Sungguh suatu keniscayaan ketika para pengajar PAR di Jemaat GMIT Pniel Tefneno’ Koro’oto bersama anak-anak mereka dalam suatu kebaktian natal PAR, mereka mengenakan pakaian khas tradisional (pakaian adat) masyarakat Amarasi Raya. Rupanya anak-anak ini hendak diintrodusir dengan rasa cinta pada pakaian khas etnis mereka. Suatu langkah jitu di tengah gencarnya gempuran westernis.
Berikut ini beberapa foto hasil jepretan anggota infontt.com.
Anak-anak Kelas Indria yang berumur antara 6-9 tahun, tampil dalam tari dan lagu dalam balutan pakaian khas masyarakat Amarasi Raya.
Gambar di atas memperlihatkan anak-anak ini bersemangat ketika tampil membawakan tari dan lagu. Lagi-lagi mereka tidak canggung dengan pakaian khas etnis mereka. Mereka rupanya bangga dengan pakaian itu.
Guru-guru atau pengajar PAR Jemaat GMIT Pniel Tefneno’ Koro’oto memberi contoh yang baik pada anak-anak mereka. Mereka telah terlebih dahulu mengenakan pakaian khas etnis masyarakat adat Amarasi Raya.
Semoga hal ini terus berlanjut, maka pakaian khas yang menjadi ciri suatu etnis dapat dipertahankan dan dilestarikan. Pada gilirannya ketrampian tenun-ikat akan terus bertahan dan berkembang.
Penulis: Heronimus Bani