Lelogama-infontt.com,- Sungguh suatu kebahagiaan tiada terkira, bahwa bahasa yang tadinya dianggap rendahan oleh pemakainya dan oleh orang sekitar pemakai bahasa itu, kini bahasa itu telah naik kelas, bahkan naik kelas tertinggi. Aguab Meto’ Amfo’an salah satu cabang bahasa dari induk bahasa Uab Meto’, kini yang oral menjadi tertulis. Perwujudannya dimulai dari menerjemahkan Injil Markus ke dalam Aguab Meto’ Amfo’an. Mengapa memulai dari sana?
Menerjemahkan alkitab adalah suatu misi yang sangat berat. Beratnya misi ini dirasakan oleh para penerjemah, akan tetapi terasa seakan ringan karena banyak pihak terlibat di dalamnya. Ada sejumlah pihak terlibat yang kiranya dapat disebutkan seperti: penutur asli, orang ahli (bahasa, antropologi, sosiologi, teologi, biblika, tafsiran), sponsor, pendo’a, penerjemah, pendamping, pembina, konsultan ahli. Semua itu diejawantah dalam institusi-institusi.
Khusus di Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) dalam rangka misi menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa di dalam wilayah pelayanan GMIT, telah dibentuk wadah Unit Bahasa dan Budaya. Wadah ini merupakan tempat dimana MS GMIT bekerja sama dengan Arafura Consulting and Training Services (ACTS), dimana AuSIL berada di dalamnya. AuSIL, atau Australian Society and Indigenous Languages, berkantor di Australia Utara (Northerm Territory). AuSIL memperhatikan bahasa-bahasa suku-suku bangsa Aborigin, dan bangsa-bangsa di Pasifik, serta Timor Leste dan Nusa Tenggara.
Suatu kebanggaan, bahwa AuSIL tikda bekerja sendirian, ia ada dalam jaringan besar bersama Wycliff Bible Translators (WBT) yang mengirim para ahli ke berbagai Negara untuk misi penerjemahan Alkitab. AuSIL sendiri merupakan salah satu bagian dari SIL International, dimana tugas-tugas penelitian dan pengembangan bahasa-bahasa daerah menjadi perhatian mereka pula.
Aguab Meto’ Amfo’an salah satu sasaran dari UBB GMIT dalam program kerjanya, di samping Uab Meto’ Amanuban, dan bahasa-bahasa lain yang sedang bekerja di Alor.
Tahapan pelaksanaan penerjemahan seperti: konsep, baca ulang konsep dalam tim, baca ulang bersama pembina (dua kali), baca ulang dalam tim untuk perbaikan ejaan, baca ulang bersama Konsultan ahli, baca ulang dan perbaikan ejaan terakhir. Tugas selanjutnya adalah menyiapkan pencetakan yang dimulai dengan apa yang disebut type setting. Ini membutuhkan waktu yang cukup lama, dan perlu pula seorang tenaga ahli untuk maksud ini. Berhubung tahap type setting harus memperhatikan penggalan kata, frase dan kalimat sehingga tidak mengurangi makna dari satu kata, frase, kalimat dan paragraph.
Seluruh proses itu bila telah terlewati. Selanjutnya tugas institusi penyandang dana mengusahakan dana pencetakan. Bila dana pencetakan tersedia, maka Unit Produksi pada UBB GMIT bergiat. Pada saat yang sama Tim Penerjemah berkoordinasi dengan masyarakat/jemaat/umat pengguna bahasa, melalui gereja (Majelis Klasis, Majelis Jemaat) agar mempersiapkan peluncuran Kitab yang sedang dalam proses itu.
Kini, Injil Markus dalam Aguab Meto’ Amfo’an telah tiba di tangan pembacanya yaitu pemilik bahasa itu sendiri, dan para pemerhati bahasa. Ia akan dibaca pula oleh para fungsionaris berbagai denominasi gereja.
Injil (Kabar Baik, Kabar Sukacita) yang ditulis oleh Markus kini tiba di negeri susu dan madu, Binoni-Amfo’ang; negeri dengan bukit-bukit batu cadas yang indah, diselingi hamparan padang sabana dimana ternak kuda dan sapi. Di sana ada hutan Ampupu dan area hutan lainnya yang membentang dimana lebah menyediakan madu dengan rasa sangat berbeda. Di sana ada Timau yang akan menjadi tempat dimana para ahli perbintangan menerawang ke angkasa luar.
Ketika bahasa lisan menjadi tulisan, berbanggalah. Belajarlah hai kaum Binoni-Amfo’an. Kuasailah bahasamu sendiri dalam ragam lisan dan tulisan. Jangan biarkan orang menggertak kamu dengan bahasa berbeda yang menghancurkan bahasamu yang adalah identitas dirimu. Jangan menjadi rendah diri karena bahasamu dianggap kurang gaul. Ingatlah, di Negara Kesatuan Republik Indonesia, bahasa daerah tidak dihapus. Justru bahasa daerah menjadi bagian yang memperkaya Bahasa Indonesia.
Ayo, Amfo’ang Utara, Amfo’ang Selatan, Amfo’ang Barat Laut, Amfo’ang Tengah, Amfo’ang Timur, dan Amfo’ang Barat Daya, giatkanlah berbahasa. Keindahan bahasamu seindah tenunan beti’, ‘mau dan tais. Keindahan basanmu seindah lagu-lagu pujian sorgawi dalam nada bonet, bsoo’ sene, bsoo’ bilu.
Kristus Yesus kini berbicara denganmu dalam bahasamu. Mengapa ragu berbicara dengan-Nya? Berbicaralah kepada Pemilik dan Pemberi bahasa itu. Dialah Tuhanmu.
Penulis: Heronimus Bani