Emas di Hamparan Skukuk Debu

 tiraimagnetmurah.com
sumber gbr: tiraimagnetmurah.com
sumber gbr: sagolddigers.com.au
sumber gbr: sagolddigers.com.au

Rancang bangunku dari cairan.
Dilahirkan dalam darah dan daging.
Dibentuk di atas tanah berdebu.
Menari, berkeringat di panggung skukuk berdebu.
Berharap disodori koin emas dari tangan berdebu skukuk.

Aksesoris emas noni-mnatu’ tak ‘kan berkilau-kilauan,
pada tubuh yang kemarauan lagi raka’pee’,
meto’-meto’ nan kemarau di hati dan perasaan.
Merangkak maju, fonat ma siri’ sangat sulit,
bergerak dan berderak di tempat saja, bagai kereta beroda engkel.

Tulangku retak hingga remuk.
Darahku berhenti mengalir, kering, dan merana.
Daging tubuhku memar membusuk punu’ hingga foo punu’.
Penghuni dalam perutku mengalirkan bakteri pembusuk.
Teganya menghancurkan satu tubuh yang banyak anggota.

Aku kembali mengais skukuk berdebu.
Mengharapkan emas, noni-mnatu’ di hamparan dan kedalamannya.
Semakin kukais, semakin skukuk berdebu saja.
Tubuhku bermandikan skukuk berdebu saja.
Sia-sia mengais emas, noni-mnatu’ di hamparan dan kedalaman afu skukuk berdebu.

Kubenamkan keinginan agar kembali ke bentuk cair.
Sehingga bisa merembesi rahim ibuku.
Mengkristal, membangun, merangkai dan menenun model bermakna.
Daripada mengais noni-mnatu’ emas di hamparan dan kedalaman afu skukuk berdebu.
Sekalipun diterbangkan angin seluruhnya,
tersisa pula gundukan tanah bakal calon skukuk debu lagi.

Tuhan ampunilah dosa-dosaku,
Dan baharuilah berkat-Mu kepada para pencari noni-mnatu’ emas.
Semoga mereka menemukannya,
Di hati lembab bercampur ani’te’i.

Koro’oto, 02 Pebruari 2015; Heronimus Bani

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *