Si Ica Pecah Tangis?

Maria Anilsa Adak

AMERTA

Pecah hati ini ketika melihat kembali kenangan,
rasa takut terpuruk begitu kuat
menghantui malam, walau derai hujan selalu
membawa kenangan pedih, tentang kehilangan
Aku tetap saja merindu, walau hati kian merentak
tak lagi bisa tersentuh…

Inspiratornya si Ica, mendiang ayahandanya tercinta

Malam kian pekat dan kesunyian kian bertambah hebat,
seakan meramu semuanya pada hati yang tak lagi kuat.

Bacaan Lainnya

Ayahanda tercinta dalam peraduan…
ceritakanlah lebih banyak tentang kisah
yang belum pernah kudengar…
seperti gadis-gadis lain bersama ayahandanya…
yang begitu bahagia?

bisakah?

Kadang…
akh…
bukan kadang tetapi kini menjadi lebih sering
cemburu begitu cepat membakar hatiku,
ketika kulihat mereka begitu menikmati
bagaimana hangatnya dekapan peluk kasih orang terkasih…

Ada suara rintih pada hatiku…
si sakit terdengar semakin memilukan…

Apakah aku baik-baik saja?
Tidak!
Rinduku kian bertambah hebat
seperti hujan bulan ini.

Author: Maria Anilsa Adak

Pos terkait