Korinus Masneno Minta Pemuda Klasis Amarasi Timur Menjadi Teladan

Oekabiti-InfoNTT.com,- Pembukaan Muspel dan Camp Pemuda GMIT Klasis Amarasi Timur Tahun 2019 yang digelar di Gereja Sonaf Honis Oekabiti, Kamis (26/09/2019) berlangsung meriah. Kegiatan ini akan berlangsung selama 3 hari, terhitung tanggal 26 sampai 28 September 2019.

Tarian gong dan natoni (bso’ sene dan A’ sramat) yang dipersiapkan oleh pemuda dari jemaat Pniel Tefneno Koro’oto menyambut kedatangan Bupati Kupang, Korinus Masneno. Kehadiran Bupati Kupang dalam kegiatan muspel dan camp pemuda ini sekaligus untuk memberi motivasi bagi pemuda-pemudi Amarasi. Sedangkan untuk peserta yang turut mengambil bagian dalam kegiatan muspel sendiri yakni dari unsur pemerintah, opd, kepolisian, tokoh agama dan Ketua majelis jemaat se-klasis Amarasi Timur.

Bacaan Lainnya

Dalam sambutannya Korinus Masneno mengatakan pemuda harus belajar agar menjadi pribadi yang baik dan mampu menjadi teladan di tengah jemaat dan masyarakat. Pemuda harus lebih aktif dalam setiap kegiatan gereja sehingga bisa mengukur kemampuan diri dan kelemahan diri.

 

Bupati Kupang ketika diikat kain adat Amarasi

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Kupang juga mensosialisasikan revolusi 5P sebagai program unggulan saat ini, harapannya agar pemuda bisa membuka usaha, bisa beternak sapi, atau usaha yang bisa mendongkrak ekonomi dalam rumah tangga.

Sedangkan musyawarah untuk pelayanan dilakukan lantaran berakhirnya masa jabatan badan pengurus. Sebanyak 27 dari 46 mata jemaat di Klasis Amarasi Timur menghadiri muspel dengan total peserta 690 jiwa dengan perwakilan 15 orang setiap mata jemaat.

Kebaktian bersama untuk pembukaan kegiatan ini dipimpin oleh Pendeta Sepy Marthen Alexander Hawu, S.Th. Di mana dalam kotbahnya menekankan kepada pemuda agar menjadi spirit utama dalam pelayanan dan tidak boleh tergiur dengan hal-hal yang membawa dampak yang buruk.

Thema yang ditentukan kali ini adalah “Yesus Kristus Adalah Tuhan” dengan sub thema: “menjadikan pemuda GMIT sebagai murid Kristus yang spiritual, inovatif, dan kreatif dalam kehidupan bergereja dan berbudaya”.

Ketua Pemuda Sinode GMIT, David Natun, S.Pd, M. Pd, dalam sambutannya menegaskan, orang orang muda akan melihat jalan dan sejauh mana pemuda berjalan, sebab dalam kegiatan ini terbagi dalam dua yaitu Muspel dan Camp yang merupakan bagian yang tak terpisahkan. Oleh karena itu dirinya berharap agar pemuda tidak saja hadir dalam kegiatan yang besar tetapi bisa setia dengan hal-hal kecil.

Momen ini bukan momentum politis, di mana peserta hadir dalam jumlah yang banyak karena akan ada pemilihan badan pengurus. Sedangkan untuk acara perlombaan sendiri diawali dengan lomba busana daerah atau fashion show, poco-poco rohani, tarian daerah kreasi serta dance rohani.

Laporan: Mexi Bani

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *