Yesaya Ranboki, Kami butuh tambah guru dan ruang kelas baru

Siswa SD Bimous bersama Kepala Sekolah
kepala sekolah SD Bimous
Yesaya Ranboki

Oelamasi, Info NTT – Sekolah Dasar Negeri Bimous, menjadi sekolah dengan umur paling muda di Kecamatan Amarasi Timur. Berdiri pada tahun 2010, yang dilatari jarak tempuh ke sekolah terdekat sejauh 4 kilometer dengan melewati sungai. Untuk sampai ke sekolah terdekat itu anak-anak tidak mendaki atau menuruni lereng, namun karena sungai yang dilewati pada musim hujan membahayakan anak-anak.

Sekolah ini berdiri dengan siswa pada mulanya sebanyak 58 orang sehingga ia disebut SD Kecil. Seiring bergulir majunya waktu, SD Bimous mendapatkan perhatian pemerintah kabupaten Kupang sehingga ditingkatkan statusnya menjadi unit sekolah baru.

Bacaan Lainnya

Ranboki menjelaskan bahwa area seluas 15.625 m2 (125 m x 125 m), diserahkan/dihibahkan tanpa ganti rugi oleh 2 orang warga Dusun 4 (Bimous) desa Oebesi. Area seluas itu telah ditata dengan pembagian menjadi 2 kolom, yaitu untuk arena bermain anak (lapangan olahraga) dan area bangunan sekolah. Pada waktu ini, bangunan sekolah yang sudah ada yaitu 3 ruang belajar, 1 ruang kantor. Kebutuhan akan ruang belajar parmanen diharapkan menjadi perhatian pemerintah kabupaten Kupang. Sambil menunggu hal itu terjadi, masyarakat Dusun Bimous bergotong royong membangun rumah sekolah darurat. Hal ini dilakukan sama seperti ketika mereka menginginkan berdirinya sekolah di dusun ini.

Tentang tenaga pengajar (guru), Ranboki menjelaskan bahwa sudah ada 4 orang tenaga guru negeri (PNS) dimana keempat orang bertugas sebagai guru kelas dan seorang merangkap tugas tambahan sebagai kepala sekolah, yaitu Yesaya Ranboki sendiri. Untuk mengatasi kekurangan tenaga guru, diangkatlah 4 orang tenaga guru widyabakhti (relawan) sebanyak 4 orang.

Sampai dengan tahun 2015 ini jumlah siswa sudah mencapai angka 103 orang. Angkatan pertama 19 orang yag mengikuti ujian, dan yang sekarang siap mengikuti ujian 23 orang.

“Kami butuh tambahan guru negeri dan bangunan ruang kelas baru.” pungkas Yesaya Ranboki mengakhiri percakapannya dengan crew INFO NTT. (roni)

Pos terkait