Jerry Manafe Selesaikan Perselisihan di Jemaat Yeduton Sahraen

Wakil Bupati Kupang saat menyelesaikan persoalan jemaat di Amarasi Selatan

Amarasi-InfoNTT.com,- Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe mendamaikan perselisihan yang terjadi di antara sesama Jemaat Yeduton Sahraen, Sabtu (21/12/2019) pada saat peletakan batu pertama di Klasis Amarasi Barat, Kabupaten Kupang.

Kepada Jemaat Manafe di Gereja di Desa Sahraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Jerry menyampaikan bahwa sehebatnya seseorang namun tanpa Tuhan tidak ada yang dapat memukul dada karena yang dimiliki manusia adalah milik Tuhan.

Manafe mengajak seluruh jemaat untuk melihat dan berpikir seperti Kristus, bahwa gereja bukan milik pendeta atau siapapun, namun adalah milik Tuhan, dan jika milik Tuhan maka tidak perlu menganggap siapa yang lebih dan siapa yang kurang. Menurut Manafe, di mata Tuhan semua sama tanpa membedakan hitam putih, jabatan, kaya dan miskin.

“Saya menjadi Wakil Bupati adalah Pilihan Tuhan dan itu adalah anugerah dan kepercayaan Tuhan, tidak seorangpun yang akan mati membawa semua jabatan maupun harta yang diperoleh,” ujar Manafe.

Lanjut Manafe, apa yang dibanggakan, semua sia-sia, hanya kasih. Dirinya berharap agar jemaat saling mengasihi dan saling mendukung untuk pembangunan gereja Tuhan dan dalam kehidupan sehari-hari karena Tuhan tidak mengajarkan untuk membenci siapapun.

Tidak ada satupun manusia yang sempurna karena yang sempurna adalah Tuhan. Jika ada yang salah dan diberi solusi itu wajar, karena untuk saling melengkapi dan memperbaiki, bukan saling memisahkan apalagi hingga ada kebencian.

Manafe minta Jemaat agar apabila ada masalah harus diselesaikan dengan cara Tuhan, bukan manusia. Apabila mengunakan cara manusia masalah sekecil apapun pasti dianggap berat dan tidak menemui solusi.

Selain itu Manafe minta jemaat saling merangkul, pegang tangan dan berdoa serta berefleksi bahwa hidup hidup ini adalah kesempatan untuk melayani, membangun, mengasihi dan harus mengunakan waktu hidup ini karena hidup hanya sekali.

Petrus Seo salah satu jemaat di hadapan Manafe menyampaikan penolakan peletakan batu pertama gereja karena ada masalah antar sesama jemaat yang terjadi saat persiapan peletakan.

Namun Petrus kemudia bersyukur, karena dengan hadirnya Wakil Bupati dapat menyatukan kembali perbedaan pendapat yang terbangun, sehingga jemaat saling merangkul dan dapat meletakan batu pertama gereja untuk pembangunan kedepan.

Ketua Majelis Yeduton Sahraen Ribka Benu menyampaikan bahwa penantian peletakan batu pertama itu sudah lama dinantikan, sehingga peletakan merupakan moment yang sangat indah.

“Sudah sejauh hari kami persiapkan semua ini dan kehadiran Wakil Bupati merupakan suatu anugerah dari Tuhan Yesus untuk mendirikan rumah ibadat jemaat bagi Tuhan. Pembangunan gedung gereja adalah salah satu kekuatan pembangunan mata iman dan kepercayaan jemaat,” ujar Ribka.

Sementara Ketua Klasis Amarasi Barat Pet Taimeno kepada jemaat menyampaikan bahwa moment natal itu untuk saling berbagi. Orang Amarasi adalah orang yang memiliki karakter budaya yang ada sejak turun temurun sekalipun marah tidak akan marah di depan umum.

“Sekalipun ada tamu yang datang, tidak akan marah, tetapi jika ada tamu maka tamu tersebut akan sangat dihargai dan marah hanya di belakang saja,” ujar dia.

Ketua Klasis mengaku kaget saat hadirnya Wakil Bupati memenuhi undangan peletakan, namun tiba-tiba ada perselisihan pendapat hingga penolakan peletakan batu pertama, sehingga dirinya jemaat minta agar saling mendukung dalam berbagai pembangunan dan harus tahu diri tentang budaya dan adat Amarasi, di mana segala perselisihan harus dibicarakan.

“Ada orang yang sulit memudahkan hal-hal sulit, sehingga walaupun sebenarnya bukan masalah juga akan dibesar-besarkan. Pada bukan natal ini harus saling berkoordinasi dengan baik karena tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya asalkan andalkan Tuhan,” ujar Ketua Klasis.

Laporan: Chris/Tim)

Pos terkait