.
Ketua MS GMIT berpesan agar anggota jemaat membaca dan menggunakan injil Markus ini di rumah dan dalam ibadah serta kebaktian. Ada pula harapan agar mendoakan tim yang sedang bekerja agar perjanjian baru dapat dikerjakan tepat waktu.
Demikian sekelumit kisah Markus Amanuban hari ini. Tuhan memberkati.