Persoalan ini melibatkan para pimpinan Ormas Islam di NTT. Dimana dugaan adanya obral jabatan yang di janjikan oleh Profesor Fred Benu selaku Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana).
Ini bermula sejak proses pemilihan Rektor Undana, dimana dalam surat terbuka mengatakan “Melalui Surat Terbuka ini saya ingin mengemukakan beberapa fakta dan indikasi yang saya hadapi menjelang proses pemilihan Rektor Undana periode 2017 -2021 sampai dengan pemilihan Wakil Rektor Undana yang berlangsung pada tanggal 30 Mei 2018. Fakta dan indikasi yang saya maksud adalah proses interaksi dan keterlibatan antara saya dan saudara dengan beberapa pihak lainnya, terutama dengan Prof. Fred Benu (sebagai Rektor) dan pihak tertentu yang mengatasnamakan Ormas lslam – yang berjuang secara maksimal dengan cara meminta dan merebut jabatan WaRek ll Undana,” demikian kutipan pembukaan surat terbuka tersebut.
Dalam surat tersebut, Khalid pun ingin mengingatkan sebagaimana tanggung jawab moral dan juga sepak terjang seorang Wakil Ketua MUI yang seharusnya menjadi teladan bagi para umatnya, “Surat TERBUKA ini saya buat sebagai tanggung jawab moral saya untuk mengingatkan saudara (lr. H. Jalaluddin H. Samir, M.Si) yang mempunyai status sebagai PENDIDIK dan ULAMA yang menduduki jabatan formal sebagai Wakil Ketua MUI NTT sejak tahun 1995 sampai sekarang, dan sebagai Pengurus Nahdatul Ulama NTT. Sebagai pendidik dan ulama, seharusnya semua sepak terjang saudara (lr. H. Jalaluddin H. Samir, M.Si) seharusnya menjadi contoh serta suri teladan bagi umat,” kutipan tujuan surat terbuka.
Diduga juga ada niat dari Prof. Fred Benu untuk mengajak Khalid menempati Wakil Rektor II Universitas Nusa Cendana. Dimana ini merupakan janji ketika Prof. Fred Benu kembali maju pada putaran kedua pemilihan Rektor Undana dan merupakan awal konflik ini terjadi.
“Sebagai keluarga dekat dan sebagai sesama dosen muslim (yang jumlahnya tidak sampai 10% dari total dosen Undana), saya merasa berkewajiban menyampaikan kepada saudara (lr. H. Jalaluddin H. Samir, M.Si) tentang niat Rektor Undana Prof. Fred Benu mengajak saya untuk membantu beliau (Prof. Fred Benu) dengan menjanjikan kepada saya untuk menjadi Warek ll jika beliau terpilih kembali menjadi Rektor Undana periode 2017 – 2021. Dengan penuh keterbukaan dan kekeluargaan, saya sampaikan informasi tersebut ketika kita bertemu di rumahnya kaka lrwan Bethan (3 Mei 2017 malam) dalam rangka pinangan buat ananda Rahman Bethan. Sangat jelas tujuan saya menyampaikan informasi tersebut, yaitu mohon dukungan dan doa restu agar niat baik Rektor Undana Prof. Fred Benu dapat terwujud. Alhamdulillah, saudara (lr. H. Jalaluddin H. Samir, M.Si) mendukung sepenuhnya. Ketika itu kita berdua (lr. H. Jalaluddin H. Samir, M.Si dan Khalid) juga bersepakat menyampaikan informasi ini kepada Ketua MUI NTT sekaligus mohon dukungan dan doa,” kutipan poin 1 Surat terbuka.
Oleh karena niat baik yang telah ditawarkan oleh Prof. Fred Benu dan juga beberapa pembahasan yang telah disepakati bersama dengan beberapa teman lainnya termasuk Jalaluddin maka mereka pun berusaha untuk memberitahukan kabar gembira ini kepada Drs. KH Abdul Kadir Makarim selaku ketua MUI NTT.
“Berdasarkan hasil pembicaraan tersebut (point 04 Surat Terbuka) dan sesuai dengan pembicaraan kita bertiga sadara Abas Kasim (point 03 Surat Terbuka), maka -melalui sambungan telpon saya mohon kesediaan saudara untuk menghubungi atau meminta kesediaan waktunya Ketua MUI (Abah Makarim) agar kita bisa bersilaturahmi ke rumahnya Dan alhamdulilah, tanggal 22 Juni 2017 kurang lebih pukul 21.30 Wita (setelah sholat Tarawih) kita bertiga saudara Abas Kasim bersilaturahmi ke rumah Abah Makarim,” masih dalam poin kutipan Surat Terbuka.
Seperti telah saya (Khalid) sebutkan melalui Whatsapp (WA), selang 10 menit kemudian datang bergabung saudara Hamzah Wulakada menyerahkan titipan lebaran dari Rektor Undana buat Abah Makarim. Ketika itu saudara yang memandu jalannya pembicaraan kita berlima (Abah Makarim, Jalal, Abas Kasim, Hamzah dan Khalid). Jika saya membayangkan ulang, malam itu suasananya begitu familiar, sejuk dan penuh barokhah. Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, tepatnya dua hari menjelang ldul Fitrih 1438H, seorang Umat lslam NTT yang bemama Dr. Khalid K. Moenardy, M.Si didampingi dua orang Saudaranya (lr. H. Jalaluddin H. Samir, MSi Wakil Ketua MUI NTT/PD ll Fapet Undana dan Drs. Abas Kasim, M.Si/PD ll FISIP Undana) datang ke hadapan Almukarram Drs. KH Abdul Kadir Makarim (Ketua MUI NlT) untuk memohon dukungan dan doa restu agar DIMUDAHKAN JALANNYA menjadi salah satu Warek Undana sesuai niat dan janji Rektor Undana Prof. Fred Benu.
“Saudaraku Jalaluddin, saya masih ingat dengan baik, malam itu saudara langsung mengucapkan Selamat ld kepada Abah Makarim sekaligus pamit karena saudara bersama keluarga berlebaran dengan lbunda Hj. Siti HAWA di Lamahala, Flores Timur,” Kutipan poin 5 surat terbuka.
Demi mempertahankan Prof. Fred Benu sebagai Rektor Undana sekaligus membuka ruang agar dapat meraih janji yang telah disepakati bersama Prof. Fred Benu, maka diduga dari pihak MUI NTT mencoba mendekati Menristekdikti.
“Sekitar pertengahan bulan Juli atau di akhir Juli 2017, pada salah satu pertemuan saya (Khalid) dengan Rektor Undana Prof Fred Benu di ruang kerjanya, kami membicarakan tentang rencana suksesi Rektor Undana yang akan dilaksanakan pada bulan November 2017. Ketika itu kami berdua (Khalid dan Prof. Fred Benu) sepakat untuk perlu adanya pendekatan informal dengan Menristekditi yang menyatakan bahwa umat lslam NTT dan khususnya dosen Muslim di Undana masih menginginkan Prof. Fred Benu melanjutkan jabatan Rektor Undana periode kedua 2017 -2021. Teknis pendekatan dengan Menristekdikti (siapa yang melakukan pendekatan dan kapan) saya (Khalid) yang mengatur. Begitu keluar dari ruang kerja Rektor Undana, saya langsung menelpon saudara (lr. H. Jalaluddin H. Samir, M.Si) agar menghubungi Abah Makarim untuk meminta kesediaan beliau menemui Menristekdikti. Ketika itu saya sampaikan kepada saudara (lr. H. Jalaluddin H. Samir, M.Si) bahwa kapan Abah Makarim mau berangkat, jika mau ikut menemani Abah Makarim juga terserah, karena Prof. Fred Benu yang membiayai. Selanjutnya jika sudah koordinasi dengan Abah Makarim, silakan saudara (lr. H. Jalaluddin H. Samir, M.Si) langsung hubungi Prof. Fred Benu untuk mengatur keberangkatan ke Jakarta menemui Menristekdikti,” demikian kutipan poin 7 surat terbuka.
Lain dimulut lain dihati, begitu pula dengan kesepakatan yang telah disepakati waktu itu, ternyata prasangka buruk yang segera saya abaikan itu terbukti sekarang. lr. H. Jalaluddin H. Samir, M.Si telah mengabaikan kepercayaan dan harapan yang sudah dijalani bersama sejak tanggal 3 Mei 2017, kemudian dilanjutkan silaturahmi ke Abah Makarim tanggal 22 Juni 2017 lalu, termasuk komunikasi saya (Khalid) dengan saudara lr. H. Jalaluddin H. Samir, M.Si dalam rangka melakukan pendekatan internal dengan Menristekdikti, dimana lr. H. Jalaluddin H. Samir, M.Si bersama Abah Makarim ke Jakarta menemui Menristekdikti.
“Dari rentetan peristiwa inilah, kemudian secara spontan saudara Abas Kasim mengatakan ini namanya MENGGUNTING DALAM LIPATAN, ketika saudara Abas Kasim mendengar amanat dari Rektor Undana Prof. Fred Benu yang disampaikan kepada saya pada tanggal 18 Desember 2017 melalui Prof. Simon di ruang kerja PD ll FISIP Undana, bahwa PENCALONAN PAK KHALID SEBAGAI WAREK ll UNDANA DITOLAK NU. Tentunya saudara lr. H. Jalaluddin H. Samir, M.Si memahami dengan baik, bahwa yang dimaksud dengan MENGGUNTING DALAM LIPATAN adalah saudara sendiri. Kalimat atau ungkapan ini, kemudian ditanyakan secara langsung kepada saudara Abas Kasim oleh Rektor Undana Prof. Fred Benu,” begitulah bunyi kutipan poin 8 Surat Terbuka.
Laporan Reales: beberapa Kutipan Penting Yang Tertuang Dalam Surat Terbuka Dari Khalid K. Moenardy Kepada lr. H. Jalaluddin H. Samir, M.Si
Wartawan: (S.L/28)
Editor: Redaksi INFO NTT