PMII Cabang Kupang Mengajak Masyarakat untuk Mencintai Produk Lokal

PMII Cabang Kupang
PMII Cabang Kupang

Kupang-infontt.com,- Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kupang melakukan aksi demo terkait isu sentral dan tertekannya nilai rupiah, Rabu (10/10/2018) di tiga titik yakni kantor DPRD Provinsi NTT, Bank Indonesia dan Kantor Gubernur.

Haznu Ibrohim, ketua PMII Kupang dalam orasinya mengatakan tertekannya nilai rupiah saat ini diketahui bersama, sekitar Rp 15.180,00 per dolar. Apabila nilai rupiah ini mengalami ketertekanan tentu ekonomi dan keuangan secara nasional akan mengalami pelemahan, dan kekhawatiran PMII Kupang, negara ini akan kembali pada peristiwa 1997 dan 1998 yaitu krisis moneter.

“Hari ini kami melakukan aksi demonstrasi di kantor DPRD Provinsi NTT, kami menemui komisi tiga yang menangani bidang keuangan dan ekonomi, setelah itu berlanjut ke Bank Indonesia dan diterima. Kami mengangkat kajian selain kenaikan harga tukar rupiah terhadap dolar, kami juga mendiskusikan persoalan kestabilitas ekonomi dan keuangan ragional NTT untuk laporan 2018,”ujar Haznu kepada infontt.com.

Ia juga menambahkan PMI hari ini menanyakan kepada DPRD Provinsi NTT dan kepada BI, seperti apa bentuk pertanggungjawaban mereka dan upaya staktis dan strategis yang diambil oleh pemerintah setempat demi menjaga inflasi.

PMII Kupang juga mengutuk Komisi tiga DPRD NTT, sebab sekitar satu bulan yang lalu memberikan laporan, di mana laporannya adalah perekonomian di NTT mengalami deflasi yang artinya baik dan aman-aman saja. Akan tetapi dari data Badan Pusat Statistik NTT, sekitar dua minggu yang lalu di kota Maumere mengalami inflasi.

Aksi terakhir di Kantor Gubernur PMII menanyakan terkait optimisme yang dibangun oleh pemerintah daerah baik itu dari Komisi tiga DPRD Provinsi, BI dan Gubernur NTT dalam menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan ragional Provinsi NTT.

“Di sini PMII Kupang mengajak masyarakat Nusa Tenggara Timur untuk melakukan gerakan cinta produk lokal dan mengimbau sekaligus mengajak masyarakat agar tidak menukar dolar tapi lebih memperbanyak melakukan pembelian dengan menggunakan uang rupiah,”tegas Haznu.

Laporan: Donyuan Bani

Editor: Redaksi

Pos terkait